Bab 7 - Sirna

287 39 15
                                    

Semalam, Feiyu lupa menutup tirai kamar. Begitu Feiyu membuka mata, sinar mentari yang menerobos jendela kaca nyaris membutakannya.

Hari baru telah dimulai. Melihat kekasihnya tertidur pulas memeluknya sempat membuat Feiyu terkejut, namun berubah luluh seiring berjalannya waktu.

Wajah Yunxi begitu polos. Matanya terpejam penuh kedamaian, tidak ada bedanya seperti bayi yang baru saja lahir.

Setelah berjuang turun dari tempat tidur tanpa membangunkan sang pujaan hati, Feiyu mengecup kening Yunxi dan bergegas ke dapur untuk memasak sarapan.

Kentang tumbuk dan iga lada hitam makan malam mereka masih belum tersentuh. Coklat panas yang kini dingin juga belum habis diminum. Feiyu mendesah pasrah mengingat alasan mereka melewatkan makan malam dan semakin terpuruk saat menemukan suatu bungkusan di atas mejanya.

Itu adalah kondom yang Yunxi bawa semalam. Mungkin dari Zhehan yang menggoda kekasihnya. Feiyu mengambilnya dan tubuhnya seketika lemas.

Ia berjongkok di lantai, mengacak-acak rambutnya, sebelum membenamkan wajah di balik lipatan lengannya.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Jika orang yang selama ini tidak pernah memikirkan cinta tiba-tiba memutuskan untuk berkencan, itu berarti ia serius dalam menjalani hubungan. Feiyu merasa Yunxi adalah orang yang spesial. Meskipun mereka mengenal satu sama lain baru sebentar, saat Feiyu menyatakan cintanya, itu adalah cinta yang sudah dipikirkan matang-matang.

Feiyu tidak tahu akan seperti apa masa depan nanti, tapi keinginan untuk menikahi siapapun yang menjadi kekasihnya sudah terpatri di benaknya sejak ia remaja.

Karena Yunxi kini menjadi kekasihnya, jelas suatu hari nanti ia berniat membawa hubungan mereka menuju pelaminan.

Hanya saja ...

... tidak sekarang.

Ada banyak yang harus dilakukan untuk mempersiapkan segalanya. Ia belum mendapat restu dari kedua orang tua mereka. Mungkin ibunya akan setuju dengan siapapun ia mengikat janji suci, tapi bagaimana dengan keluarga Luo?

Yunxi berasal dari salah satu keluarga yang mengontrol perekonomian China. Siapapun yang akan menikahi sang tuan muda akan disorot oleh dunia.

Sejak ia bekerja dengan tuannya, ia tahu bagaimana pola pikir keluarga tersebut. Di hati Luo Fenghua kini memang hanya ada istrinya, tapi dulunya mereka tak lebih dari lawan yang dijodohkan karena kekalahan perusahaan milik ayah Xu Shuanglin.

Untuk mempersatukan usaha mereka, Xu Shuanglin dipaksa menikah dengan Luo Fenghua dan Feiyu yakin dalam proses pernikahan Yunxi nanti akan sama rumitnya dengan kedua orang tua sang kekasih.

Jika Feiyu ingin meminang Yunxi, ia harus membuktikan bahwa ia bernilai untuk Luo Group. "Ambisi" yang selama ini tidak Feiyu miliki harus ia cari agar mampu mencapai puncak dan layak bersanding dengan seorang Luo Yunxi.

"Tapi bagaimana?" gumamnya putus asa.

Feiyu lama sekali merenungkan jawaban. Tak terasa waktu berlalu dan sudah saatnya untuk bekerja. Alarm terakhir Yunxi berbunyi dan tuan muda itu keluar kamar dalam keadaan mengantuk.

"Feiyu, ini sudah jam setengah sembilan. Kenapa tidak membangunkanku?"

Pemuda yang diajaknya bicara meringkuk di bawah meja. Yunxi menunduk dan dengan jail mengagetkan kekasihnya.

"BA!" teriak Yunxi membuat Feiyu tersentak. "Hahaha, apa yang sedang kau lakukan di bawah sini?"

Feiyu tergagap dan buru-buru kembali ke dapur mengenakan celemeknya. "Ee, aku mau memasak. Kau mau sarapan apa? Biar aku buatkan."

LIBERTE [Feiyunxi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang