6

360 32 3
                                    

            Mereka berdua sekarang sudah berada di restoran dekat bandara karna keduanya sama sama lapar jadi berakhirlah untuk makan terlebih dahulu

"Tumben banget lo mau pake baju kaya gini? Bukan style lo banget" Tanya Zidan heran, 3 tahun berteman dengan Ariel membuat dirinya begitu hafal apa apa saja yang gadis itu sukai

"Gapapa si pengen aja, entar gue pake baju yang kaya biasa lo bilang 'idih riil li kinipi gi biribih si" Cibir Ariel kesal, namun itulah kenyataannya Zidan slalu mengatainya seperti laki laki karna jarang menggunakan rok kecuali saat sekolah

Zidan terkekeh mendengar ucapan Ariel "Ya kan emang bener? Lo itu jangan sering sering berpenampilan kaya cowok, entar gada yang mau sama lo. Emang mau perawan tua lo?"

Ariel mendelik sinis mendengar ucapan cowok didepannya "Sekate kate mulut lo, belum aja gue tampol pake sepatu mahal gue"

Ya beginilah Ariel, mungkin covernya terlihat dingin dan ketus tapi jika orang orang sudah mengenalnya mungkin bisa saja dia mengeluarkan sifat aslinya

"Sombong"

"Bacot deh anda" Dan berlanjutlah perdebatan tidak berfaedah mereka berdua, entah kapan selesai authorpun pusing liat mereka berdua

...

Sang Surya sudah mengeluarkan cahayanya dengan malu malu kepada bumi, sinarnya memasuki kamar seorang gadis yang masih terlelap dengan pulas namun karna sinar dari sang surya ia menjadi terusik dan terpaksa untuk bangun

Ya, gadis tersebut adalah Ariel. Bangun dari tempat tidurnya dan masuk kedalam kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya. Ia tidak ingin datang terlambat dan hari ini  ia berniat berangkat lebih cepat tentu saja untuk menghindari sarapan bersama keluarganya

Melampirkan tasnya di bahu kiri lalu segera menyambar kunci motor miliknya tapi sial menimpa gadis itu, ia harus bertemu Arno dianak tangga ketika ingin turun kebawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melampirkan tasnya di bahu kiri lalu segera menyambar kunci motor miliknya tapi sial menimpa gadis itu, ia harus bertemu Arno dianak tangga ketika ingin turun kebawah

"Lo mau kemana?" Tanya Arno membuat langkah Ariel terhenti

"Sekolah"

"Ini masih pagi banget, yakin lo mau pergi sekarang?" Tanya Arno heran membuat Ariel berdecak dan segera pergi, entahlah kakaknya itu terlalu banyak bertanya

Benar saja saat ia sampai di sekolah belum banyak murid yang datang, mungkin yang datang jam segini hanya murid murid yang bertugas piket kelas.

Menuju ke toilet untuk mengganti seragamnya terlebih dahulu lalu ia pergi kekantin untuk sarapan, tanpa singgah di kelas lebih dulu

"Mbok mie ayamnya satu sama es teh ya" Ujar Ariel kepada penjaga kantin, jika kalian bertanya kenapa pagi pagi makan mie ayam? Karna Ariel tidak bisa makan nasi dipagi hari, ia akan muntah.

Tidak menunggu lama pesanannya miliknya datang dan segera memakannya, ditengah tengah acara makannya tiba tiba saja ada yang duduk disebelahnya. Saat dilihat ternyata itu Leo, ya diantara sahabat sahabatnya yang paling sering datang pagi adalah Leo

"Pagi pagi lu udah makan mie ayam, malah tu sambel banyak. Baek baek tu lambung" Ujar Leo mengambil sebungkus roti yang ada di atas meja

"Gue laper tadi pagi ga sarapan" Jawab Ariel lalu lanjut memasukan makanannya kedalam mulut, sedangka Leo hanya terkekeh melihat kelakuan Ariel

"Zidan udah pulang ya?" Tanya Leo tiba tiba dan hanya dibalas anggukan oleh Ariel

"Kapan?"

"Kemarin, gue yang jemput dia bilang gausah ngasih tau siapa siapa. Tapikan percuma akhirnya dia ngasih tau di grup" Leo mengangguk, cukup faham dengan tabiat Zidan yang kadang waras kadang aneh kadangpun bisa jadi gila

"Riel" Panggil Leo membuat gadis itu menatapnya dengan mulut yang sedang mengunyah membuatnya terlihat imut dimata Leo

Leo tersenyum dan menepuk kepala gadis itu "Untuk kedepannya kalau lo ada masalah, jangan segan buat cerita ke gue. Oke?" Setelah itu Leo langsung pergi darihadapan Ariel, tidak lupa meninggalkan selembar uang untuk membayar roti yang dia makan 

Ariel mengerutkan dahinya heran, kenapa Leo tiba tiba berkata seperti tadi? Menganggap itu hanya angin lalu Ariel melanjutkan makanannya.

Tanpa Ariel sadari, permainan yang sebenarnya akan dimulai dari Hari ini.

...

Skala sedang berada di dalam kelas barunya memperhatikan penjelasn guru yang ada didepan, ia hanya kesal karna tidak sekelas dengan Ariel padahal niatnya ingin memberi kejutan. Skala justru satu kelas dengan Angel.

Sedangkan di kelas Ariel, satu kelas tengah berbahagia karna Zidan sudah kembali ke sekolah. Zidan adalah siswa perwakilan sekolah yang ikut pertukaran siswa ke Jepang, maka dari itu ia baru saja balik. Dan kali ini kelas mereka sedang kosong

Nara,Alexa,Zahra dan tentunya juga Ariel sedang duduk lesehan di paling pojok, mereka sedang membicarakan tentang murid baru. Ah bukan mereka lebih tepatnya hanya Alexa dan Nara, dua manusia penggila cowo ganteng.

"Sumpah dia ganteng banget anjir, tadi pagi gue liat dia diantar sama kepala sekolah buat kekelasnya. OMG! Gue pengen kenalan" Alexalah yang paling antusias ketika menceritakan dan Nara yang ikut bertanya, sedangkan Ariel dan Zahra hanya bagian menyimak dan sesekali menimpali

Nara menatap Alexa yang tengah senyum senyum sendiri dengan heran "Zahra! Alexa kok senyum senyum sendiri? Alexa gila ya?" Tanya Nara kepada Zahra

Zahra mengangguk singkat "Dia emang gila dari dulu, makanya jangan mau deket deket dia. Entar otak lo kotor" 

"Kalau otak kotor bisa di cuci dong? Nara mau coba, Zahra tau gimana caranya?" Ujar Nara semangat malah membuat Zahra menghela nafas kasar 'salah lagi'

Ariel yang melihat wajah frustasi Zahrapun terkekeh ia tahu gadis itu sangat pusing menanggapi ucapan gadis polos yang sialnya berstatus sebagai sahabatnya.

"Nara maksud dari otaknya nanti kotor, itu berarti nanti kamu malah dapat pelajaran yang buruk dan tidak terpuji. Contohnya suka bohong, mau?" Jelas Ariel membuat Nara berfikir dengan gaya lugunya

Nampaknya gadis itu faham terbukti bahwa dia langsung menggeleng keras dan merubah posisi duduknya yang awalnya disamping Alexa, menjadi di antara Zahra dan Ariel

"Nara? Lo kenapa pindah tempat duduk?" Tanya Alexa ketika sadar sudah tidak ada gadis polos itu disampingnya

Nara menggeleng "Nara gamau deket deket Alexa lagi, Alexa gila nanti otak Nara kotor" Ucap Nara polos

Alexa melotot "GUE GAK GILA?!" Bentak Alexa kesal membuat Nara melengkungkan bibirnya kebawah, bersiap untuk nangis apalagi melihat genangan air yang ada dipelupuk matanya

"E-eh ini kenapa bocil nangis?" Zidan tiba tiba menghampiri mereka berempat dan yang pertama ia lihat justru adalah mimik wajah nara yang siap untuk nangis

"Hiks hiks huwaaa Alexa jahat hiks bentak bentak Nara!" Bukannya mereda tangis gadis itu malah kian menyaring

"Stt udah dong jangan nangis, lo juga Lexa kenapa make bentak segala. Udah tau dia cengeng" Ujar Zahra kesal sedangkan Alexa? Gadis itu masih saja kesal kepada Nara karna mengatainya gila

Ariel memutar bola matanya malas rasanya ia ingin membuat kedua manusia yang tidak pernah akur ini ke laut "Udah, ayo kekantin gue traktir. Cepetan!" Ujar Ariel meninggalkan mereka semua, mendengar kata traktiran Nara,Alexa dan Zidan dengan segera menyusul Ariel dan meninggalkan Zahra sendirian.

...

Jadi yang bener Skala atau Leo? Atau bahkan Zidan?

ARIELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang