Kiyoko sedang sibuk mengoreksi hasil ujian murid-muridnya.
"Kiyoko, bagaimana kalau pulang kerja kita makan daging dulu di luar?"
Wanita itu mengadahkan kepala lalu tersenyum lembut. "Maaf, aku ada urusan lain setelah ini.." ujar si wanita. Setelahnya ia melihat ke samping, tepatnya pada meja kerja Wakatoshi, dia begitu shock saat mendengar kabar kecelakaan pria 23 tahun itu, dugaan karena sabotase pada rem, namun beruntungnya Wakatoshi masih bisa diselamatkan. Sampai sekarang polisi masih menyelidiki kasus nya.
grekk
Karena sibuk melamun dan memperhatikan meja kerja Wakatoshi, wanita itu tidak melihat ke dalam lacinya yang dimana terdapat amplop untuk Tobio.
brukk
Tanpa sepengetahuannya ia menumpuk amplop untuk Tobio dengan berkas-berkas kertas ujian.
Kiyoko menghela napas. Ia melihat ke arah jarum jam, kurang lebih tiga puluh menit lagi sekolah usai.
KRINGGGG
Bel pulang sekolah berbunyi, Tobio yang tengah mengemasi barang-barangnya pun didatangi oleh Kindaichi dan genknya. Jujur Tobio merasa ketakutan. Tubuhnya baru saja sembuh, bisa-bisa ia kembai sakit jika mengalami penganiayaan.
"Hei, ikut kami!"
Tobio diam, belum juga dirinya sempat mencangklongkan tas, Kunimi menarik tangan Tobio, menggeretnya masuk ke dalam gudang.
"Y-yamete kudasai.. Aku salah apa dengan kalian?"
"Kau salah karena sudah bernapas, lebih baik kau itu mati dasar orang miskin!!!"
"Kau itu polusi!!"
Greppp
"AHK!!"
Tobio menjerit kesakitan saat rambutnya di jambak. "Lihatlah wajahnya, kau itu laki-laki apa perempuan!! dasar makhluk tidak jelas!!"
Tobio mulai menangis, tidak hanya satu dua, namun lima orang terus mengolok-olok membuat dada Tobio sesak mendengarnya. Belum lagi jika diantara mereka main tangan. Mulai dari memukul, menendang, menjambak, mereka menertawakan dan membully Tobio habis-habisan.
"Yamete kudasai!" Tobio yang sudah meringkuk dilantai hanya dapat menangis dan memohon belas kasih mereka.
Kindaichi menyeringai aneh. "Ambilkan tongkat baseball yang ada disitu"
BUGH BUGH
"Makan ini sampah!!"
"Kau tidak pantas untuk hidup!!"
"Kenapa kau tidak mati sekalian dasar serangga!!!"
Tobio melindungi tubuh sebisanya dan terus menerima hantaman dari pemukul baseball. Jangan tanya rasanya.
UHUK UHUK
Pria mungil itu mulai batuk darah, namun Kindaichi terus menghajarnya. "Sampah sepertimu pantasnya itu di neraka!!"
"Apa kau tidak malu terus-terusan hidup di dunia ini??!!"
"Y-yamete.. Kudasai.." Tobio merintih untuk kesekian kalinya. Rasanya sangat sakit.
'Kamu sangat berarti buatku, tolong ingatlah itu..'
Kalimat Tooru terlintas diotaknya, Pandangannya mulai memburam
Nii-san.. kenapa mereka memukulku? rasanya sakit.. tolong hentikan.. Jika hidupku memiliki arti mengapa aku harus merasakan ini? apa yang sudah ku lakukan? ku mohon hentikan.. sakit..
KAMU SEDANG MEMBACA
Stigma (OiKage) END
Fanfiction"Apa kau menyebutku seorang pendosa?" Pair: Oikawa Tooru x Oikawa Tobio (Tobio as Oikawa's little brother) Disclaimer: rate M, OOC, incest, blood, murder, trauma, mature content, mental illness, angst, soft. NO HATE TO ANY CHARACTER, THIS IS FANFIC...