18

120 26 1
                                    

             Setelah menerima kabar dari adiknya Axel, Argus, dan Rafli langsung menuju sekolah Ariel, gadis itu adalah gadis kuat jika melawan orang yang mencari masalah kepadanya tapi, jika sudah jatuh sakit gadis itu sangat lemah, benar benar lemah. Gadis lemah dan kuat berkedok wajah dingin.

Selama menyetir Axel tidak henti hentinya berdoa, ia bukan pilih kasih antara Senja dan Ariel ia menyayangi kedua duanya, dua gadis itu adalah permatanya, permata keluarga Sean. Tidak perduli keadaan sekitar pria itu terus menancap gas di atas rata rata.

"Tenang Axel, Ariel bakal baik baik aja" Ujar Rafli berusaha menenangkan putranya, laki laki ini akan sangat kalut jika adik perempuannya sakit, entah Ariel maupun Senja.

Sesampainya di sekolah, Axel memakirkan mobil di sembarang tempat dan langsung keluar berlari ke uks untuk memastikan keadaan Ariel. Ia masih ingat jelas suara khawatir milik adiknya.

Ia membuka pintu uks dengan buru buru tidak perduli orang orang sekitar yang meperhatikannya "Senja, gimana keadaan Ariel?" Tanya Axel saat melihat adiknya di sebelah bankar Ariel

Senja berdiri dari duduknya dan menghampiri kakaknya "Kakak"

"Nafas Ariel masih belum teratur dari tadi keliatan banget dia kesusahan nafas" Menatap Ariel yang masih terpejam tenang seolah olah tidak ada keributan di sekitarnya

"Ariel"

Argus dan Rafli datang dengan raut wajah yang tidak bisa di tebak, entah marah ataupun sedih seperti tercampur "Dia belum sadar juga?" Tanya Rafli kepada putrinya dan di balas gelengan lemah

"Dimana Angel?" Tanya Argus tiba tiba membuat Axel menggeram tak suka dan menatap pamannya tajam

"Jangan menanyakan gadis sialan itu disini, jika om ingin mencarinya pergilah"

"Bukan seperti itu yang om maksud Axel-" Jelas Argus namun terpotong oleh ucapan Axel yang sudah menggendong Ariel

"Ariel ga butuh om, om bisa pergi kalau mau nyari gadis emas itu" Ucap Axel datar sembari menekan kata 'Emas' dan langsung membawa tubuh Ariel ke mobil untuk ke rumah sakit

Di perjalanan menuju rumah sakit Axel tidak henti hentinya mengecup puncak kepala Ariel di sebelahnya juga ada Senja yang menatap Ariel khawatir, sedangkan yang menyetir adalah Rafli dan di sebelahnya ada Argus.

"Kakak...Kalau Ariel kenapa kenapa gimana?" Tanya Senja lirih menatap Axel, wajah Ariel semakin pucat bahkan bibir itu tidak lagi berwarna pink alami

Axel tersenyum simpul kepada adiknya "Ariel pasti baik baik aja, kamu tenang okey" Ujar Axel menenangkan adiknya, Senja mengangguk dan mengusap kepala Ariel sayang.

'Tuhan, Ariel jarang sakit tapi kalau udah sakit kenapa sampe kaya gini?' Batin Senja, gadis  bar bar itu sangat menyayangi Ariel, menyayangi sepupunya, sangat.

Cup

"Gue gamau lo kenapa kenapa, manusia dingin" Lirih Senja mencium pipi gadis itu, dulu ia sering sekali menjahili Ariel dengan mencium gadis itu, ia tahu Ariel sangat tidak suka di cium karena geli. Mengingat saat saat itu, setetes air mata yang sedari ia tahan meluncur bebas begitu saja.

Axel melihat interaksi adiknya kepada Ariel, Axel mendengar yang adiknya katakan, Axel juga melihat air mata Senja yang jatuh laki laki itu sedang mati matian tidak panik agar adiknya tetap tenang.

...

Leo saat ini sedang memandang sekitar parkiran sekolah, ini sudah jam sekolah dan dia berniat untuk mengajak Ariel untuk pergi ke suatu tempat.

"Zahra!" Panggil Leo saat melihat gadis itu sedang bersama Alexa dan Nara

"Kenapa Le?"

"Ariel mana? Kok gue gaada liat dari tadi, Senja juga ga bareng kalian?" Tanya Leo

ARIELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang