18

1.1K 112 25
                                    

Tobio memilih membaca komik selama menunggu kepulangan kakaknya. Pemuda mungil itu sesekali menyeruput susu hangat yang telah disiapkan di meja belajarnya.

DAKKK

"Hm?" Tobio menoleh kearah pintu. Suara yang begitu keras dibawah membuat rasa penasarannya bangkit. Lelaki itu pun keluar dari kamar dan melihat kebawah dari balkon.

Yang Tobio lihat hanya gelap, lampu lantai satu yang dimatikan membuat pemuda itu menyipitkan mata.

DAKKKK

Lagi suara keras secara tiba-tiba terdengar. Bulu kuduk Tobio jadi berdiri. Dia di rumah sendirian dan sekarang hari mulai gelap. Suasana seketika menjadi hening dan dingin. Tobio bahkan mampu mendengar detak jantungnya sendiri.

"Nii-san?? Okaasan? Otousan?" Panggil Tobio dari atas.

Tak ada balasan. Tobio menelan ludah, mungkin itu hanya tikus atau kucing yang nyasar masuk ke dalam rumahnya. Tobio pun berbalik, hendak kembali masuk ke dalam kamar.

DAKKKK

"Halo?!"

Tobio merasa benar-benar takut sekarang. Terdengar suara seseorang menginjak anak tangga. Tobio pun segera masuk ke kamar dan duduk dibalik pintu. Tak dapat dipungkiri ia penakut, hal semacam ini membuat tubuhnya gemetar. Suara langkah kaki terdengar semakin cepat dan keras.

TOK TOK TOK TOK TOK!!!!!

DRRRR DRRR DRRR!!!

Pintu kamar Tobio digedor paksa membuat si mungil semakin takut. Karena pintu terus ditendang dan coba dibuka paksa, Tobio akhirnya kalah.

Yang Tobio lihat membuat ia semakin takut berkali-kali lipat. Bukan hantu melainkan lebih seram dari itu. Ayahnya yang sedang mabuk.

"A-ayah?"

Pria paruh baya itu mencengkram kaki Tobio yang hendak kabur membuat si pemuda kembali jatuh tersungkur.

"Otousan yamero!!"

Lelaki tua itu merobek pakaian anaknya dan melucuti celananya sendiri. Selanjutnya yang terjadi Tobio menjadi korban pelecehan ayah kandungnya sendiri. Lelaki mungil itu menangis sejadi-jadinya.

.
.
.

"Ini kembaliannya.."

Tooru membungkuk dan berjalan pulang, entah mengapa firasatnya tiba-tiba tidak enak. Terdengar gemuruh langit membuat langkah pemuda itu berhenti dan melihat keatas.

"Apa terjadi sesuatu lagi pada Tobio?"

BUGH

Tooru ditabrak oleh anak kecil yang berlarian. Beruntung plastik makanan yang ia bawa tidak jatuh. Pemuda itu pun menggeleng, menepis pemikiran yang ia rasa aneh lalu lanjut berjalan pulang.

Wajahnya menekuk saat melihat pintu rumah terbuka lebar, si lelaki tan segera berlari menaiki tangga saat mendengar Tobio mengerang. Mata Tooru membulat melihat adik tercintanya tengah digagahi sang ayah. Tanpa basa-basi lagi Tooru melempar ramen kuah panas di tangannya ke wajah tuan Oikawa.

"AAGHHH!! PANAS!!!"

Saat tuan Oikawa tidak awas Tobio langsung menendang pria itu sekuat tenaga hingga kepalanya membentur meja marmer dengan sangat keras. Daras mengucur dari kepalanya yang bocor.

Si mungil yang trauma sekaligus marah meraih cutter diatas meja marmer dan langsung menusuk tuan Oikawa sebanyak yang ia mampu, selain sperma, tubuh Tobio berbalutkan darah segar pula sekarang.

"Argghh!!!!" Erang Tobio selama ia menusuk-nusuk pria itu sedang Tooru segera merampas cutter dari tangannya.

Tobio terdiam, tangisnya berhenti, mungkin ia sudah bosan menjadi lemah. Ia stress dan kejadian kali ini benar-benar membuat ia trauma. Matanya yang penuh dengan kebencian dan amarah bersahutan dengan netra Tooru yang kosong.

Stigma (OiKage) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang