Malam itu, saat Wiku memutuskan mengejar Emanuel. Berakhir dengan dirinya ikut di mobil Emanuel. Sebenarnya ia tak tau kemana Emanuel akan pergi. Tapi melihat reaksi Emanuel saat dirinya bilang Alta dibawa Om Hendery, ia yakin Emanuel tau sesuatu.
"Kak Manu, kita mau kemana?" tanya Wiku.
Emanuel yang fokus mengemudi melirik Wiku dengan ujung matanya. "Kita akan susul Alta"
"Kak Manu tau kemana Om Hendery bawa Alta?" tanya Wiku lagi dengan ekspresi kaget.
"Iya"
Setelah Emanuel menjawab itu, keadaan menjadi hening. Emanuel fokus dengan jalanan. Sedangkan Wiku sibuk dengan pikirannya yang dipenuhi banyak pertanyaan menyangkut Emanuel. Ada banyak hal janggal tentang hubungan laki-laki itu dengan Alta.
"Kak! Gue boleh tanya sesuatu?"
"Hm?" Emanuel lantas menoleh. "Tanya apa?"
"Kenapa kakak segitu pedulinya sama Alta? Bukannya, kalian juga baru kenal? Dan sekarang kakak bela-belain ngejar Alta yang dibawa Om Hendery. Apa sebenarnya hubungan kalian?"
Emanuel diam untuk sesaat. Dan diamnya Emanuel semakin membuat Wiku penasaran dengan laki-laki itu. Apa mungkin karena suka? Atau... apa?
"Hubungan kami sebenarnya itu—"
Drrtt! Drrtt!
Ucapan Emanuel terpotong oleh getaran ponselnya. Hal itu membuat Wiku mendesah saking penasarannya. Emanuel lantas segera mengangkat panggilan yang masuk, terhubung dengan handsfree di telinganya.
"Halo kak? Gimana?"
'...'
"Apa?!"
Teriakan Emanuel spontan membuat Wiku berjengit kaget. Laki-laki itu terlihat gusar begitu mendapat telepon. Apa yang terjadi? Batin Wiku.
"Ada apa?" tanyanya begitu Emanuel selesai menelepon.
Tatapan yang ditampilkan Eamanuel benar-benar membuatnya tidak nyaman. Ia mendadak gusar. Takut dengan sesuatu yang akan diomongkan oleh Emanuel.
"Alta..."
Jantung Wiku langsung berdetak dengan kencang begitu menyangkut Alta.
"Alta kenapa, kak?" tanya Wiku tak sabaran.
"Alta udah ketemu, tapi..."
"Tapi apa?" Wiku frustasi sungguh. Wajah Emanuel menunjukkan ekspresi kalau itu bukan berita yang baik.
...
Pria tinggi bermata biru itu segera berlari cepat saat melihat sosok berpakaian hitam yang berdiri di samping mobil Hendery menyalakan pemantik api. Dengan tangan besarnya, dia mencekal tangan si pria berpakaian hitam sebelum sempat pemantik itu jatuh pada genangan bensin di bawah mobil ringsek tersebut.
"Siapa? Lepaskan tanganku!" seru si pria berpakaian hitam. Beberapa kali memberontak, mencoba menarik tangannya dari pria bermata biru. Sayangnya tenaga pria bermata biru itu lebih besar.
"Jangan melakukan hal yang tidak perlu!" ujar pria bermata biru dengan nada rendah. Kemudian memelintir tangan orang di depannya sampai terdengar pekikan.
"ARGH! LEPAS!!"
"Seharusnya kalian sadar siapa lawan yang sedang kalian tantang. Tidak cukup dengan menculiknya di rumah tua itu, sekarang mencoba membunuhnya?"
Pemantik api itu jatuh dengan keadaan mati. Beberapa orang dengan pakaian berjas kemudian datang dan langsung memegangi si pria berpakaian hitam agar tak kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] 1; Another Pain | ✓
Random‼️WARNING‼️ SIAPKAN MENTAL SEBELUM MEMBACA! ⚠️ BxB Area 🚫 Homophobic dilarang baca! 🔞 18+ ______________________ Kehidupan Alta sudah buruk sejak awal. Keluarganya berantakan. Jika anak-anak lain mengidolakan Papa mereka seperti seorang pahlawan...