Sakura merasa senang karena pekerjaannya tak sesulit yang dikira, bahkan lebih baik di banding tempat kerjanya yang lama. Dulu dirinya sering di bicarakan buruk oleh pekerja lain bahkan ada yang terang-terangan menggoda dan juga berniat melecehkannya. Langkah kakinya berubah pelan saat melihat pagar rumah Sasuke yang terbuka lebar, mobil berwarna hitam tampak terparkir di halaman besar tersebut.
Wanita musim semi itu masuk dan melihat Sasuke serta Jugo yang duduk di sofa, keduanya tampak sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Matanya dan jelaga hitam Sasuke beradu pandang, namun dengan cepat Sakura membuang muka dan berjalan menuju kamarnya.
"Bagaimana pekerjaan mu?" Suara Sasuke menghentikan langkah kakinya.
"Baik. Aku senang bekerja di sana." Sakura menjawab dengan nada pelan, dia tak berniat menoleh sedikitpun ke arah Sasuke. Walaupun ia menikmati pekerjaan, namun yang namanya bekerja pasti membuat tubuh kelelahan bukan?
"Hn. Itu bagus, apa kau sudah makan malam?"
"Belum."
"Aku dan Jugo akan keluar untuk makan malam, mau ikut bersama kami?" tanya Sasuke yang menimbulkan kernyitan di dahi Jugo.
Wanita berambut merah muda tersebut menghela napas dan berbalik badan, dia mengangguk perlahan kemudian bergegas masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri.
Tak lama kemudian Sakura keluar dengan pakaian yang sudah rapi, rambut sepunggung-nya di ikat tinggi hingga menampakkan leher putih jenjang miliknya. Wanita itu langsung mengikuti langkah kaki dua pria didepannya menuju mobil, tersentak saat Sasuke tiba-tiba memasangkan sabuk pengaman.
"Hanya untuk keselamatan."
Mendengus sebal, Sakura bersungut dan menjauhi pria tersebut. Emeraldnya asik memandang keluar jendela mobil, sesekali akan melirik Sasuke yang sibuk dengan ponselnya. Mereka berdua duduk di kursi belakang sedangkan Jugo menjadi supir, hingga kereta beroda empat itu berhenti di sebuah restoran yang sederhana.
"Mau pesan apa Tuan?"
"Seperti biasa Jugo," jawab Sasuke singkat. Dia masih sibuk dengan ponsel pintarnya, berbeda dengan Sakura yang tampak kebingungan memandang restoran yang mereka datangi.
Jugo mengangguk kemudian beralih pandang pada wanita berambut merah muda, "Bagaimana denganmu dodol?"
"Sialan mulutmu itu! Bisakah kau memanggilku dengan benar? Samakan saja pesanannya!" jawab Sakura menatap Jugo yang pergi sambil tertawa, pemuda berambut orange itu sangat bahagia melihat dirinya mengamuk kesal. Kalau saja di sini ada nampan mungkin dia sudah memukul kepala pemuda itu hingga tak berbentuk.
Memberengut dengan tangan terlipat di depan dada, Sakura membuang pandangannya keluar jendela tak menyadari kalau Sasuke diam-diam tersenyum dengan ekspresi wajahnya. Begitupun dengan seseorang yang duduk di sudut ruangan, dia menyeringai senang.
"Dapat kau!"
*****
Wanita musim semi itu tersenyum sambil meletakkan satu gelas cappucino di atas meja, dia memeluk nampan dan berniat kembali ke counter sebelum pelanggan itu memberhentikan langkah kakinya. Sakura memandang penuh heran pada pemuda berambut blonde yang memandang malu-malu.
"Iya? Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya sopan.
Pemuda itu menggelengkan kepala, dia melirik ke kanan dan kiri kemudian menbuka mulut. "Apa namamu Haruno Sakura?"
"Eh? I-iya, maaf bagaimana anda bisa tahu nama saya?"
"Kau cukup terkenal akhir-akhir ini, beberapa temanku yang menjadi pelanggan di sini sering membicarakan mu. Makanya aku tahu namamu, oh iya kenalkan aku Shii." Pemuda itu tersenyum sambil mengulurkan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me [✓]
RandomInspired by Love Is An Illusion Dunia suram dengan Sakura yang selalu terjebak dalam masalah, kehilangan arah serta tujuan hidupnya. Alert : 17+ Disclaimer © Masashi Kishimoto Story by © bublevanilla