CRUEL SENIOR - 3

1.7K 94 0
                                    

Happy Reading!

Gadis cantik yang sedang asik bermimpi mulai terusik akibat ulah sang ibunda tercinta.

"Hm, masih ngantuk bund, nanti aja bangunnya aku juga Ospeknya jam 8." ucap gadis yang tak lain–Viandra Prateesa Manawari.

Bunda Yessie menggelengkan kepala melihat kelakuan putrinya. "Gak gak, kamu harus bangun sekarang sayang. Coba kamu liat sekarang jam berapa." Bunda Yessie menunjukkan jam weker bergambar superman ke hadapan Viandra.

Viandra mengerjapkan kedua matanya dan langsung bangun dari tidurnya.

"BUNDA!!!, KENAPA GAK BANGUNIN AKU"

Bunda Yessie memutar kedua matanya dengan malas. "Gak dibangunin gimana si Kak? Bunda udah bangunin kamu dari satu jam yang lalu, bolak balik ke kamar kamu terus tapi tetep aja kamunya ngebo." ucap Bunda Yessie.

Viandra menggigit jarinya. "Aduh gimana ya Bun? aku takut telat ngampusnya. Apa aku bolos aja ya Bun?" tanya Viandra.

"Enak aja bolos!, Ospek kok bolos. Sekarang kamu cepet mandi, lagian kalo bolos trus kamu mau lanjutin tidurnya gitu? enak aja."

"Yaudah Aku mau rapi-rapi dulu." 

Saat Viandra ingin melangkahkan kakinya menuju toilet, langkah Viandra terhenti ketika melihat Bundanya membawa bucket bunga dan sekotak cokelat. 

"Eh, bunda bawa bunga sama cokelat buat siapa? dari Ayah?" heran Viandra. 

Bunda Yessie melihat apa yang dibawa sambil menyerahkan kepada Viandra. "Oh ini, ini kan punya kamu. Tadi ada gojek ngasih ini, dan bilang kalo atas nama kamu."

"Sekarang kamu ngaku, kamu punya pacar yah?" imbuh Bunda Yessie sambil menujuk Viandra diiringi dengan tawa kecil.

"Mana ada. Lagian aku gak mesen apa-apa, jangan jangan-"

"Jangan-jangan apa?" desak Bunda Yessie.

"Jangan-jangan fans aku hahaha." 

Viandra segera bergegas kabur ke dalam kamar mandi, setelah itu pergi ke kampus untuk Ospek dihari pertamanya sebagai seorang Mahasiswi Pranada University.

"Tuh bunga dari siapa kira-kira ya? jangan-jangan selama ini ada yang jadi stalker gue hahahaha."

***

Viandra melihat jam tangannya, lima menit lagi jika ia belum sampai di tempat seharusnya , ia akan menjalani hukuman di hari pertama menjadi seorang maba. Berlari dari tempat parkir motornya ke arah aula perkumpulan para maba berada.

"Aula dimana si." Via melihat ke arah ke kanan dan ke kiri, mencari cari dimana letak aula berada. Dirasa ia sudah lelah berlarian, dari pada malah tambah salah jalan dan membuang waktu, ia memutuskan untuk bertanya.

Seorang laki-laki yang sepertinya kakak tingkat di kampusnya ini lewat tepat di hadapan Viandra.

"Eh Kak!" Laki-laki itu menengok ke arah Diandra dan menujuk dirinya, seolah-olah memastikan benar dirinya yang dipanggil atau bukan.

"Iya Kakak." Viandra menggaruk kepalanya yang tak gagal itu, gugup takut malah dikira sok akrab sama Kakak Tingkat di kampus barunya. "Eee, itu Kak. Aku mau tanya aula dimana ya Kak?" tanya Viandra.

Laki-laki itu justru mengangkat sebelah alisnya. "Gue punya nama."

Jadi Gue harus tau nama dia dulu baru dikasih tau lokasi aula dimana? ucap Viandra dalam hati.

"Kak-"

"Andreas."

Viandra mengangguk. "Kak Andreas tau dimana aula?"

"Tau." Sang senior yang diketahui bernama Andreas ini mulai mendekatkan dirinya ke Viandra sampai-sampai Viandra dapat menyium aroma parfum dari laki-laki di depannya ini.

Viandra sontak menghindar. "Eh"

"Sorry, lo bisa lurus aja dari sini sampai mentok, nanti belok kiri lurus terus dekat kolam." jelas Andreas.

"Kalo gitu makasih ya Kak, gue duluan." Viandra segera berlari menuju aula sesuai arahan dari seniornya itu.

Viandra terlalu terburu-buru sampai tak menyadari jika senior laki-laki tadi tersenyum evil kepada Viandra yang sudah terlihat jauh.

***

"Ini Tuan. Rekaman cctv ruang kerja yang Tuan pinta." ucap Robert, tangan kanan sang Andreas.

Andreas menganggukkan kepalanya. "Kau boleh pergi."

Andreas memutar rekaman cctv yang diberikan oleh Robert.

Ternyata benar dugaannya, Adiknya tau. Ceroboh sekali, bisa-bisanya ia meletakkan data penting yang mudah dijangkau oleh orang lain. Andreas memang sempat curiga kepada adiknya. Karena pada saat itu adiknya bertingkah aneh saat ia tanyakan.

FLASHBACK ON

Saat ini Fauzan sedang berada di ruangan kerja sang abang yang tak lain Andreas. Ia diperbolehkan masuk ke ruangan ini, karena Andreas sedang mandi di kamarnya dan saat ini Fauzan sedang membutuhkan kertas hvs untuk menuliskan identitas dirinya pada kartu pengenal. Jika tidak sedang dalam keadaan sedang mandi, Andreas tidak akan pernah membiarkan seorangpun untuk masuk ke dalam ruangannya. Membereskan kamarnya saja ia menyuruh tangan kanannya, Robert.

"Mana si kertasnya." ucap Fauzan pada dirinya sendiri.

Fauzan mencari-cari dimana letak kertas hvsnya. Padahal cuman minta satu lembar kenapa nyarinya lama banget. "Kata Bang Andreas ada di laci kedua di bawah map merah."

Fauzan membuka laci yang dikatakan sang Abang dan menemukan apa yang ia cari. Tapi, saat ingin mengambil kertas hvs, ia malah menjatuhkan isi dari map merah tersebut.

"Elah, ngapa pake jatoh segala si."

Fauzan merapikan kertas-kertas tersebut, saat sedang merapikan kening Fauzan mengkerut melihat sebuah foto yang nampak tak asing baginya.

Fauzan membaca kertas di balik foto tersebut.

Nama : Viandra Prateesa Manawari

Usia : 18 tahun

Nama Orang Tua : Barka Aruan Atticus dan Yessie Miya Guinnever

Anak ke : 1 (Tunggal)

Nama Teman Dekat : Syifa Dini Damanik dan Alma Luvenna.

Viandra? buat apaan Bang Andreas nyimpen bidota tuh cewek? Fauzan membolak balikkan kertas yang isinya biodata lengkap Viandra.

Mana lengkap banget nih biodata ucap Fauzan.

"Udah ketemu?" suara berat milik abangnya membuat fauzan buru-buru merapikan map dan foto tersebut dan tak lupa ia letakkan kembali, bisa-bisa abangnya curiga kalau dia buka-buka file itu.

"Ah itu iya udah Bang udah ketemu, makasih ya Bang." Fauzan segera pergi dari ruangan kerja milik Andreas setelah mendapatkan selembar kertas hvs yang ia butuhkan ditambah bonus ia mendapatkan rahasia yang mungkin abangnya ini sembunyikan.

FLASHBACK OFF

Andreas berjalan menuju dinding kaca yang didepannya terlihat sebuah aula. Ya, Andreas saat ini berada di sebuah gedung, dimana tempat ini tempat sang gadis menimba ilmu. Andreas mulai menyamar menjadi seorang senior dari gadisnya agar ia bisa menjadikan gadis itu milknya seorang diri yang tak akan pernah ia biarkan orang lain menyentuh miliknya. 

"Let's start honey." Andreas tersenyum menyeringai melihat kumpulan para mahasiswa baru yang akan menjalani masa ospek mereka untuk beberapa hari.

***
TBC

Next Part?
Jangan Lupa Vote dan Komen

CRUEL SENIOR (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang