10

616 90 2
                                    

Saat Tobio hendak membuka knop, pintu itu lebih dulu terbuka menampilkan Tooru dengan style kekinian. Alis kanan Tobio terangkat. "Tooru-nii mau kemana?"

"Aku lupa memberitahu, aku akan pergi ke acara temanku" Pemuda itu mengelus surai Tobio.

"Apa aku boleh ikut? Besokkan libur.."

Tooru tampak berpikir. Ia melihat kearah jam dinding kamarnya. "Ini sudah terlalu malam untukmu"

Grep

Dengan jurus puppy eyes andalannya, Tobio memeluk Tooru erat. "Okaasan dan Otousan tidak pulang.. Aku takut sendirian di rumah Tooru.."

Astaga kenapa Tobio begitu menggemaskan. Mata blueberry nya mengerjap beberapa kali mengharapkan kata iya dari Tooru.

Yang lebih tinggipun menghela napas pelan. "Baiklah baiklah, kamu boleh ikut, tunggu disini." Tak tega meninggalkan Tobio sendirian di rumah alhasil Tooru mengajak sang adik. Pemuda itu berjalan ke lemari dan mengenakan Tobio hoodienya.

"Ja."

"Huum" Tobio mengangguk dengan riang. Ia tak pernah pergi ke pesta secara ia tak memiliki teman. Tentu ini akan menjadi pengalaman baru untuknya.

.

"Woah kau mengajak adikmu Tooru" Ujar Matsukawa seraya menghadap ke belakang. Tooru hanya berdeham, sedari tadi tangannya terus menggenggam tangan Tobio.

Di dalam mobil, Tooru menarik lengan si mungil hingga tubuh itu jatuh kedekapannya. Seketika Tobio menjadi panik, ia melotot kearah Tooru takut dua orang di depan memperhatikan mereka.

"Tidakpapa tenang saja.." Bisik Tooru seraya membelai surai Tobio. Yang lebih mungil pun pasrah dan berakhir balik memeluk kakaknya. Dada Tooru adalah ternyaman untuknya bersandar.

.
.
.

Sampai di area pesta, musik kencang kedengaran. Tobio melepaskan genggaman tangannya karena entahlah takut dibully(?)

Tooru awalnya terdiam seraya melihat tingkah adiknya namun ia berusaha memahami. "Jangan jauh-jauh dariku oke?"

"Iya.." Tobio mulai mengikuti Tooru dari belakang. Ia berasa jadi orang paling mungil disana.

Matsukawa turun dari mobil paling terakhir sedang Iwaizumi ikut masuk bersama Tooru tadi. Pemuda itu masuk ke dalam rumah lewat pintu lain guna menemui si empunya pesta.

"Aku sudah membawanya kesini, mana uangnya"

Akiane tersenyum lalu memberikan bayaran pada Matsukawa. "Kau akan mendapat tambahan jika membantu satu hal lagi senpai.." Ujar si gadis dengan senyuman.

Matsukawa menghitung uang digenggamannya lalu beralih menatap gadis berambut merah itu. "Melakukan apa?"

.
.
.

Tobio duduk di sofa dengan Tooru. Pestanya tidak neko-neko, tapi tetap minuman keras dan rokok turut serta. Si mungil menyilangkan kedua tangan di dada seraya menyipitkan mata kearah Tooru.

Si tampan terkekeh. "Kenapa melihatku begitu?"

"Awas saja kalau nii-san sampai mabuk" Sinisnya dengan pipi menggembung.

"Tidak sayang.." Si pemuda terkekeh seraya merangkul pundak adiknya.

"Ish nii-san jangan panggil begitu, nanti ada yang dengar"

"Mana mungkin ada yang dengar, musiknya sangat kencang dan lampunya remang-remang, santai saja.. Kemarilah" Tooru menutup kudung hoodie adiknya agar tidak kelihatan kalau pemuda mungil itu anak laki-laki.

Stigma (OiKage) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang