Istirahat siang itu, Luna dan 6 sekawan sedang menikmati makan siang di kantin. Meskipun Luna tidak populer secara personal, tapi 6 sekawan cukup dikenal di sekolah. Bukan hanya di angkatan mereka, tapi adik kelas juga mengetahui sebuah geng pertemanan yang sangat seru dan solid.
Luna memesan batagor favoritnya. Perutnya yang keroncongan sudah terisi. Meskipun sudah kenyang, dia malah merasa ingin nambah lagi.
Luna berjalan membawa piring bekasnya menuju ke stand penjual batagor. Bodo amatlah. Luna ingin pesan lagi. Toh, dia jajan juga pakai uang sendiri, nggak minta-minta ke temennya.
Setelah mendapatkan seporsi batagor baru, Luna hendak kembali ke meja. Namun langkahnya terhenti ketika melihat kedatangan Renaldi dan Carla ke kantin yang sontak saja membuat seisi kantin gaduh.
Luna terdiam membatu. Batagor sudah bukan lagi menjadi prioritasnya.
Luna menelan saliva ketika bertatapan langsung dengan Renaldi. Cowok itu tadinya terlihat antusias berbincang dengan Carla. Namun saat melihat Luna, Renaldi merubah ekspresi wajahnya menjadi datar. Tak lama, dia memalingkan pandangan ke arah lain.
"Brengsek banget ya udah jadi mantan. Dulu sok-sokan sayang setengah mampus, sekarang malah berpaling pura-pura nggak kenal. Setan!" Maki Luna dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[end] SS (4) - SEBUAH MEMORI TENTANGNYA
Novela JuvenilKisah Luna yang pernah pacaran dengan Renaldi saat kelas 10 namun kemudian putus karena Renaldi mengejar OSIS. Renaldi adalah partner Dinda. Setelah putus, Renaldi seperti tidak mengakui Luna sebagai mantannya. Luna membenci Renaldi dan mencapnya se...