Bab 6

2.9K 316 16
                                    

Katakan saja Sasuke gila. Menuruti saran Jugo untuk mencari wanita lain, mereka memulai rencana dengan makan siang berdua kemudian saat malam hari mereka akan pulang ke rumah untuk melakukan seks, namun entah kenapa pikirannya melenceng ketika Sakura menyambut kedatangannya. Membayangkan bagaimana wanita itu memakai celemek dengan tubuh mungilnya membuat sisi lain dari Sasuke bangkit.

"Kau bisa melakukannya sekarang, ayo." Suara lembut wanita di bawah tubuhnya membuat Sasuke berpikir panjang, ia mulai mengelus dan membuka pakaian wanita tersebut.

Hingga suara desahan mengalun di telinga, wanita pirang itu tampak begitu bersemangat sampai-sampai dia dengan leluasa membuka kancing kemeja dan juga resleting celana Sasuke. Manik hitam pria tersebut mulai membayangkan kalau Sakura-lah yang berada di bawah tubuhnya sekarang, melihat rona merah yang memenuhi wajah Sakura.

Dan semuanya terhenti ketika Sasuke mencium bau tubuh yang asing, dia tiba-tiba berdiri dan menatap wanita pirang itu datar, "Keluarlah. Aku tidak ingin melakukan seks denganmu."

Setelah memastikan wanita tadi pergi langsung saja Sasuke berjalan menuju kamar Sakura, membanting pintu kamar dan melihat bagaimana wanita itu tampak terkejut dengan kehadirannya, tanpa pikir panjang Sasuke berjalan mendekat. Menarik pinggang dan mendorong tubuh Sakura hingga berbaring di atas ranjang.

"Apa yang kau ...."

"Karna aku sudah membantumu, maka saat ini aku ingin kau juga membantuku."

Sakura menggelengkan kepala keras, dia mendorong dada Sasuke yang semakin menghimpit tubuhnya. "Menjauhlah. Aku akan membantumu setelah kita berbincang."

"Tidak, aku tidak bisa menahannya lagi. Kau diam dan nikmati saja."

Sasuke mencium bibir Sakura rakus, menghisap dan tak membiarkan wanita itu untuk mengambil napas. Tangan kiri pria itu mulai meraba perut dan memainkan payudara mungil milik Sakura, sedangkan tangan kanannya sibuk membuka celana dan mulai mengocok milik wanita itu menggunakan jari. Ciuman mereka terlepas, Sakura merinding saat Sasuke mengeluarkan miliknya yang sudah berdiri.

"Itu tak akan muat! Jangan!"

"Kau yakin? Bahkan ini sudah pernah memasukimu." Sasuke mengarahkan miliknya pada inti tubuh Sakura, menembus dengan hentakan yang kasar. Pria itu kembali menyumpal bibir Sakura dengan bibirnya, mengecup akan penuh damba.

Dia menggeram rendah saat melihat bagaimana wajah Sakura yang merona, walaupun ada air mata yang jatuh melewati pelupuk matanya. Sasuke mengabaikan itu dan tetap melanjutkan apa yang ia mau.

"Apa yang kau lakukan dengan wanita tadi? Kenapa kau malah ... Ugh! Melakukannya denganku?" Sakura terengah-engah, dia bertanya saat gerakan Sasuke mulai melambat.

"Aku mengusirnya, bau parfum nya membuatku mual. Hah ... Lagipula wajahmu mengusik ketenangan ku, dan aku ... seperti menemukan tempat yang tepat untuk melakukan seks denganmu."

Tubuh Sakura terdorong, tangannya meremas bantal yang ada di bawah kepala. "Kau terlalu dalam ... Jangan di sana ... Hah!"

Sasuke hilang akal, dia mengabaikan apapun yang dikatakan oleh Sakura. Mengeluarkan miliknya untuk membuka kondom yang sempat ia pakai, melempar benda tersebut ke lantai dan kembali memasuki Sakura. Gerakannya terkesan amat tergesa-gesa, hingga wanita merah muda itu tak sanggup mengimbangi permainannya. Apalagi setelah mendapat orgasme pertama, Sasuke malah memposisikan tubuh Sakura untuk menungging dan permainan kembali di mulai.

"B-berhenti, a-aku mohon! Aku tidak bisa melakukannya," pinta Sakura, tangannya digenggam kuat oleh Sasuke.

Pelepasan kedua datang, Sasuke menghentikan kegiatannya dan mengambil napas sebanyak mungkin. Ia terkejut saat Sakura menoleh ke belakang dengan wajah yang memerah dan dipenuhi air mata.

"Kau puas?"

Tubuhnya melemah ketika wanita musim semi itu memberontak, Sakura menatap dengan tajam yang membuat Sasuke turun dari ranjang. Dia tak sadar apa yang terjadi, hanya menyisakan suara pintu kamar yang tertutup dengan kasar. Sakura mengusirnya, ya itu benar.

*****

Sasuke menatap pintu kamar Sakura yang tak kunjung terbuka, ini sudah beberapa hari sejak wanita itu mengurung dirinya di kamar. Bahkan dia tak keluar hanya sekedar untuk mengisi perut, Jugo pun sempat bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada mereka.

"Apa aku kelewatan?" tanya Sasuke lirih. Ia melirik berkas yang berserakan di atas meja. Hingga atensinya terpecah ketika mendengar suara pintu yang di banting, di sana Sakura keluar dengan wajah pucat dan tas besar di jinjingannya. Wanita itu tak melirik Sasuke sedikitpun, ia bergegas menuju pintu depan.

"Tunggu! Kau mau kemana?"

"Ke rumah Ino. Lepaskan aku!"

Sasuke mempererat pegangannya dan membalik tubuh Sakura untuk berhadapan dengannya, "Tidak bisa. Dia memiliki suami dan kau tidak bisa tinggal bersama laki-laki asing seperti itu."

"Lalu apa bedanya kau dan dia? Kalian sama-sama lelaki asing bagiku. Sekarang hentikan omong kosongmu dan biarkan aku pergi." Sakura mencoba menarik kembali tangannya.

"Tidak! sebelum kau mendapatkan pekerjaan baru, aku tahu kalau yang kulakukan hari itu keterlaluan untukmu. Aku ingin minta maaf, tetaplah di sini sampai kau menemukan pekerjaan baru. Aku akan membantu dan juga berjanji tidak akan menyentuhmu lagi."

Sakura tidak bisa mempercayai lelaki itu lagi, dia menyentak tangan Sasuke kasar dan membalikkan badan. Langkahnya terhenti saat Jugo tiba-tiba masuk dan menghadangnya.

Pria berambut orange tersebut mengulurkan sebuah kertas pada mereka, dia berdehem pelan. "Konan membutuhkan pekerja paruh waktu, aku mencatat alamat nya untukmu. Tapi di sana tak menyediakan penginapan."

"Sekali lagi ku katakan. Tetaplah di sini sampai kau bisa menyewa apartemen atau apapun saat mendapat gaji pertama, aku berjanji tidak akan melakukan apa-apa padamu. Bagaimana, Sakura?"

Wanita musim semi itu berpikir, dirinya tak punya uang jadi akan lebih baik ia tinggal di sini untuk beberapa waktu, sejujurnya tinggal di rumah ini terasa menyenangkan bagi Sakura. Di mana dia bisa mendapatkan kamar yang besar dengan fasilitas lengkap, belum lagi makanan yang ia makan di dapat dengan gratis. Tapi pikirannya berubah sekarang, ia membulatkan niat kalau setelah mendapatkan gaji pertama maka ia akan pergi dari rumah Sasuke, dia tidak ingin terjadi sesuatu di antara mereka lagi.

Jugo menatap Tuannya heran, baru pertama ini dia melihat Sasuke yang memohon apalagi pada seorang wanita. Ini benar-benar terasa aneh baginya, apakah itu benar-benar tuan yang ia kenal?

"Kau dengarkan saja apa yang di katakan Tuan Sasuke, itu akan memudahkanmu."

Sakura membuang muka atau lebih tepatnya menatap Sasuke, "Baiklah. Aku memegang ucapanmu bajingan! Jangan mendekati kamarku walau hanya satu langkah di depan pintu, kau mengerti?" Sakura menunjuk tepat di wajah Sasuke, ia merasa puas saat pria itu mengangguk patuh.

Memutuskan untuk pergi dari sana, dia membuka pintu kamar dan menutup perlahan. Tak mempedulikan Sasuke dan Jugo yang masih berdiam di depan pintu.

"Lihatlah si dodol  itu. Apa dia bercanda? Memangnya dia siapa sampai berani mengancam begitu? Dasar!"

Love Me [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang