SMT - 21

0 1 0
                                    

Semalam, Arfan bilang jika hari ini dia akan menjemput Luna dengan vespanya. Tentu saja Luna tidak akan menolak. Dia sungguh senang akan naik vespa. Apalagi vespa Arfan memiliki motif berwarna pink kesukaan Luna.

Selama pembelajaran terakhir, Luna sudah tidak fokus belajar. Dia harap-harap cemas menunggu kedatangan Arfan. Berulang kali Luna melirik jam tangannya, menghitung setiap menit yang terlewati hingga akhirnya bel pulang berbunyi dan Luna menjadi orang pertama yang keluar kelas dan berlari menuju gerbang.

Sesuai dugaannya, Arfan sudah menunggu Luna. Luna tersenyum cerah melihat vespa Arfan yang diluar ekspetasinya. Tampilan vespa itu, melebihi ekspetasi Luna. Sungguh luar biasa.

"Hai," sapa Arfan.

"Hai, Fan. Gila, gue speechless banget sama vespanya."

"Lo suka?"

"Suka banget! Ahhh, gue jadi pengen beli."

Arfan terkikik, "Kalau lo mau ini, gue bakal kasih."

Luna menatap Arfan tak percaya. "Serius?"

"Serius, Luna."

Tapi dengan cepat Luna menggeleng, "Gue cuma bercanda doang, kok. Gue mau nabung dan ntar pas kuliah mau punya sendiri."

"Serius juga gapapa."

"Nggak, Fan. Gue nggak enak banget sama lo. Dapet kesempatan buat dibonceng aja gue seneng banget."

Luna menerima helm dari Arfan, kemudian duduk di boncengan cowok itu.

Arfan hendak melajukan motornya. Kemudian mereka berpapasan dengan motor Renaldi yang juga hendak melaju untuk pulang.

Luna sempat bertatapan dengan mata Renaldi. Cowok itu membonceng Carla seperti bisa.

Luna mendadak kehilangan mood baiknya setelah melihat vespa yang kini dinaikinya. Ternyata, melihat cowok yang masih ia suka boncengan dengan cewek lain efeknya akan sehebat itu.

[end] SS (4) - SEBUAH MEMORI TENTANGNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang