⚠️ WARNING ⚠️
Cerita ini mengandung unsur kekerasan, LGBT, seksualitas, kata-kata kasar yang tidak layak untuk ditiru. Pembaca diharap bijak.
[pythagoras]
.
.
.
.
Pening. Kepalanya terasa berat. Hal itulah yang Raga rasakan saat membuka mata. Matanya menatap ke samping kanan tubuhnya. Ada Elvan duduk di sana.
"Raga? Lo udah bangun? Harusnya lo itu bilang kalo lo juga ada luka. Bukan malah pingsan di sini"
Raga menatap Marsel yang berdiri di depannya dan sedang marah-marah. Anak dengan rambut ikal itu terus-terusan menggerutu mengucapkan berbagai macam kata untuk memarahi Raga. Apa Marsel tadi bilang dirinya pingsan?
"Kenapa gue pingsan?" tanya Raga. Ia mendadak tak ingat apapun.
"Diam dulu jangan banyak gerak biar jahitnya gampang!"
Bukan Marsel yang berucap, tapi Elvan. Laki-laki seumuran kakak Raga itu sedang sibuk menjahit luka di lengan kanan Raga. Raga langsung diam tak bergerak. Pantas saja Raga merasa ada sensasi perih sejak tadi.
"Eh, hoodie gue mana?" tanya Raga lagi saat ia menyadari kalau sekarang dirinya bertelanjang dada. Tubuh atletisnya terpampang sempurna.
"Gue gunting terus gue buang" jawab Marsel tanpa merasa bersalah, membuat Raga berdecak.
Elvan hanya menggelengkan kepala mendengar dua orang remaja itu. Ia fokus menjahit luka menganga di lengan Raga. Setelah selesai, Elvan langsung melilitkan perbang untuk menutupi luka. Elvan menghela nafas puas. Tugasnya sudah selesai sekarang.
"Jangan lupa ganti perbannya!" ucap Elvan sambil merapikan kembali alat-alatnya ke dalam koper. Raga hanya mengangguk dan memejamkan mata. Tubuhnya masih sedikit lemas karena luka yang ia dapatkan.
"Ga!" panggil Marsel. Tatapan matanya menelisik seluruh tubuh Raga.
"Apa?" jawab Raga masih dengan menutup mata.
"Anak yang ada di kamar itu siapa? Kenapa bisa terluka sampai kaya gitu? Lo ajak tawuran? Seharusnya lo bawa dia ke rumah sakit bukannya ke sini. Dan anak tinggi tadi juga siapa? Kenalan lo juga? Lo abis ngapain aja sih?" berondong Marsel dengan segudang pertanyaan.
Mata Raga langsung terbuka lebar mendengar ucapan Marsel. Ia bangkit dan tiba-tiba berdiri. Marsel di sampingnya sampai terkejut.
"Eh, mau kemana lo?"
"Ke kamar tadi" jawab Raga. Langkah lebarnya ia bawa menuju kamar Wiku. Tapi baru dua langkah Raga kembali berbalik. Matanya menatap kearah Elvan. "Kak Elvan! Apa dia baik-baik aja?" tanya Raga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] 1; Another Pain | ✓
Acak‼️WARNING‼️ SIAPKAN MENTAL SEBELUM MEMBACA! ⚠️ BxB Area 🚫 Homophobic dilarang baca! 🔞 18+ ______________________ Kehidupan Alta sudah buruk sejak awal. Keluarganya berantakan. Jika anak-anak lain mengidolakan Papa mereka seperti seorang pahlawan...