Bab 22

2.2K 260 19
                                    

Sakura memandang bayi perempuan yang baru saja diletakkan di dalam boxnya, dia menundukkan kepala sedalam mungkin ketika sosok Jugo lewat di depannya. Menghadap Sasuke dengan wajah yang menyeramkan, wanita musim semi itu sudah menyebutkan bahwa ia kabur di bantu oleh Jugo.

"Aku tidak menyangka kau melakukan ini padaku, Jugo. Bahkan kau meminjam uang hanya untuk membawa Sakura kabur? Di mana letak hatimu saat ingin memisahkan ibu dan anaknya?" tanya pria itu mengepalkan tangan.

Jugo menggelengkan kepala,"Tapi dia sendiri yang ingin pergi Tuan, saya hanya membantu. Jujur, sejak awal saya tidak suka melihat kedekatan kalian, karena Tuan terlalu memanjakan dan bahkan bertekuk lutut padanya. Dan untuk uang itu, aku terpaksa meminjam nya karena sebagian besar gajiku habis untuk biaya apartemen dan perawatan pasca melahirkan. Aku ... Minta maaf Tuan."

Satu pukulan mendarat di pipi Jugo, menyebabkan sudut bibirnya mengeluarkan darah. Sasuke menarik napas kemudian menghembuskan perlahan.

"Kau sudah mendengar alasanku tapi kau tetap lancang begitu? Aku kecewa padamu. Aku akan mengembalikan uang gajimu, dan tolonglah kembalikan uang yang kau pinjam itu secepat mungkin," ucapnya.

Jugo mengangguk paham.

"Sa-sasuke, dia tidak salah. Apa yang dikatakan oleh Jugo benar adanya, aku yang ingin pergi sendiri dan dia membantuku. Bahkan dia berbaik hati menyewakan apartemen sementara mendapatkan uang untukku." Sakura tak tega melihat sosok pemuda berambut orange itu yang meringis sambil memegangi sudut bibirnya, "Maafkan aku Jugo, dan aku punya alasan untuk itu Sasuke."

Keadaan menjadi hening untuk sebentar, helaan napas kembali terdengar dari mulut Sasuke. Pria tersebut menepuk bahu Jugo pelan dan mengangguk kan kepala.

"Maafkan aku, pergi dan obati lukamu." Setelah mengatakan itu, Sasuke mengalihkan pandangannya, menatap Sakura untuk menjelaskan perkataan dia barusan, "Masuk ke kamar dan jelaskan alasanmu itu padaku."

Wanita musim semi tersebut tampak meremas jemarinya, matanya terlihat gelisah tatkala Sasuke memandang dengan tajam. Pria itu hanya duduk di atas kasur dengan tangan yang terlipat di depan dada, seakan menunggu semua penjelasan Sakura.

"Kau ingin membuang waktuku? Katakan apa alasanmu melakukan itu Sakura!" Bentaknya mulai tak sabar.

Wanita musim semi itu terkesiap, matanya mulai berkaca-kaca saat suara bentakan menggema. "Aku takut dengan semua kenyataan Sasuke. Aku berpikir bahwa kau akan mengusirku setelah bayinya lahir dan memberikan semua tanggung jawab itu padaku, maka dari itu aku pergi begitu saja."

Dia menangis, wanita itu menangis dalam penjelasannya.

"Aku takut kalau dia tidak akan hidup dengan baik jika bersamaku, maka dari itu aku pergi meninggalkan nya denganmu karena aku yakin kau pasti menjaganya. Tapi, Jugo pernah mengatakan kalau kau akan menyewa polisi untuk mencariku. Aku tidak tahu apa alasannya, tapi aku tahu kalau semua yang kulakukan ini jahat, karna sudah meninggalkan anakku begitu saja. Seharusnya aku tidak melakukan apa yang dilakukan oleh Ibuku dulu. Seharusnya aku menjaga anakku bukan malah mengabaikannya."

Helaan napas kembali terdengar, pria berambut raven itu menggelengkan kepala pelan. Dia menarik tangan Sakura kemudian mendudukkan wanita itu di pangkuannya, mencium sudut bibir yang membuat ia candu. Sasuke menghapus air mata yang membasahi pipi wanita-nya.

"Kau salah. Tidak mungkin aku akan melakukan itu padamu, Sakura. Kau ingat bukan kalau aku tidak akan merepotkan mu untuk menjaga bayinya namun bukan berarti kau bisa kabur setelahnya," ujar nya pelan. "Untuk apa pula aku mengusirmu jika ada hal yang lebih penting dari itu."

Sakura memandang jelaga hitam didepannya penuh tanya, tak mengerti dengan kalimat terakhir Sasuke.

"Seharusnya aku mengatakan ini sejak dulu. Mengapa aku begitu keras untuk menyuruhmu tinggal di rumahku, dan kenapa aku merawat, menjaga dan menuruti semua keinginan mu. Kau tahu? Itu bukan sebatas kontrak yang kau buat, tapi aku punya alasan yang lebih kuat dari hal tersebut."

Love Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang