26

53 7 2
                                    

Hayooo

Selamat bulan November semuanyaa, akhir bulan udah PAS lohh, sekolahnya jangan bolos bolos ya hihi. Author juga nih :( malah udah ptm, jadi ujiannya bakal di sekolah langsung😀

Btw, selamat bergabung! Bagi yang baru baca cerita aku 😚 semoga suka dan terus baca ya, kalau ada typo atau salah tulis kalian bisa koreksi dengan tandain di komen. Okey?

Happy Reading
.
.
.

Ariel terduduk dengan nafas yang memburu, semuanya seolah olah terasa sangat nyata baginya.

Ia melihat jam yang ada ni nakasnya, ini sudah menunjukkan pukul 06.20. Gadis itu buru buru membuka selimut dan turun dari kasurnya.

"Mimpi itu benar benar membuatku terburu buru, sial" grutu Ariel sembari berjalan ke kamar mandi dengan grasak grusuk

Blam!

Vani, Cia, dan Renata yang sedang menghidangkan sarapan terjengkit dengan suara pintu yang dibanting itu.

Mereka sudah pasti tau pelakunya adalah Ariel, entah apa yang sudah merusak pagi putrinya itu. Batin Vani

20 menit Ariel melakukan ritual mandinya, hey! Walaupun Ariel tergolong cewek cuek bukan berarti ia akan mandi seperti tikus got!

Menyambar tas dan kunci motornya ia bergegas menuruni tangga terburu buru, ia melihat sudah tidak ada Senja di meja makan.

"ARIEL SARAPAN DULU" pekik Vani ketika melihat putrinya melewati begitu saja ruang makan dengan tergesa gesa

"AKU TELAT MAH, BYE MUACH" balas Ariel berteriak juga

Vani menggeleng melihat tingkah Ariel, sebenarnya kemana hilangnya sifat datar gadis itu?

Ariel mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata rata, tidak peduli dengan umpatan pengendara lainnya. Intinya ia tidak ingin sampai di hukum oleh Pak Gembrot!

Sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak padanya, ia bisa melihat Pak Gembrot yang sedang mengomeli satu siswa yang terlambat juga. Baiklah setelah ini giliran dirinya.

"Ariel. Kenapa kamu bisa terlambat?" tanya Pak Gembrot galak saat melihat Ariel

Ariel menggidikan bahunya "Ya kalau saya ga telat gamungkin disini pak" ujar Ariel malas

Pak Gembrot melotot "Saya nanya Ariel, jawab yang bener!" sentak pria paruh baya itu

"Udah deh, to the point. Hukumannya apaan? Panas nih!" jengah Ariel, malas sekali berdebat dengan pria tua gendut ini. Eh itu Fakta loh!

Pak Gembrot menghela nafasnya, butuh kesabaran besar untuk menghadapi gadis batu seperti Ariel.

"Kalian berdua putar lapangan 10 kali, jangan masuk kelas sebelum hukumannya selesai. Faham?" ujarnya sambil menunjuk siswa yang di sebelah Ariel juga

"Gitu kek dari tadi, buang buang waktu" gumam Ariel langsung membawa tasnya kelapangan

"Saya pamit dulu pak" ucap siswa itu dan menyusul Ariel ke lapangan utama.

...

Ariel sudah menyelesaikan hukumannya, ia sedang mengatur nafas di bawah pohon sekalian berteduh. Bukan apa apa, matahari semakin lama semakin naik.

Ia juga bisa melihat siswa yang sama terlambatnya, duduk tak jauh dari posisinya sekarang.

Saat akan beranjak ke kelas langkahnya terhenti karena panggilan seseorang.

"Ariel"

Gadis itu berbalik dan menatap siswa itu, menaikkan sebelah alisnya seolah olah mengatakan 'Ada apa?'

Cowok itu menyodorkan tangannya "Kenalin gue, Lenya" ucapnya

Mata Ariel mengedip beberapa kali, bingung. Merasa tangannya tidak di gapai cowok itu menarik kembali tangannya.

"Udah?" tanya Ariel yang diangguki siswa itu, Lenya.

Ariel mengangguk lalu menaruh tasnya di sebelah bahu dan berjalan menuju ke kelas meninggalkan Lenya.

🌵🌵🌵

"Lo udah disuruh bergerak?" tanya LN

AY mengangguk "Diliat liat cukup susah buat deket sama dia" ujarnya

LN mengangguk tegas membenarkan "Gue yang udah deket aja rasanya pengen jadiin dia bini" ucapnya terkekeh, konyol mana mungkin itu terjadi

AY melotot tak terima "Awas aja lo! Dia milik gue, lo cuman prantara" tekan AY membuat LN tergelak

LN menepuk pundak AY beberapa kali "Gue ga mungkin kaya gitu, lagian gue udah punya sasaran sendiri"

...

Saat ini kantin tidak begitu ramai karena di lapangan utama sedang ada anak anak basket yang latihan, jadilah sebagian besar memilih menonton mereka.

Tidak bagi Ariel, kalian pikir ia akan ikut serta dengan teman temannya untuk menonton? Mustahil, ia hanya punya waktu untuk makan.

Senja, Nara, Alexa, bahkan Zahra mau mau saja menonton di lapangan daripada makan, hell menonton orang bermain basket tidak akan membuat mu kenyang dude.

Ariel menikmati bakso pedas yang sedang ia makan, gurih, pedas, dan panas bercampur apalagi di sandingkan dengan es teh. Mengingat dirinya tidak sempat sarapan, Ariel sampai menghabiskan dua mangkuk.

"Enak banget sih" gumam Ariel sambil terus menyuapkan pentolan kedalam mulutnya, kakinya bergoyang goyang sebagai pelampiasan kenikmatan.

Jika saja ia sedang tidak duduk sendirian, mungkin sahabat sahabatnya akan merasa gemas dengan tingkah laku perempuan cuek ini.

"Kenyang,,,tapi pengen lagi pentolannya" ujar Ariel pelan menatap mangkuk yang sudah kosong

"Kalau mau tambah, tambah aja lagi" ucap seseorang yang langsung duduk dihadapan Ariel, Skala.

Ariel menggeleng "Udah kenyang" ucapnya membuat Skala mengangguk ngerti

"Temen temen lo kemana?" tanya Skala

"Nonton basket"

"Lo ga ikut?"

Ariel menggeleng "Ga penting juga" ujarnya acuh

"Tentang ucapan gue yang kemarin, itu beneran" ucap Skala tiba tiba membuat pergerakan Ariel terhenti

"Kita baru kenal beberapa hari Skala, jangan gila" tolak Ariel

Skala mengangguk membenarkan "Tapi bukan berarti mustahil, gue tau lo belum ngerasain apa yang gue rasain. So, mari kita berproses" ujarnya menggenggam tangan Ariel

Ariel menghela nafasnya pasrah "Terserah lo" ujarnya lalu meninggalkan Skala yang tersenyum.

Ia harap ini bukan takdir buruk yang Tuhan turunkan untuk dirinya.

...

Haii

Maaf ya baru update, jadwal sekolah saya makin padat😓

Dan tanggal 22 nanti aku udah PAS/UAS, kalian kapan?

Bisa komen next ? Biar aku bisa luangin waktu buat next partnya!

See you next part, Sugar

ARIELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang