19

142 21 3
                                    

             Saat ini ruangan Ariel sedang ramai karna ada teman temannya, Nara, Zahra, Alexa, Leo, Fahmi, Rangga, Zidan dan Skala. Senja dan yang lainnya belum kembali sampai sekarang, sedangkan Vina dan Cia sedang kekantin untuk membeli makan.

Seharusnya mereka menjenguk Ariel saat sore pulang sekolah, tapi perkara Nara yang harus izin dengan mami papinya dan menunggu Fahmi, Rangga, dan Zidan jadilah mereka sepakat untuk pergi sehabis maghrib.

"Makanya Riel, lain kali ulur aja tu waktu istirahat sampe mepet masuk kelas. Entar sakit lagi, kalau sakit anaknya mau minum obat mah gapapa, ini cerewet gamau minum" omel Zahra, percayalah Zahra yang terkesan diam akan banyak bicara jika salah satu dari mereka sakit, yapi ya gitu omongannya pedes.

Alexa menatap kasihan Ariel yang hanya diam mendengarkan ucapan Zahra, sudah di bilangkan? Ariel lemah jika sudah sakit, makanya dari tadi gadis itu hanya diam karna di omeli Zahra. Ia yang biasanya terkesan cuek dan acuh, kini seperti anak kucing yang menurut ketika di marahi.

"Udah kali Ra kasian tuh anak orang lo omelin mulu" celetuk Rangga yang sedang makan buah milik Ariel di sofa

Fahmi mengangguk setuju "Entar kalau Ariel nangis gimana? Ga lucukan, reputasi dia di depan ekhem- Skala hancur" sahut Fahmi membuat Ariel mendelik kesal, apa apaan ini?

"Skala kok dari tadi diem aja ya?" Tanya Nara melihat Skala yang sedari diam tapi terus memerhatikan Ariel

Laki laki itu tersadar dari lamunannya dan segera berdiri mendekati Ariel "Gue pulang deluan ya? Maaf bunda sama ayah belum bisa jenguk lo" pamit Skala

Ariel mengangguk mengerti "Gapapa, gue ngerti kok. Thanks udah nolongin gue" Skala tersenyum tipis dan mengacak pelan rambut gadis itu

"Gue pulang"

"Hati hati" Pesan Ariel, setelah Skala benar benar keluar dari ruangan barulah semua orang yang ada disana mengurubungi bankar Ariel dengan raut yang berbeda beda.

"Dia kok perhatian banget sama lo?"

"Kalian beneran udah pacaran?"

"Atau kalian di jodohin?"

Gadis itu mendengus, sudah tau kelakuan teman temannya yang tidak berakhlak akan menodongnya dengan pertanyaan konyol.

"Gue gapunya hubungan apa apa sama dia" ujar Ariel lempeng dengan wajah datarnya

Zidan menatap temannya dengan tatapan menggoda "Tapi kok manggil orang tuanya udah ayah bunda aja? Mau ngelak kemana lo? Hmmm?" Goda Zidan

"Udah kali jujur aja, kita bakal suport lo kok" sahut Rangga, mereka semua terus menggoda Ariel hanya Leo yang sedari diam.

Ariel bedecak "Brisik, diem" cetusnya, lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Salting dia salting" Goda Alexa membuat yang lainnya terkekeh, sebuah moment langka melihat tingkah Ariel yang seperti ini.

....

Setelah teman temannya pulang, barulah keluarganya kembali datang. Senja, gadis itu memberikan buku yang Ariel sempat titip untuk di bawakan ke rumah sakit.

Senja suka heran, kenapa sepupunya hobi sekali mengoleksi buku buku aneh. Contohnya buku yang ia bawa tadi, melihat covernya saja ia tidak suka apalagi ceritanya.

"Lo gabakal ngerti, karna otak lo gabakal nyampe" Begitulah kira kira yang Ariel ucapkan ketika Senja nyinyir tentang buku miliknya.

Ariel membuka lembaran buku itu ia menemukan kalimat dan angka yang kemarin sudah ia baca dan ia temukan jalan keluarnya, setelah di teliti lagi ternyata tertera sedert angka lainnya di bagian bawah.

ARIELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang