25

57 8 0
                                    

Haloo, apakabs semua? Baik? Alhamdulillah. Masih jomblo? Alhamdulillah masih sendiri ya gapapa gapapa tenang, kalian ga sendiri karena author juga gitu🚯

Okay, seperti biasa! Jika ada dialog/scane/bagian/part yang kalian suka, bisa screenshot lalu bagikan ke teman teman kalian agar merika tertarik dan bisa ikut baca. Okay?

Happy Reading
.
.
.
.

Ariel tidak menyukai hari ulang tahun, karena menurutnya semakin bertambah usianya semakin dekat dengan yang namanya kematian.

Ia biasanya lebih memilih untuk berdiam diri di kamar atau di suatu tempat untuk self talk ataupun sekedar mengucapkan syukur kepada Tuhan.

Gadis itu bukan gadis yang menyukai pesta, balon warna warni, dan meniup lilin yang ada di atas kue tart.

Setelah semua yang Ariel lalui ia cenderung berlari kepada kakek dan neneknya, mereka tidak pernah memperlakukan Ariel buruk.

Ia berpura pura seolah olah tak tau bahwa keluarga ibunya menyembunyikan fakta bahwa Sean bukanlah kakek kandungnya.

Setidaknya kebohongan ini tidak berimbas buruk atas prilaku mereka kepada dirinya, ada atau tidaknya Zefran. Mereka tetap menyayangi Ariel.

...

Ariel saat ini sudah berada di rumahnya, ia pulang pukul 5 sore. Setelah habis dari tempat Zefran, ia berkeliling sebentar menikmati semilir angin sore.

Gadis itu sudah siap dengan setelan santainya, hanya piama tidur berlengan dan celana pendek berwarna putih.

Padahal matahari belum sepenuhnya berganti dengan bulan, tapi dia sudah ingin tidur saja.

Tok tok!

Pintu kamarnya terketuk, entah itu siapa tapi dia sangat menyebalkan karna menganggu waktu Ariel!

Tok tok tok!

"SABAR" pekik Ariel sebal, ia menggrutu lalu membuka pintu dengan tidak ikhlas

Saat di buka penampakan yang pertama ia lihat adalah Sean

"Kakek? Kenapa?" tanya Ariel heran, tidak biasanya kakeknya pergi ke kamarnya

Sean menggeleng "Kakek mau ngomong bentar, bisa?" Ariel mengangguk, dan mempersilahkan kakeknya masuk

Manusia berbeda gender dan generasi itu duduk berhadapa di sofa yang ada di kamar Ariel.

"Jadi?" Gadis itu menatap heran kakeknya

"Perihal sesuatu yang kamu sembunyikan-"

Deg

Jantung Ariel berpacu cepat, ia merasakan bahwa hawa sekitarnya mulai tidak tenang.

"Kakek tau tentang buku itu Ariel, kamu menyembunyikannya?" tanya Sean menatap cucu perempuannya intens

"B-buku? Aku ga punya buku apapun!" Elak Ariel, tapi ia rasa itu percuma. Kakeknya, bukan orang yang mudah di bohongi.

Sean menyandarkan punggungnya "Buku itu, buku legenda keturunan pertama keluarga Vernando. Yang berarti itu adalah buyutmu, Ariel" jelas Sean

ARIELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang