28

38 7 1
                                    

Happy Reading💅
.
.
.

Hari sudah malam tapi gadis cantik itu masih terlihat segar dengan buku dihadapannya.

Ariel masih betah berada dimeja belajarnya, ia sedang memahami materi untuk ulangan harian besok. Ya meskipun siapapun tahu bahwa tanpa belajarpun ia akan tetap mendapat nilai yang baik.

Sebenarnya, Leo dan kawan kawannya sempat mengajaknya untuk kumpul di cafe hanya untuk bersantai. Tapi Ariel menolak, berdalih ia sibuk dengan tugas sekolah dan pekerjaannya.

Ting!

Ponsel Ariel berbunyi pertanda ada pesan baru saja masuk

Email?

Email asing masuk memberi pesan yang membuat gadis itu semakin bingung, saat di buka ia terkejut melihat dan membaca isi pesan tersebut.

Disana, ada gambar dimana ke 7 temannya terikat di satu kursi. Dan apa?

Gudang Kosong Perempatan Villa Vanilla
00.00 WIB
Lo telat? Teman lo habis.

Sialan! Siapa yang berani mengancamnya? Ariel melirik jam, ini sudah pukul 22.35, ia mencoba menelfon teman temannya tapi nihil. Tidak ada jawaban sama sekali.

"Bangsat"

Gadis itu menyambar jaket dan kunci mobilnya, ia akan menuju gudang itu. Sialnya butuh waktu 1 jam untuk sampai disana dan saat ia sampai digarasi hujan justru turun.

Tanpa membuang buang waktu, mobil hitam itu membelah hujan yang kian deras. Semakin keras hujan turun, semakin laju kecepatan mobil. Bahkan ia tidak peduli jika ada orang yang mengumpat.

Menyalip satu kendaraan dengan kendaraan lainnya, bahkan ia sempat di klakson oleh tronton besar yang sedang bertugas pada malam hari. Tapi ia tidak perduli itu.

Saat sampai keadaan depan gudang itu terlihat sepi, tapi ia bisa melihat dua mobil asing. Ia rasa mobil itu digunakan saat membawa paksa teman temannya kesini.

Gadis itu turun dan memasuki gudang gelap itu, sialan ini sudah malam lalu disini gelap. Rasanya ia ingin pulang saja.

"Gue bunuh juga ni orang yang nyari perkara, malah sepi banget" dumel Ariel sembari terus melangkah kedalam

Tiba tiba ia mendengar suara seseorang

"Teman lo pada ga dateng heh? Ternyata bener ya? Yang keliatannya setia belum tentu bener" ucapnya terkekeh sinis

"Lo pikir Ariel bakal diem aja? Haha gue bisa jamin 100% dia gak mungkin ga datang" itu suara Alexa

"Hiks Nara mau pulang! Mami sama papi pasti nyariin Nara, huhuu Ariel tolongin Nara hiks" dan itu suara gadis polos yang sedang menangis

"Temen lo gabakal datang dan kalian bakal habis disini" tekan pelaku

"Really?" tanya Ariel tiba tiba di belakang seseorang yang menculik teman temannya

Saat pria itu berbalik ia langsung dihadiahkan pukulan oleh Ariel hingga tersungkur, Ariel menarik kerah baju pria itu hingga ia kembali berdiri.

"Ck, lo ada masalah apa si hm? Malam malam gini ada aja bikin masalah"

Bugh

"Dasar anak setan" umpat Ariel kesal, ia mendekati teman temannya dan membuka ikatan tangan mereka

Leo menatap Ariel yang sedang membuka ikatannya "Kita di jebak pake obat bius, itu kenapa kita gabisa ngelawan dia. Maaf ngerepotin lo" ucapnya

Gadis itu menatap Leo tak suka "Kalian bukan orang asing di hidup gue, kalian termasuk di bagian terpenting" sahut Ariel pelan

Ia kembali menatap pria tadi "Siapa yang nyuruh lo?" tanya Ariel to the point, ia tahu manusia ini pasti orang suruhan. Entah siapa tapi yang pasti mereka ingin Ariel tumbang.

Pria itu menggeleng "Gabakal gue kasih tau!" tolaknya keras

Ariel terkekeh sinis "Gue ga maksa"

Ia mendekatkan wajahnya kedepan wajah pria itu "Karena ngomong atau gaknya lo, suatu saat orang itu bakal mati dengan sendirinya. Di tangan gue atau gaknya, kita liat kedepannya" bisik Ariel tersenyum remeh

Bugh

Pukulan terakhir dari Ariel yang membuat pria itu tidak sadarkan diri. Ia menyuruh teman temannya untuk segera keluar, gadis itu akan membawa teman temannya ke apartemen miliknya untuk istirahat malam ini.

...

Dalam perjalanan pulang Nara masih terisak kecil karena ketakutan, mungkin ia masih merasa trauma. Tapi Ariel bersyukur, manusia sialan itu tidak sampai melukai teman temannya. Paling tidak Nara tidak mengalami kekerasan.

"Udah dong Nar nangisnya, kita udah aman kok. Kan udah di tolongin Ariel" ujar Alexa menenangkan Nara

Bibir Nara melengkung kebawah "Hiks hiks om om itu jelek Lexa, hiks dia culik kita padahal kita ga nakal hiks huwaaa"

Zidan berdecak, ia merangkul bahu Nara "Udah deh cil, kita udah ga kenapa-napa nangis mulu jelek entar muka lo, mau?" tanya Zidan

Nara menggeleng pelan dan berusaha memberhentikan tangisannya. Posisi saat ini adalah Ariel mengemudi dan Leo di sebelahnya, sedangkan ditengah ada Zahra, Rangga, dan Fahmi. Dan di belakang ada Alexa, Nara, dan Zidan.

"Lo tau kita di culik dari siapa Riel?" tanya Rangga tiba tiba

Fahmi mengangguk meyetujui pertanyaan Rangga "Tiba tiba lo bisa dateng gitu, ga mungkinkan gaada yang ngasih tau lo"

Ariel berdehem "Tadi gue lagi belajar, terus tiba tiba ada Email masuk. Ternyata dia ngirim foto sama alamat itu. Ngancem gue intinya" jelasnya

"Gabut banget tu orang, kenal juga gak tapi main nyulik aja" dumel Alexa kesal

"Kita orang terdekat Ariel Lex, lo tau seberapa banyak orang orang yang gasuka sama Ariel. Entah karena apa, tapi pasti ada aja yang mau nyaingin Ariel" sahut Zahra yang sedari tadi diam

Leo mengangguk setuju "Tadi dia juga gamau ngasih tau siapa yang nyuruh, itu berarti udah pasti kalau dia orang suruhan" timpal Leo

Ariel berdecak pelan "Ini udah terlalu larut buat balik kerumah kalian, daripada kena marah. Kalian nginep di apart gue aja" ujarnya lugas

Mereka mengangguk meyetujui "Tapi mami sama papi gimana? Nanti nyariin Nara?" ucap gadis itu

"Suruh Zahra sana yang nelfon, mami papi lo kan demen banget ama dia" sahut Alexa, akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat di apart Ariel.

...

Teman temannya sudah beristirahat, untungnya apart ini terisi 2 kamar jadi mereka tidak pusing membagi tempa tidur.

Tapi sampai sekarang, pukul 3 pagi Ariel bahkan belum bisa terlelap sama sekali. Ia masih memikirkan pelaku penculikkan teman temannya, ia rasa tidak ada membuat masalah akhir akhir ini. Jadi siapa yang berulah?

"Apa ada sangkut pautnya ama tu buku? Gue gabawa lagi, ck" Ariel menutup pintu balkon dan kembali kekamarnya.

Ia memilih tidur di sofa karena melihat ketiga temannya sudah tertidur pulas, apalagi Nara yang memeluk Zahra. Ia memang mengakui Zahra adalah rumah mereka semua, tapi mereka bertiga adalah rumah Zahra.

.
Jangan lupa vote dan share cerita ini ya!
See u next part!

ARIELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang