01 | Definisi Keluarga

32.9K 2.2K 50
                                    

⚠️ WARNING ⚠️

Cerita ini mengandung unsur kekerasan, LGBT, seksualitas, kata-kata kasar yang tidak layak untuk ditiru. Pembaca diharap bijak.

[pythagoras]

.

.

.

.

Apa itu bahagia? Apa hanya dengan tertawa sudah bisa dikatakan bahagia?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa itu bahagia? Apa hanya dengan tertawa sudah bisa dikatakan bahagia?

Sejauh yang Alta ingat ia tak pernah merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Ia hidup hanya sekadar bernafas, makan, sekolah, tidur. Tak ada yang spesial dari hidupnya selama 17 tahun ini.

Karena... lebih banyak kedukaan yang menemaninya.

...

Mata dengan lingkar hitam yang sangat kentara itu mencoba terbuka perlahan. Iris hitamnya menjelajah ruangan gelap yang kini sedang ia huni, -kamarnya. Dengan pelan, ia mencoba duduk dari posisi tiduran sebelumnya. Rasa sakit langsung menyapa begitu ia menggerakkan tubuhnya.

Alta, anak laki-laki itu dengan spontan memegang bagian punggung dan pinggangnya yang terasa amat menyakitkan. Tanpa dilihat pun ia tau ada banyak memar baru disana. Diliriknya jam weker merah di samping tempat tidurnya.

Jam satu dini hari.

Seharusnya penghuni rumah sudah tidur sekarang. Termasuk Papa-nya.

Dengan sempoyongan Alta mencoba berdiri. Betumpu pada meja belajarnya saat merasa tubuhnya akan jatuh. Degup jantungnya memburu. Keringat bercucuran membasahi kaos putih yang memang sudah sangat basah di tubuhnya.

Langkah tertatihnya membawa tubuh itu menuju kamar mandi. Alta begitu tak suka tubuhnya kotor. Apalagi saat dipenuhi luka lebam seperti sekarang. Rasanya sangat menjijikkan.

Ia melepas kaos yang dipakainya, melemparnya ke tumpukan cucian yang lain. Mata sayunya menatap cermin persegi dihadapannya. Wajah itu, wajah yang sangat ia benci melebihi apapun. Penuh luka dan darah yang belum kering.

"Lo masih mau hidup 'kan? Ayo senyum!" ia menarik kedua ujung bibirnya dengan jari. Seolah-olah sedang tersenyum lebar.

Mungkin bibirnya memang tersenyum. Tapi matanya lebih jujur dari yang ia kira. Perlahan... lelehan benda cair bening itu turun.

Lebih baik mati

...

Selesai mandi dan berpakaian Alta tidak kembali tidur. Dirinya tak akan bisa tidur sekarang. Ia berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil jaket warna cream-mocca dari sana. Kemudian mengambil sneakers putihnya dan berjalan keluar kamar dengan hati-hati.

[BL] 1; Another Pain | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang