Warning! Terinspirasi dari drama Our Beloved Summer! Silahkan tonton dramanya, itu bagus banget:)"Hal yang kubenci?" Taehyung mendesis pelan seraya mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada dagu.
"Masih Jeon Jungkook."
.
.
.
Aku bisa menyebutkan beberapa hal yang membuatku benci padanya.
Pertama! Seperti yang kalian tau, dia sangat egois.
...
"Jungkook-ah, apakah aku bisa meminjam catatanmu pekan lalu? Kudengar itu akan muncul diujian."
Jungkook mengerjap, ia membalik bukunya dan menutupnya. Lalu menatap pada Sorin yang berniat meminjam catatannya. Sorin melanjutkan perkataannya, "Hanya kau yang mencatat it-" tangannya terjulur mengambil buku milik Jungkook namun tertahan.
Gaeun, teman sebangku Sorin yang tadi menemaninyapun menghela nafas, "Kami pinjam sebentar saja ya? Besok adalah ujiannya, kita harus saling membantu satu sama lain. Nanti akan kukembalikan." bujuknya.
Jungkook mengerjap, ia kemudian membuka bukunya lagi, merobek salah satu halaman, memisahkannya dari buku lalu dirobek lagi hingga tak berbentuk. Mengacuhkan tatapan terperangah Taehyung disebelahnya.
"Maaf. Sekarang aku tidak punya. Bisakah kalian pergi?" usir Jungkook dengan wajah tak berdosa.
Gaeun dan Sorin mendesis sebal. Mereka memilih kembali pada bangkunya sembari menggerutu tentang betapa pelit dan menyebalkannya seorang Jeon Jungkook.
...
"Aku Jeon Jungkook ketua kelompok dua yang bertugas mempresentasikan.." Jungkook terdiam, anggota kelompoknya yang datang terlambat untuk presentase hari ini. Sedangkan anggota kelompoknya itu hanya melambaikan tangan dengan wajah tanpa dosa padanya.
"...Anggota kelompokku-" ia memencet salah satu tombol dan menghapus nama anggotanya sendiri, "-hanya aku seorang."
Semua mahasiswa terperangah begitu pula mantan anggota kelompoknya. Taehyung yang berada di bangku belakang hanya bisa meringis melihat kelakuan Jungkook.
Jungkook tak mempedulikan tatapan para mahasiswa didepannya dan hanya fokus pada pekerjaannya saja, "Kalau begitu, aku akan memulai presentasenya. Aku akan mempresentasikan materi buku 13, tentang kepercayaan dalam berbisnis..."
.
.
.
Dia kurang keterampilan..
Bukan, dia kurang keterampilan sosial.
Dia juga ingin menang dalam hal apapun. Begitu melelahkan dan ambisius.
...
"Orang orang seperti kalian tidak pantas disebut senior." Jungkook mendecih, "Jangan konyol! Yang bisa kalian banggakan hanyalah gelar senior?!" selagi Taehyung mencoba mencegah dirinya mengamuk pada 3 orang senior didepannya.
Salah satu dari mereka menggeram tak terima, "Apa?! Sudah diberi hati, malah meminta jantung!"
Jungkook hampir lepas kendali namun berhasil Taehyung cegah, "Diberi hati?! Kapan kau memberikanku hati?! Memangnya aku hewan peliharaannmu, huh?!" Jungkook menyingkirkan tubuh Taehyung dari hadapannya, "Kau pikir kau siapa, huh?!" tangannya hampir mencakar wajah senior didepannya yang juga kini hendak ikut menyerangnya.
"Apa katamu?!" balas senior itu.
"Maaf, dia terlalu menggebu-gebu." ucap Taehyung mencoba menenangkan senior didepannya.
Jungkook mengernyit seram, "Kenapa kau minta maaf padanya?! Minggir!" ia kembali menyingkirkan tubuh Taehyung dan mengangkat dagunya sombong pada senior tak tahu diri didepannya, "Coba ulangi perkataannya tadi."
.
.
.
Dia angkuh dan selalu mempunyai hobi bertengkar dengan orang lain. Ditambah keras kepalanya melebihi siapapun dikampus ini.
Dia orang egois yang selalu ingin mewujudkan semua keinginannya.
Selain itu juga, aku benci..
Hanya aku yang tahu sisi lain seorang Jeon Jungkook. Yang tak diketahui orang lain.
...
Taehyung mendesah kasar selagi melihat arloji ditangannya yang sudah memberitahukan bahwa malam sudah larut. Ia menggosokkan kedua telapak tangannya, dingin.
Tak selang berapa lama kemudian, Jungkook datang menghampirinya dengan wajah datar andalannya.
"Kenapa kau mengajakku bertemu?" tanya Taehyung dengan gelagat seperti seorang yang tengah merajuk saat melihat Jungkook berdiri disisinya dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku mantel.
"Kau marah?"
Taehyung tersentak, "A-aku? Apa? Kenapa? Kenapa aku marah padamu?" jawabnya tak mau mengakui.
Jungkook tersenyum kecil, "Kenapa kau marah karena batal makan satu kali?"
"Entahlah." jawab Taehyung acuh. Ia menarik nafas, "Aku yakin bukan hanya sekali."
"Kau menghitungnya? Dasar picik!" desis Jungkook sebal.
Taehyung mengerjap, "Picik? Kau sebut aku picik-"
Kalimatnya terpotong saat Jungkook tiba-tiba memberinya kepalan tangan tepat didepan wajahnya. "Kenapa? Apa itu?"
Jungkook tak menjawab, ia hanya diam. Lalu sedetik kemudian menyebarkan puluhan kelopak bunga Sakura dari kepalan tangannya dihadapan Taehyung yang kini terperangah.
Satu tangannya lagi mengambil kepalan bunga Sakura dan menyebarkannya ke udara. Bibirnya tersungging sebuah senyuman manis nan polos. Menampakan kedua gigi kelinci yang menyembul manis.
Taehyung terdiam. Matanya menatap pada hujan kelopak bunga Sakura yang mendadak terjadi didepannya.
"Sekarang kita melihat bunga Sakura." ujar Jungkook.
Dia hanya memperlihatkan sisi itu padaku.
Tanpa pikir panjang, Taehyung menarik Jungkook keatas pangkuannya. Menangkup pipi berisi pemuda itu lalu mendaratkan bibirnya pada bibir Jungkook. Menciumnya dengan manis selagi senyum Jungkook terbit disela-sela ciuman mereka.
Itu membuatku, tidak bisa berhenti mencintainya.
Dan aku benci kenyataan bahwa, aku terus mencintainya sampai sekarang.
.
.
.
Aku tau ini gajelas. Tapi demen banget aku lo sama Kook Yeonsu sama Choi Ung. Mereka sangat menggambarkan Taehyung ama Jungkook😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect • Yoonmin Oneshoot
AléatoireBerbagai macam oneshoot tentang YOONMIN yang kadang mampir seenaknya diotak. Anti NC! tidak suka please pergi! ©lyrazii