Bab 3 - Tetangga

280 49 4
                                    

Keesokan harinya, Yunxi datang tepat waktu.

Ia segera mengeluarkan laptopnya dan bergegas menuju ruangan Feiyu.

Dengan sopan ia membungkuk hormat dan tersenyum, "Selamat pagi, Manajer Chen."

Feiyu sedikit terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba, namun segera kembali memasang ekspresi normalnya. "Selamat pagi, Tuan Muda Luo," jawabnya.

Mulai dari pagi hingga makan siang mereka bekerja di ruangan yang sama. Yunxi menarik kursinya dari luar dan diletakkan di hadapan Feiyu. Mereka dengan serius mengerjakan tugas mereka masing-masing dan sesekali mendiskusikannya dengan semangat membara.

Seperti rencana Yunxi sebelumnya, strateginya untuk merebut hati Feiyu kali ini adalah dengan cara menjadi rajin dalam bekerja.

Saat jam istirahat, Feiyu menawari Yunxi untuk makan siang bersama dan ia tentu saja setuju. Kesempatan untuk dekat dengan Feiyu tidak boleh dilepaskan begitu saja.

Jianci mengedipkan mata dari kejauhan dan Yunxi membalasnya dengan acungan jari tengah di belakang punggungnya.

Bersama orang lain, Yunxi begitu liar dan tidak bisa dikendalikan. Tapi begitu ia duduk bersama seorang Chen Feiyu, seluruh gerak geriknya dikendalikan oleh pemuda tersebut.

Di kantin pegawai, Yunxi memesan croissant dan susu coklat. Ia terlalu lama di Amerika dan kebiasaan makan negara barat itu tanpa sadar mempengaruhinya. Sedangkan Feiyu, ia memesan air mineral dan luoshifen, mie khas China dengan kuah pedasnya.

Yunxi mengamati mangkuk merah milik Feiyu di hadapannya membuatnya bergidik. "Wah, jenis makanan yang akan membuatmu sakit perut."

"Benarkah?" Feiyu mengaduk isi mangkuknya, menyeruput sesumpit mie dengan nikmat, kemudian menggelengkan kepala. "Tidak juga. Ini enak."

Yunxi menggoyangkan jari telunjuknya tanda tidak setuju. "Kau ini bekerja di perusahaan internasional. Jasmu Dior, jam tanganmu Tissot. Soal makanan harus juga kau upgrade. Makan croissant adalah salah satu caranya."

Tiba-tiba Yunxi memiliki sebuah ide. Ia menukar mangkuk Feiyu dengan piring makan siangnya. Tanpa memerdulikan seperti apa rasa luoshifen, ia secara eksotis menyeruput mie dengan sumpit yang baru saja Feiyu gunakan. Ia sengaja menjilat ujungnya sembari menatap Feiyu yang membeku.

"Ayo makan croissantnya. Yang ini (luoshifen) untukku saja."

Yunxi menyumpit lagi dan lagi. Di suatu titik, ia merasa kepedasan dan melonggarkan dasi untuk mendinginkan lehernya.

Tatapan Feiyu turun ke leher yang berkeringat itu. Entah Yunxi sengaja menggodanya atau tidak, ia tidak tahu. Tapi terus terang saja, tuan mudanya itu berhasil.

Feiyu berdeham dan mengalihkan perhatiannya pada croissant di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Feiyu berdeham dan mengalihkan perhatiannya pada croissant di hadapannya. Tapi setelah makan satu gigitan, ia tak sanggup untuk melirik lagi keindahan di depan matanya.

LIBERTE [Feiyunxi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang