27

30 6 0
                                    

Yuhu~ i'm back...
Lama banget yyy saya tidak up? Tapi ga sampe setahun kok :) Becanda pren...

2022 apakabs? Masih terjebak prenjonkah? Virtual kah? Atau beda agama? Wkwkwk apapun itu, tetep happy kiyowok ya.

And happy reading!

.
.
.

           Sepulang sekolah, Ariel akan pergi ke tempat latihan memanah. Sebenarnya ia tidak begitu rutin pergi ke sana, ia pergi kesana hanya ketika ingin.

Ia memiliki akses bebas keluar masuk karena tempat itu dimiliki oleh pamannya Leon, entah bagaimana caranya tapi Leo mengatakan hal tersebut.

Ternyata hari ini tempat pelatihan cukup ramai oleh para remaja bersama teman temannya, ya setaunya banyak para remaja berprestasi yang sering berlatih disini.

Ariel pergi ke toilet yang sudah di sediakan, ia akan berganti baju untuk segera berlatih.

5 menit kemudian Ariel sudah siap dengan kaos lengan panjang berwarna hitam dengan legging hitam, membuat lekuk tubuhnya yang sempurna benar benar terlihat. Ia juga sudah menguncir rambutnya dengan topi yang ada di kepalanya.

"Ariel?"

Gadis itu menatap pria yang menyapanya, dia William-paman Leo

Ariel tersenyum tipis "Paman Willi" sapanya

Pria dewasa itu mendekati Ariel "Sudah lama sekali kamu ga kesini, apa yang buat kamu berkunjung?" tanya William

Ariel terkekeh, itu benar "Aku hanya perlu beberapa waktu refreshing, jadi aku memutuskan kesini" ujarnya

William mengangguk "Tanpa Leo?" tanyanya menggoda

Ariel mengangguk "Tanpa Leo" jawabnya, lalu mereka tertawa kecil bersama

"Baiklah, paman harus kembali kerumah. Bersenang senanglah" pamit William

Ariel tersenyum dan mengangguk, lagi "Terimakasih paman"

Selepas kepergian William Ariel mulai mengambil alat alat miliknya yang ada di loker, dia sengaja meninggalkan perlengkapannya disini.

Saat memasuki lapangan, banyak mata yang memandang Ariel dengan berbagai macam pandangan.

"Coach" panggil Ariel kepada seorang wanita dewasa yang sedang fokus kepada beberapa remaja

Wanita itu berbalik dan memandang terkejut kehadiran Ariel "Astaga Elle, kamu beneran kesini? Hoah, kamu baru ingat ada saya heh?" tanyanya sinis

Ariel tersenyum tipis dan mengangguk membuat wanita itu hendak mengomel lagi, tapi- "Aku bercanda" ujar Ariel

Farah atau atau sering di sapa orang orang pelatihan coach Far, saat Ariel sering sekali kesini wanita itulah yang membimbingnya. Jadilah mereka menjadi sedekat ini.

Ariel melirik para remaja Smp yang ada tak jauh di belakang Farah "Sedang ada tamu?" tanyanya

Coach Far mengangguk "Ah mumpung ada kamu disini, kamu harus jadi objek contoh mereka. Ayo" Wanita dewasa itu menarik Ariel dan mendekati para remaja Smp itu

Ariel menurut.

"Semuanya, perkenalkan dia Ariel salah satu anak bimbing saya dari lama" ujar Coach Far memperkenalkan

Ariel sedikit membungkukkan kepalanya "Ariel" ujarnya datar

"Dia saat ini duduk di kelas 11 SMA, jadi hanya berbeda 2 tahun dari kalian. Kalian mau nyoba main sekarang?" tanya Coach Far kepada mereka, tidak terlalu banyak hanya sekitar 6 orang

"Yes Coach" seru mereka serentak

Coach Far mengangguk "3 orang sama saya, sisanya sama Ariel. Ariel mohon bantuannya" pinta Coach Far dengan senyum merayunya

Ariel hanya berdehem dan menghampiri 3 remaja yang akan bersamanya, hah ini pasti melelahkan.

Gadis itu membenarkan topinya sebentar lalu menatap mereka, ia mendapat 3 remaja laki laki.

"Kalian sudah pernah bermain?" tanya Ariel, mulai mengangkat busurnya

Mereka menggeleng "Enggak kak" jawab mereka ketika Ariel mulai menarik string

Swutt

Tepat sasaran, hanya membutuhkan beberapa detik bagi Ariel untuk menancapkan anak panah yang tepat.

Mereka menatap Ariel cengo "Mudah saja, ini seperti katapel. Bedanya katapel kali ini lebih besar dan sasarannya lebih jauh"

"Aku rasa Coach Far sudah menjelaskan langkah langkahnya sebelum aku datang, terapkan apa yang dia jelaskan" ujar Ariel

Mereka bertiga mulai mengangkat busur dengan ragu ragu "Kalian laki laki, mengambil keputusan dengan tepat itu penting. Selama kalian sudah mendapatkan petunjuk, tidak perlu ragu" ucap Ariel berdiri di belakang mereka

"Cobalah" perintah Ariel yang langsung di laksanakan mereka

Swutt
Swutt
Swutt

1 tepat sasaran sisanya sedikit lagi, itu sudah bagus.

"Kemampuan mata kalian sudah bagus, bahkan sangat. Aku rasa kalian hanya perlu berlatih untuk lebih fokus" jelas Ariel

"Siap kak"

Ariel mengangguk puas, syukurlah tidak terlalu sulit mengajarkan mereka. Hanya saja ia lebih banyak berbicara kepada orang asing.

Ketiga remaja itu terus mencoba bermain, begitupula Ariel. Terkadang ia memanah anak panah salah satu dari mereka, hingga terbelah dua. Dan berhasil membuat mereka tercengang lagi.

"Waktunya istirahat, kalian sudah bermain satu jam lebih. Hari juga semakin sore" perintah Ariel

Mereka mengangguk "Terimakasih kak" Ariel mengangguk pelan dan mulai meninggalkan tengah lapangan

"Tumben kesini ga ngajak gue" ucap seseorang tiba tiba membuat Ariel yang hendak duduk terjengkit

Saat di lihat ternyata itu Leo "Lagi pengen aja, lo tau gue di sini?" tanya gadis itu mulai duduk

Leo berdehem "Om Willi" Ariel mengangguk faham, ia tau William pasti memberi kabar Leo bahwa ia dirinya disini

"Wanna something?" tanya Leon tiba tiba membuat Ariel mengerinyit bingung

Ariel menggeleng "Gue lagi ga pengen apa apa Le" membuat Leo tersenyum, ia suka kpribadian Ariel yang tidak pernah meminta apapun kepada dirinya.

Ariel jika butuh sesuatu yang mendesak atau memang benar benar menginginkannya, seperti makanan atau barang barang lainnya, ia akan meminta kepada Leon.

Leo yang mengatakan bahwa jika ingin apapun katakan saja, meski tidak sering Ariel tetap manfaat kesempatan baik itu.

"Gue denger denger lo ditembak sama Skala?" tanya Leo mulai membahas

Ariel mengangguk membenarkan, tidak menyembunyikan apapun "Iya"

"Tapi gue belum bilang iya, bahkan gue gatau bakal jawab apa gak" lanjut Ariel

Leo menatap Ariel dari samping "Kalau lo udah ngerasa nyaman sama dia, di coba aja. Lagian lo belum pernah bangun hubungankan?"

Ariel menghela nafas "Gue terlalu takut disakitin Le, walaupun gue belum pernah bangun hubungan. Lo tau seberapa banyak luka yang pernah gue terima" ujarnya pelan.

.
.
.

Gimana part kali ini? Kayaknya lebih ke deeptalk antara Ariel dan Leon ga si?

Kalian kalau di posisi Leon gimana rasanya? Kalau di posisi Ariel gimana?

Jangan lupa vote and share cerita ini ke temen temen kalian ya! Biar bisa baca bareng hehehe

See you next part dear💅

ARIELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang