💠Seandainya - Eunwoo Jisoo💠
"heh anak miskin, kapan akan membayar kontrakanmu ini, hah? Sudah dua bulan kau tidak membayarnya!"
"m-maaf bu. Saya belum ada uang. Akhir bulan akan saya--"
"alahh, bohong. Anak miskin kayak kamu mana bisa bayar. Mulai sekarang, pergi dari sini. Saya tidak mau memiliki beban sepertimu lagi. Pergi!"
Ingatkan bahwa hati Jisoo sangatlah lemah dan rapuh. Hatinya sangatlah lembut. Dimarahi seperti ini membuatnya diam tak berkutik, hanya menunduk dengan air mata deras yang mengalir
"tolong beri say--"
"pergi sekarang dengan baik-baik atau saya paksa?!"
Dengan berat hati Jisoo melangkahkan kakinya ke dalam rumah, memasukkan semua baju dan peralatan miliknya ke dalam tas. Hatinya sangat sakit karena diusir, dia tadi sempat melihat juga ada ibu-ibu yang menggosipinya
Malu? Tentu saja malu karena suara pemilik kontrakan yang mengusirnya ini sangat keras. Hingga membuat semua orang rela keluar dari kediamannya untuk melihat apa yang terjadi
Jisoo bingung, harus kemana setelah ini
"cepat pergi! Kontrakan ini akan saya sewakan ke pihak lain yang bisa membayar. Tidak sepertimu, sampah dan benalu yang tidak memiliki apa-apa"
Kembali, Jisoo hanya menunduk dan membiarkan kakinya melangkah keluar. Sebelumnya ia sempat membungkukkan badan sebagai tanda pamit ke pemilik kontrakan tersebut, walau tetap tak digubris oleh beliau
Air matanya tak berhenti mengalir. Sisa uang hanya bisa untuk memenuhi makannya selama seminggu ke depan, sedangkan ia akan mendapat gaji saat akhir bulan nanti. Dan itu masih lama
"hiks.. Aku harus bekerja. Jika tidak nanti akan dipecat" lirihnya. Ia menarik tali tasnya yang sempat melenceng lalu melangkahkan kakinya ke arah halte bis. Jalannya sedikit mengangkang dan kesusahan karena kejadian kemarin
Tak selang berapa lama kemudian bis itu datang dan membawa Jisoo menuju gedung kantor tempat ia bekerja
Sesudahnya, ia sampai dan berlari sedikit cepat ke area parkiran kantor. Saat hendak melangkah lebih lanjut, sorot mata Jisoo menangkap kehadiran pria tampan yang baru keluar dari mobil hitam
Dia bosnya, Cha Eunwoo
Entah mengapa pipinya sekarang memerah bak kepiting rebus ketika mengingat kejadian semalam. Dimana ia diperkosa oleh bosnya dalam keadaan tak sadar diri
Tentu Jisoo kesal. Keperawanannya direnggut paksa. Semalam saja dia terus menangis semenjak pulang dari kantor sampai di rumah. Ia tidak tidur karena mengingat betapa tidak suci dirinya lagi
Sudah begitu, paginya ia diusir oleh pemilik kontrakan karena nunggak tidak membayar selama dua bulan. Benar-benar sial nasibnya
"Kim Jisoo, cepatlah bekerja!"
Wajahnya menoleh, menemukan Dahyun yang berdiri di depan pintu kantor dengan tangan bersidekap di depan dada. Tentu perhatian itu tak luput dari pandangan Eunwoo
Tapi pria itu lebih memilih mengabaikan dan berjalan masuk ke dalam. Untuk apa juga ia memperhatikan pegawai
Jika tentang kejadian semalam, keduanya sudah bersepakat untuk saling melupakan satu sama lain. Lagipula ini menjadi sebuah keuntungan untuk Eunwoo, namanya tidak akan tercoreng karena Jisoo akan menutup mulutnya rapat-rapat untuk tidak membocorkan rahasia kemarin
"kenapa kau membawa tas besar?" tentu Dahyun penasaran dengan kedatangan Jisoo yang membawa tas besar, seperti mau pindahan saja. Tidak memakai seragam pegawai khusus cleaning service lagi
Mau dipecat atau gimana sih? Dahyun sedikit geram agaknya
"mana seragammu?"
"eumm, di dalam tas"
Karena tak mau mengulur waktu untuk bertanya lebih lanjut. Akhirnya Dahyun menyuruh Jisoo mengganti seragamnya di dalam kamar mandi
Beberapa menit kemudian Jisoo sudah siap dengan penampilannya. Ia keluar dari kamar mandi dan membawa tasnya ke meja resepsionis
"eungg, Roje. Boleh titip tas milikku dulu, tidak?"
Awalnya Rose mengernyit heran mendengar suara gaib barusan. Ia menoleh ke samping dan mendapati Jisoo, karyawan baru yang ia tolong kemarin malam untuk menunjukkan dimana letak ruangan CEO "tentu. Tapi, eonnie membawa tas sebesar ini untuk apa?"
Jika Jisoo mengatakan yang sebenarnya, dia malu "eumm, ini eumm aku--"
"MAWARRRR!!"
Keduanya sama-sama menoleh, muncul sesosok wanita bak barbie dengan mata besarnya berjalan menuju meja resepsionis. Jisoo bahkan sampai tak kedip melihatnya, poni wanita itu bahkan tidak berantakan sama sekali ketika dia berlari dan melompat kecil
"heh, lu tau ngga? Semalam gue ngasih Eunwoo obat perangsang. Awokwokwok, tersiksa ngga ya kemarin dia. Menurut lu gimana? Kalo menurut gue sih tuh bos tersiksa"
"anjir, berdosa banget lu buat anak orang tersiksa"
"yeuuu, siapa suruh dia juga ngerjain gue lusa kemarin. Ngebuat ruangan gue jadi horor karena mawar hitam yang secara sengaja disebar. Jadilah gue balas dendam ngasih obat perangsang ke dia"
Rose terkekeh pelan. Dia sudah tau kelakuan dan tabiat Lisa yang tidak pernah akur dengan teman masa kecilnya, Eunwoo. Mereka berdua bagaikan tom dan jerry yang saling membalaskan dendam satu sama lain
"eh, btw ini siapa dah?"
"eung, saya Ji--" ucapan Jisoo terhenti ketika tak sengaja matanya menangkap sesosok Nayeon yang sedang memelototinya. Paham akan kode itu, akhirnya Jisoo memilih melenggang pergi setelah membungkukkan badan
Lisa yang sebelumnya memperhatikan kemana arah pandang wanita itu hanya bisa memutar bola matanya malas "hhh, lagi-lagi Nayeon sok berkuasa. Pengen gue pecat tuh anak. Tapi sayang, gue bukan bosnya"
"biasalah" Rose hanya mengangkat alisnya
"btw, nama cewek tadi siapa dah? Cantik amat. Udah gaya bicaranya imut lagi. Gue tebak tuh anak polos banget"
"namanya Jisoo. Dia dua tahun lebih tua dari kita"
Wanita dengan poni yang cetar membahana ini hanya membulatkan mulutnya tanda paham. Pandangannya kini beralih pada satu wanita sexy melehoy yang barusan lewat dengan Doyoung "kiw cantik"
Mata kucingnya menoleh, kemudian bersmirk ke arah Lisa "hai sayang"
"heh, jangan ngelesbi di kantor!" Doyoung yang wibawanya selalu serius menegur mereka. Membuat Jennie dan Lisa tertawa terbahak-bahak
"dih, emang siapa yang ngelesbi, bego? Gue aja udah punya Kai. Iya kan, sayang?" tanyanya pada Lisa yang diberi sebuah anggukan olehnya
"ho oh. Gue juga udah punya Bambam. Emang lu yang masih jones alias jomblo ngenes" sindir Lisa dengan nada pedasnya. Jangan lupa lirikan maut itu membuat Doyoung berdecak
"ya udah cantik, aku duluan ya. Bye-bye"
"bye-bye juga, emuah"
Lagi dan lagi Doyoung menatap jijik ke arah mereka. Memang begini ya kalo perempuan berteman? Sungguh aneh
KAMU SEDANG MEMBACA
Seandainya - Kim Jisoo ft Cha Eunwoo
Ficção AdolescenteSeandainya.. Seandainya Jisoo tak masuk pada ruangan CEO nya, pasti kejadian buruk ini tidak akan terjadi dalam hidupnya