Suasana siang hari yang biasanya tenang sekarang malah ricuh karena suara pekikan, seorang wanita berambut merah muda tampak mengamuk dan memukul apapun yang ada di sampingnya. Sakura mendorong tubuh pria berambut raven itu hingga jatuh ke lantai, manik emeraldnya tidak sengaja melihat sesuatu yang berada di antara kedua paha lelaki tersebut.
"Apa yang terjadi?!" tanya Sakura dengan suara nyaring, ia sangat ingin bergerak untuk memukul kepala pria itu akan tetapi kakinya dan tubuhnya tak bisa diajak kompromi. Alhasil Sakura hanya diam di kasur dan memalingkan wajah ketika Sasuke berdiri dari acara jatuhnya.
"Semalam kau yang mendatangi ku, apa kau tak ingat?" Sasuke memakai kembali celana selututnya dan duduk di tepi ranjang. Memandangi punggung mungil Sakura yang sedikit bergetar.
Wanita musim semi tersebut membelakangi. Dia mencoba mengingat, malam tadi saat dirinya berniat mandi Sakura tak sengaja menemukan sebuah minuman aneh di kamar mandi, awalnya ia ragu untuk mencoba namun tenggorakan yang terasa kering membuat dirinya meminum cairan itu hingga habis. Tak lama kemudian tubuh Sakura terasa panas, dan tanpa sadar ia membuka pakaiannya.
Dia pikir pendingin di kamar yang rusak, jadi Sakura memutuskan untuk mencari Sasuke dan meminta bantuan. Namun saat tiba di sana ia malah menyerang pria itu, hingga satu kalimat berputar di kepalanya.
"A-aku ingin bayi, aku ingin anak."
Air mata membasahi bantal yang ia pakai, Sakura menutupi kepalanya menggunakan selimut. Dia mengabaikan Sasuke yang menatap penuh khawatir.
"Suatu hari nanti kau hanya akan menjual tubuhmu untuk bertahan hidup, sama seperti yang ibumu lakukan!"
Perkataan menusuk itu kembali terngiang di benak Sakura yang seketika membuat tubuhnya menegang, tubuh Sakura gemetaran.
"Ma-"
"Pergilah! Biarkan aku sendiri," jawabnya tegas tanpa ingin di bantah.
Sasuke memandang punggung Sakura sebentar kemudian bangkit dari duduknya, diam-diam ia memungut pakaian wanita tersebut dan meletakkan di atas ranjang. Pria berambut raven itu berjalan keluar kamar dengan kehadiran Jugo yang langsung menyambut di depan pintu, helaan napas panjang keluar dari mulut mereka.
"Apa Ayah kembali menelpon?"
"Begitulah Tuan, beliau menyuruh anda untuk datang ke Mansion hari ini. Apabsaya mengantarkan anda ke sana?"
Menganggukkan kepala dan mengangkat tangan untuk menutupi wajahnya, dia kembali menghela napas dan menatap Jugo. "Antar aku ke Mansion setelah itu bisakah kau menjaga wanita pink ini selama aku pergi? Aku takut dia akan melakukan hal nekat."
"Baik. Saya akan melakukannya."
"Buatkan bubur juga, dia mabuk semalam. Kalau begitu aku akan mandi," ujar Sasuke setelahnya. Dia beranjak pergi begitupun dengan Jugo yang berjalan menuju arah dapur untuk menjalankan perintah.
*****
Suasana di ruang keluarga itu tampak amat sepi, mereka hanya diam tak memulai topik sedikitpun. Hingga suara dehemen sang kepala keluarga memecahkan acara diam-diam itu, Fugaku menarik cangkir kopi pahitnya dan menatap putra bungsunya kemudian.
"Apa ada perkembangan tentang yang aku katakan padamu?"
"Tidak."
Pria paruh baya tersebut menghela napas kasar, dia menyandarkan tubuh pada sofa dan memijit pelipisnya pelan.
"Sasuke, Ibu pikir kamu sadar dengan perkataan Ayahmu. Atau kamu ingin kami membantu untuk mencari pasangan?" Sang Ibu, Uchiha Mikoto ikut menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me [✓]
RandomInspired by Love Is An Illusion Dunia suram dengan Sakura yang selalu terjebak dalam masalah, kehilangan arah serta tujuan hidupnya. Alert : 17+ Disclaimer © Masashi Kishimoto Story by © bublevanilla