Tiga hari berikutnya Sasuke tak kembali ke rumah, pria raven itu sangat sibuk dengan urusan pekerjaan. Membuat Sakura dapat leluasa melakukan apapun di rumah besar miliknya, seperti sekarang dia berendam air hangat sambil memikirkan pekerjaan yang tak kunjung didapatkan.
"Sial! Jujur saja di sini sangat nyaman tapi aku tidak bisa terus-terusan tinggal bersama dengan orang yang tak ku kenal." Sakura menghembuskan napas pelan dan melirik bebek mainan yang terapung, "Kamarnya besar, hangat dan aku juga bisa memakan semua yang kumau, tapi ...."
Berteriak frustasi saat pikiran ini itu berputar di kepalanya, Sakura menyudahi acara berendam kemudian memakai handuk dan mengenakan pakaian tidur. Berjalan riang keluar dari kamar kemudian duduk di sofa dengan tangan yang asik mengotak atik ponsel, ia merebahkan tubuh santai.
"Pasti ada pekerjaan yang mudah dan dibayar mahal," ucapnya pelan dengan tangan yang mengetik, "Gaji 3 juta dengan penginapan. Wah ini ...."
"Kau sedang apa?"
Tubuh mungil itu terperanjat kaget, ia menatap sosok pria yang mencondongkan wajahnya terlalu dekat bahkan Sakura dapat merasakan deruan napas hangat dari Sasuke.
"Pergilah kau sialan!" pekik Sakura spontan, ia langsung duduk sehingga tanpa sengaja membentur kepala Sasuke. Terkejut saat mendengar teriakan pria itu yang mengerang kesakitan.
Jugo berlari ke dalam saat mendengar teriakan tuannya, ia menatap Sakura tajam kemudian memegangi tubuh Sasuke. Menuntun pria berambut raven itu untuk duduk di sofa, "Apa yang terjadi Tuan? Dodol itu menyerangmu?"
"Hei siapa yang kau panggil dodol?!"
"Tentu saja si pendek bodoh dan jelek sepertimu, siapa lagi."
"Matamu buta ya?! Kau itu yang jelek bahkan wajahmu mirip raksasa. Kemari biar kupukul wajahmu!"
"Pukul saja jika kau berani, ayo-ayo!"
Helaan napas frustasi keluar dari mulut Sasuke, dia dengan segera berdiri dan menarik wanita berambut merah muda tersebut menjauh dari hadapan Jugo. Sungguh, perdebatan aneh mereka membuat Sasuke pusing, dia juga tidak menyangka tangan kanan yang dulunya pendiam sekarang malah ikut-ikutan menjadi aneh. Sasuke menutup pintu kamar kemudian berbalik menatap Sakura.
"A-aku tidak mabuk, apa yang ingin kau lakukan?"
"Aku tahu, aku hanya ingin bertanya apa kau sudah mendapatkan pekerjaan paruh waktu?" tanya Sasuke mencoba bersabar.
"E-eh, aku sudah mendapatkankannya dan baru saja berniat menelpon mereka."
Menggeser tubuhnya agak menjauh dari pria berambut raven tersebut, Sakura mengambil kertas dan mencatat nomor yang ada di ponselnya. Mengernyit heran ketika Sasuke tiba-tiba menarik benda pipih itu dari tangannya. Manik jelaga hitam milik Sasuke membaca setiap deretan kata yang tertera di sana, hingga tak lama kemudian sorotan mata tajam mengarah pada Sakura yang langsung meneguk ludah kasar.
"Pekerjaan ini?"
Wanita berambut merah muda itu mengangguk pelan.
"Apa kau bodoh?! Jelas-jelas ini penipuan! Kenapa kau masih belum sadar dengan kejadian yang kemarin? Ini tidak ada bedanya dengan pekerjaan waktu itu, mereka hanya akan menjadikanmu wanita penghibur." Sasuke menutup ponsel Sakura kasar, "Mulai sekarang kau harus meminta izin padaku sebelum mendaftar kerja, kau paham?!"
Sakura menyipitkan mata tak suka, ia menyambar ponsel dari tangan Sasuke kemudian mendorong pria itu untuk keluar dari kamarnya. Sakura bahkan menutup pintu dengan keras di depan wajah Sasuke.
"Sialan! Kenapa dia harus marah-marah begitu?"
*****
Wajahnya memerah sambil menceritakan apa yang telah terjadi, Sakura meletakkan gelas minumannya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me [✓]
RandomInspired by Love Is An Illusion Dunia suram dengan Sakura yang selalu terjebak dalam masalah, kehilangan arah serta tujuan hidupnya. Alert : 17+ Disclaimer © Masashi Kishimoto Story by © bublevanilla