SMT - 1

1 1 0
                                    

Luna berdecak ketika berkali-kali dia gagal mendapatkan boneka di permainan mesin capit yang berada di depan sebuah toserba. Padahal uangnya sudah hampir habis dan dia sudah terlanjur menyukai boneka hello kitty berwarna lilac. Luna, kalau sudah suka sama satu hal dia akan menjadi sosok yang ambisius dan harus mendapatkannya.

Di sampingnya, Zaki juga ikutan berdecak.

"Udah napa, pulang aja yuk dah sore, ntar kemaleman di jalan. Besok gue beliin boneka hello kitty yang warna lilacnya, bahkan yang ukurannya lebih besar daripada itu."

Luna menggeleng, "Yang ini lucu banget, Zakiii. Gue nggak rela kalau orang lain dapetin ini."

"Mau sampai kapan lo ngabisin duit lo yang udah sisa recehan itu? Lun, please, jangan keras kepala. Lo bukan bocah lagi."

Mendengar ucapan Zaki, Luna akhirnya menurut. Mau tak mau dia mengikuti Zaki yang berjalan menuju parkiran toserba.

Sore itu, niat hati ingin berjalan-jalan demi mendamaikan hati dan pikiran Luna yang bercabang akibat tadi di sekolah dia melihat pemandangan tak mengenakkan. Mantan pacarnya, Renaldi, digosipkan dekat dengan cewek satu anggota OSIS. Dan tadi, Luna melihatnya sendiri. Cewek itu namanya Carla. Kulitnya putih, rambutnya lurus pirang, giginya juga gingsul. Manis sekali jika dibandingkan dengan Luna yang bisa dibilang berada di level B aja.

Zaki ingat, satu setengah tahun lalu, saat Luna baru putus dengan Renaldi, dia juga yang pasang badan untuk sahabatnya itu. Zaki rela menghabiskan bensin motornya untuk mengajak Luna keliling jalan raya hanya demi menghilangkan rasa galau. Selama perjalanan, Luna juga tak hentinya menangis dan berteriak meski beberapa orang memandangnya dengan tatapan aneh.

Zaki menyerahkan helm kepada Luna. Gadis itu menerimanya dengan bibir cemberut.

"Udah napa, besok gue beliin, janji."

Namun, Luna tidak termakan dengan omongan itu.

Setelah setengah perjalanan, Luna baru berteriak di dekat kuping Zaki, "Kenapa dia harus deket sama cewek yang levelnya di atas gue, sih? Kan susah buat nyainginnya."

[end] SS (4) - SEBUAH MEMORI TENTANGNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang