Bab 14 - Janji

274 29 10
                                    

Warning 🔞 NSFW

Warning 🔞 NSFW

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Yunxi sangat gugup. Meskipun sudah membersihkan tubuhnya, keringat kembali membasahi keningnya. Perasaan ini seperti seorang pencuri yang pertama kali melakukan aksinya. Terjadi konflik batin antara jiwa baiknya dan kejahatan yang akan ia lakukan.

Jam di dinding menunjukkan pukul 10 malam. Debur ombak di balik jendela terdengar samar-samar. Saat sirine kapal berkumandang dari kejauhan laut lepas, kenop pintu unit kamar Yunxi berputar menandakan Feiyu telah kembali dari jalan-jalan malamnya.

Yunxi duduk di tepi tempat tidur. Tubuh rampingnya hanya dibalut oleh jubah mandi berwarna merah tua. Ia baru saja selesai mengeringkan rambutnya. Meskipun rambutnya tidak ditata menggunakan gel seperti biasa, ia nampak begitu tampan dan muda dengan gaya rambut aslinya yang turun menutupi kening.

Yunxi tersenyum pada tunangannya. Matanya nyaris tenggelam di balik rambut panjangnya. "Selamat datang kembali," sapanya lembut.

Feiyu membalasnya dengan kecupan di dahi. "Kukira kau masih ingin mengobrol dengan yang lain."

Yunxi menggeleng. "Ini adalah malam terakhir kita liburan. Aku ingin menghabiskannya denganmu."

"Oh ya? Apa yang ingin kau lakukan memangnya?" tanya Feiyu menggoda. Ia melepas kemeja dan celana panjangnya, menyisakan kaos putih polos dan celana pendek hitam.

Feiyu biasa tidur seperti itu, tapi malam ini entah mengapa membuat napas Yunxi lebih berat.

Dari balik kaos yang tipis, delapan otot perut Feiyu samar-sama terlihat. Mata Yunxi fokus ke arahnya dan diam-diam mengingat kembali bagaimana rasanya saat ia menyentuhnya. Itu begitu kokoh dan padat. Di atas kulit Feiyu, jemari Yunxi tak pernah gagal gemetar.

Setelah puas berfantasi dengan kedelapan otot itu, mata Yunxi bergerak ke bawah. Yunxi jelas ingat Feiyu memiliki garis-V di pangkal pahanya. Itu begitu tajam seolah mampu menyayat jantungnya.

Beberapa hari ini, saat mereka bermain-main di atas ranjang, Yunxi tidak sempat melihat-lihat daerah itu. Pikirannya seketika kacau begitu Feiyu mau membuka celana untuknya.

Saat itu lampu hotel telah padam karena pada awalnya mereka berniat tidur dan tidak melakukan apapun. Waktu di mana bibir mereka terjalin membuat ikatan panas, keduanya sama-sama tak menyangka aksi tak disengaja itu membawa mereka melampaui batas yang belum pernah mereka dilalui.

Kini, mata Yunxi mengantarnya semakin bawah, yaitu pada kejantanan Feiyu.

Kemarin Yunxi tidak menyentuhnya. Semua aksi dilakukan oleh Feiyu seorang. Pemuda itu menggenggam kedua penis mereka bersamaan dan menggosoknya berirama. Yunxi terlalu sibuk mengatur napasnya di antara desahan yang kotor.

Satu-satunya ingatan akan wujudnya hanyalah dari satu tahun yang lalu ketika Yunxi memaksa mengulum milik Feiyu hingga membuat pemuda itu nyaris trauma. Ingatan itu tentu saja memudar seiring berjalannya waktu.

LIBERTE [Feiyunxi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang