🔞 WARNING 🔞
Part ini mengandung unsur seksualitas, LGBT, kekerasan, paksaan, pemerkosaan, kata-kata vulgar, dan lain sejenisnya. Tidak disarankan untuk pembaca di bawah 18 tahun.
[pythagoras]
.
.
.
.
"Lepas seragam kamu!"
Hendery berucap begitu ringan tanpa peduli raut ketakutan yang diperlihatkan Alta. Pria itu sibuk melepas jas yang dia pakai. Meninggalkan sebuah kemeja putih, membuat bentuk tubuhnya yang atletis terlihat. Hendery menyingsingkan lengan kemeja yang ia pakai hingga siku. Ia melirik kearah Alta yang masih diam seperti patung.
"Kenapa belum dilepas?" ujarnya dengan nada rendah. Alta masih diam, ia tak mau menuruti perintah sang Papa. "Mau Papa yang lepaskan?"
Sontak Alta menggeleng ribut. "A-alta mohon, Pah... j-jangan kali ini..." suara parau Alta mencoba memohon.
Tatapan Hendery menajam dengan rahang mengeras. "Kamu lupa? Papa masih belum selesai dengan hukuman kamu kemarin"
Tangan besar Hendery terangkat memegang pundak Alta yang bergetar. Anak itu terkejut. Hendery mulai memaksa Alta untuk melepas seragam yang dipakai. Ia melempar asal tas yang Alta bawa ke sisi lain ranjang. Tangannya mulai melucuti satu per satu pakaian yang dikenakan oleh Alta.
Tak ada yang bisa Alta lakukan selain memohon dan mencoba mempertahankan seragamnya mati-matian. Tapi usahanya sia-sia karena perbedaan tenaganya dengan sang Papa.
"Papa... Alta mohon! Hukum Alta apa aja asal jangan ini..."
Genangan air mata Alta mulai muncul saat sang Papa berhasil melepas blazer sekolahnya dan juga kemeja putih yang ia pakai. Sekarang hanya tersisa kaos putih di tubuh Alta, tapi bagian bawahnya masih lengkap memakai celana.
"Apa saja? Kenapa? Bukannya hukuman yang ini lebih menyenangkan? Kalau kamu menuruti kata Papa, ga akan ada banyak rasa sakit yang kamu rasakan"
Hendery mulai memegang celana Alta. Ia mencoba melepaskan benda tersebut dari sang anak, tapi sayangnya tangan Alta menghalanginya. Sontak Hendery menatap wajah sang anak. Tatapan mematikan yang membuat tangan Alta gemetar. Tangan Hendery mencengkeram tangan Alta yang menutupi bagian resleting celananya. Ia menariknya paksa hingga pegangan Alta pada celananya terlepas.
Dengan sekali tarikan akhirnya Hendery bisa melepas celana yang Alta kenakan. Tertinggal sebuah boxer hitam milik Alta yang menutupi bagian privatnya. Paha putih Alta terekspos sempurna.
Hendery menarik Alta untuk berdiri mendekat ke tubuhnya. Posisi keduanya sekarang seperti orang berpelukan. Saat tangan sang Papa mulai menelusup ke dalam boxernya, Alta memejamkan matanya erat-erat. Ia bisa merasakan jari tangan sang Papa menerobos masuk ke dalam lubang anusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] 1; Another Pain | ✓
Random‼️WARNING‼️ SIAPKAN MENTAL SEBELUM MEMBACA! ⚠️ BxB Area 🚫 Homophobic dilarang baca! 🔞 18+ ______________________ Kehidupan Alta sudah buruk sejak awal. Keluarganya berantakan. Jika anak-anak lain mengidolakan Papa mereka seperti seorang pahlawan...