22 | Hubungan Yang Rumit

10.8K 900 67
                                    

⚠️ WARNING ⚠️

Cerita ini mengandung unsur kekerasan, LGBT, seksualitas, kata-kata kasar yang tidak layak untuk ditiru. Pembaca diharap bijak.

[pythagoras]

.

.

.

.

Gerbang tinggi dengan gaya Eropa itu baru saja di buka oleh beberapa penjaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gerbang tinggi dengan gaya Eropa itu baru saja di buka oleh beberapa penjaga. Raga memasuki area rumah yang luas dengan mengendarai motornya. Jarak gerbang dan bangunan yang disebut rumah cukup jauh. Begitu sampai di depan bangunan yang didominasi warna putih itu, Raga menghentikan motornya. Seorang penjaga langsung menghampirinya untuk memarkirkan motor miliknya.

Raga melangkahkan kakinya melewati dua pintu yang terbuka lebar. Tubuh tinggi tegapnya yang dibalut sebuah jaket dan celana hitam terlihat karismatik. Beberapa pelayan wanita yang masih muda melihatnya dengan tatapan kagum. Ditatap seperti itu sudah biasa bagi Raga.

"Raga! Akhirnya kamu ke rumah juga"

Seorang pria muda menghampirinya dengan raut bahagia. Wajahnya mirip dengan Raga, hanya saja terlihat lebih ramah. Tinggi badannya juga sedikit lebih pendek dari Raga. Pria itu langsung memeluk Raga.

"Gimana kabar kamu?"

"Baik. Kakak sendiri?"

Samuel Feliz Dominic, kakak pertama Raga yang terpaut 9 tahun itu tersenyum mendengar sang adik menanyakan kabarnya. Jarang-jarang ini terjadi.

"Ya... seperti yang kamu lihat" ujar Samuel. "Mau ketemu Mama?"

Raga diam sejenak, kemudian menggeleng. "Nanti aja, mau ketemu kak Noah dulu"

"Ya udah. Waktunya makan siang nanti turun ke bawah, ya? Kita makan bersama" ujar Samuel sambil menepuk punggung Raga yang lebih tinggi.

Raga mengangguk. Ia kemudian melangkah ke lantai dua rumahnya menuju sebuah kamar. Begitu Raga membuka pintu, hanya ada gelap yang terlihat. Raga memasuki kamar tersebut, membuka gorden agar cahaya matahari bisa masuk.

Kamar itu masih tetap sama. Banyak buku-buku berjajar di rak. Ranjang yang terlihat rapi seperti baru dibersihkan. Langkah Raga menuju sebuah meja belajar. Ia duduk di kursinya, menatap sebuah foto yang terdapat rangkaian bunga segar di kedua sisinya. Foto seorang anak remaja dengan senyum manis dibibirnya.

"Kak Noah, ini Raga..." ucap Raga pada foto tersebut.

Bertemu yang Raga maksud adalah ini. Hanya memandang sebuah foto lama sang kakak. Noah Feliz Skylar, kakak kedua Raga yang meninggal saat masih berumur 15 tahun. Raga berumur 10 tahun waktu itu.

[BL] 1; Another Pain | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang