Diberi hati, minta jantung. Itulah peribahasa yang tepat untuk Luo Yunxi sekarang.
Yunxi berharap akan terjadi sesuatu di apartemen Feiyu, tapi rupanya ia terlalu berharap.
Begitu tiba di tempat mereka pernah berbagi kemesraan itu, Feiyu segera menyuruh Yunxi tidur. Kamar utama diberikan kepadanya, sedangkan Feiyu memilih untuk tidur di luar.
"Sudah lewat dari tengah malam. Tidurlah agar besok tidak terlambat kerja," ujar Feiyu tanpa melihatnya lagi.
"..."
Sungguh sangat dingin. Bagaimana bisa ada pemuda semembosankan Feiyu? Yunxi sepertinya kena karma ketika mencintai pemuda itu.
Tapi, siapa bilang Yunxi menyerah begitu saja? Ia sudah datang jauh ke sini. Tidak mungkin ia akan melewatkan kesempatan untuk bermesraan dengan Feiyu.
Begitu Feiyu menutup pintu, Yunxi segera membukanya kembali. Ia menyembulkan kepala dari celah dan berdeham pada pemuda yang sedang merapikan sofa. "Ahem, apa kau punya pakaian untuk kugunakan?"
Feiyu menjawab tanpa menoleh, "Ada di lemari."
"Tapi yang mana yang bisa kugunakan?"
"Ambil saja sesukamu."
Yunxi kembali ke kamar dan berpura-pura serius mencari. Dalam prosesnya, ia menghancurkan separuh isi lemari pemilik apartemen. "Aku tidak tahu yang mana. Apa aku boleh mengenakan celana dalammu?"
"..." Feiyu menghembuskan napas panjang sebelum akhirnya ia mengambil kaos dan celana pendek untuk Yunxi. "Pakai ini saja."
Yunxi tersenyum senang.
Feiyu juga mengambil pakaian untuk dirinya sendiri. Setelah mengganti jasnya dengan kaos sederhana, ia segera bergelung di bawah selimutnya ... di atas sofa.
Tapi belum sempat ia memejamkan mata, Yunxi tiba-tiba memanggilnya lagi.
"Ada apa sekarang?"
"Hehe." Yunxi tersenyum jail. "Aku lapar. Aku belum makan sejak tadi siang. Apa kau punya makanan?"
Kali ini Feiyu tidak mempersulit diri dan segera mengabulkan permintaan Yunxi. Ia mengambil roti tawar dan selai dari dalam lemari dan diberikan pada Yunxi.
Tanpa merasa bersalah, Yunxi menambah permintaan, "Tapi aku maunya roti bakar. Bisakah kau membakarnya untukku?"
Feiyu menolak dengan suara lemah. Saat ini kantuk mulai menguasainya. "Tidak. Makan saja seadanya dan pergi tidur. Aku baru akan memasakannya untukmu besok."
Bibir Yunxi mengerucut karena sebal. Lebih tepatnya, karena kehabisan ide. "Hmm, ya sudah. Kalau begitu aku masak sendiri saja."
Feiyu sudah berbaring di atas sofa saat Yunxi memasuki dapurnya. Ia hendak memejamkan mata, berusaha menenangkan diri setelah apa yang terjadi hari ini, tapi semesta seolah tidak mengizinkannya.
Suara panci menyenggol panci lain. Wadah merica yang terguling di atas lantai dan air yang memercik di atas pemanggangan panas membuat mata Feiyu terbuka lebar. Urat merah memenuhi skleranya. Ia segera keluar dari selimut dan menghampiri mantan kekasihnya di dapur.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Feiyu berusaha sabar.
Yunxi menoleh bahagia mengetahui rencananya membangunkan Feiyu berhasil. "Oh, aku sedang memanggang roti tentu saja. Lihat! Aku bisa."
Yang Yunxi lakukan memang memanggang roti. Tapi, demi Tuhan. Siapa yang mengajarinya memanggang roti dengan minyak? Ia bahkan memasukkan roti yang telah dioles selai langsung ke dalam wajan penuh minyak panas dan membiarkan selai tersebut bercampur dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIBERTE [Feiyunxi]
FanfictionKebebasan adalah hal yang selalu didambakan oleh semua orang, tak terkecuali Luo Yunxi. Baik harta, tahta, maupun cinta, tak ada satupun yang boleh mengekangnya. Sebuah taruhan yang diajukan para sahabatnya memang berakhir indah, tapi apakah ia mamp...