17

114 24 1
                                    

            Ariel saat ini sedang berada di toilet dan teman temannya sudah ada di kantin, ia hanya ingin mencuci mukanya karna ia merasa sedikit mengantuk. Tapi tiba tiba Ariel memikirkan Lena, dimana gadis itu? 

"Bukannya dia bilang dia bakal pindah hari ini?" Gumam Ariel menatap dirinya sendiri di kaca wastafel

Gadis itu mengeluarkan hp nya dan memencet nama Lena, ia menelfon gadis itu hanya untuk memastikan bahwa gadis itu benar benar pindah ke sekolahnya atau tidak?

'Halo, Len lo dimana?'

'Sorry Riel, gue belum pindah hari ini. Nyokap tiba tiba drop, gue sama bokap langsung terbang ke Australia tadi malam. Sorry banget'

'Ah ternyata itu, gapapa santai aja. Titip salam sama tante maaf gue belum bisa jenguk langsung ke sana'

'Iya nyokap gue ngerti kok, gue tutup dulu ya. Bye Riel'

'Bye Len'

Tut!

Ariel bernafas lega sekaligus bingung, lega ternyata Lena tidak kenapa kenapa dan bingung kenapa nada suara gadis itu seperti panik? Dan terdengar terburu buru saat berbicara kepadanya.

Mencoba melupakan hal itu dan Ariel segera ke kantin karna teman temannya pasti sudah menunggu disana, tapi di koridor kelas ia malah bertemu dengan Leo

"Leo!" Pekik Ariel menghampiri pria itu yang sedang berbicara kepada teman sekelasnya

Leo menatap Ariel dan berpamitan kepada temannya "Kenapa? Lo ga kekantin?" Tanya Leo heran karna ia sempat melihat teman teman gadis ini berada di kantin

"Ini gue mau kekantin tadi habis dari toilet, lo ga kekantin? Fahmi sama Rangga mana?" Tanya Ariek bertubi tubi membuat Leo sedikit terkekeh

Leo menggeleng pelan "Gue hari ini ga ke kantin dulu, mau ke perpus. Fahmi sama Rangga juga lagi disana, mereka di hukum karna brisik di kelas" Jelas Leo

Mendengar hal itu Ariel tergelak cukup keras, ia tidak habis fikir dengan dua manusia aneh itu apa otak mereka tidak pernah benar?

"Shh... Otak mereka kenapa ga pernah bener sih? Jadi lo mau ngebantuin mereka gitu?"

Leo menggeleng kali ini dengan cengirannya "Gue juga ikutan brisik, jadi di hukum juga deh"

Bugh

"Kalau gitu lo gada bedanya sialan, dah dah sono ke perpust" Kesal Ariel mendorong Leo agar segera pergi

Ariel menatap kepergian Leo sembari berkacak pinggang, ia menggeleng gelengkan kepalanya tak habis fikir dengan teman smpnya itu.

Kringg kringg

Itu adalah bel masuk pertanda waktu istirahat sudah selesai, baiklah Ariel tengah meredam emosinya sebaik mungkin.

"Oke bagus gue ga makan dan habis ini waktunya pelajaran olahraga. Apa yang harus gue lakuin heh?" Desis Ariel pelan dan memutar arah jalan untuk kekelas

Haish benar benar hari yang sial.

...

Saat Ariel balik kekelas tadi ia diserang oleh banyak pertanyaan oleh teman temannya kenapa tidak menyusulnya ke kantin dan Ariel menceritakan semuanya.

Sekarang mereka sudah berada di lapangan untuk melakukan praktek, entah kenapa matahari hari ini sangat menyengat dan cukup membuat Ariel merasa silau.

"Ck, sial udah ga makan, harinya panas, silau lagi" Dumel Ariel, teman temannya hanya nemperhatikan Ariel yang sedari tadi menggerutu. Tumben sekali gadis imi berbacot?

ARIELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang