Bab 5 - Harapan

256 36 5
                                    

Bibir itu begitu lembut.

Saat Yunxi mengecup Feiyu, rasanya seperti menyentuh buah persik. Halus dan sedikit basah. Pria itu menggigit dan mengunyahnya, membuat sari buah yang manis meleleh di mulutnya.

Yunxi terus menerus mengulum, menyesap, memakan bibirnya yang dingin dari berbagai sisi seolah itu adalah buah terlarang yang hanya bisa ia rasakan sekali sebelum ia diusir dari surga.

Feiyu sudah begitu gugup nyaris lupa cara bernapas saat menyatakan cintanya. Apa respon yang bisa ia berikan pada Yunxi jika pria tersebut tiba-tiba menciumnya? Feiyu membeku saat itu. Jiwa dan tubuhnya seolah tidak menyatu.

Itu adalah ciuman pertamanya.

Feiyu adalah pria konservatif. Seumur hidupnya ia habiskan untuk fokus mengejar ilmu di sekolah dan meniti karir di bidang yang ia gemari. Ia tidak terlalu mengejar intimasi dengan orang lain.

Memang ia masih berhubungan dengan orang-orang yang menyatakan cinta padanya. Beberapa di antara mereka adalah sahabat baiknya. Mereka memberikan tubuh mereka seutuhnya, berharap Feiyu menyentuh, dan merampas jiwa mereka. Tapi karena Feiyu memiliki pemahaman cinta yang putih, Feiyu tidak pernah memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan kulit yang menyentuh kulit atau gairah yang membakar rasionalitas.

Feiyu memang mencintai Yunxi, tapi cinta itu adalah bentuk dari ketulusan hatinya karena ingin melindungi dan menjaga seseorang yang ia anggap berharga.

Ketika Yunxi mulai membuka mulutnya untuk memperdalam ciuman, Feiyu tersentak. Ia mundur menyisakan jarak dan mendesah lega ia masih bisa menjaga prinsip hidupnya.

Tangan Yunxi masih berada di tengkuknya saat Feiyu memberanikan diri bertanya, "Apa ini berarti dugaanku benar? Kau juga merasakan hal yang sama?"

Yunxi mengangguk tanpa penyesalan. Matanya nanar menatap Feiyu seolah pemuda di hadapannya itu adalah mimpinya. "Tentu saja. Kau sangat seksi dan tampan."

"..."

Kemudian Yunxi menceritakan mimpi dari tidur siangnya.

Saat Feiyu membersihkan unit apartemennya tadi, Yunxi terjerat dalam mimpi erotis. Di benaknya, mereka bergumul di atas ranjang, Yunxi menelusuri bisep menggiurkan yang memeluk pinggangnya. Ia menyesap dan menjilat tengkuk leher Feiyu seolah itu adalah makanan terlezat yang pernah dihidangkan untuknya. Karena tidak ingin segera habis, ia menikmati setiap gigitannya dan tak menyisakan saus setetes pun.

Mungkin mimpi adalah bentuk dari imajinasi yang berhasil divisualisasikan oleh otak. Memang Yunxi sangat anti dengan cinta dan ia enggan disentuh oleh orang selain ketiga sahabatnya. Tapi tak bisa dipungkiri, akhir-akhir ini Yunxi membayangkan Feiyu menekannya, meraba setiap senti kulitnya sebelum memuaskan hasratnya dengan gesekan panas tangan yang membungkus kemaluannya.

Mendengar perjalanan mimpi Yunxi yang penuh gairah, sekujur tubuh Feiyu terbakar. Tengkuk dan telinganya memerah. "Ba-bagaimana bisa?"

Yunxi membawa tangan Feiyu untuk membelai pipinya sebelum menelusuri dada bidang Feiyu hingga ke otot-otot perutnya dan berbisik, "Tubuhmu jauh lebih besar dariku. Aku penasaran seberapa besar kejantananmu. Apakah itu akan muat di lubang ketatku?"

Mata Feiyu terbelalak. Apa yang dikatakan Yunxi seperti mantra yang mengingatkan Feiyu untuk tetap berada di jalan yang benar. Ia tidak ingin mengulang kesalahan Adam dan Hawa. Ada alasannya mengapa buah surga itu terlarang.

Hubungan seksual hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang telah mengikat janji suci mereka di hadapan Sang Pencipta.

Feiyu tidak tahu akan seperti apa akhir dari hubungannya dengan sang tuan muda m. Semuanya masih terlalu dini dan ia tidak boleh melewati batas.

LIBERTE [Feiyunxi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang