Halo, apa kabar semuanya?
Semoga selalu baik-baik aja ya <3Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan, semangat terus kalian!
Maaf yah baru bisa update sekarang ini, semoga kalian tetep semangat untuk nunggu cerita ini sampe selesai.
⚠️ Tandai Typo Yang bertebaran Bestie ⚠️
Happy Reading!
***
Dengan sepatu boots hitam miliknya Viandra berlari dengan cepat untuk segera sampai pada tujuannya. Bahkan umpatan demi umpatan ia dapatkan karena berlari tanpa melihat sekitarnya, alhasil ia menabrak orang-orang.
"Sus, Ruang IGD dimana ya?" terlihat dengan sangat jelas ketakutan dan kecemasan bercampur menjadi satu di wajah Viandra.
"Mba dari sini lurus terus, nanti belok kiri. Ruangannya ada di sebalah kiri Mba." jelas Suster tersebut sambil tersenyum.
Viandra mengangguk mengerti. "Makasih Sus." setelah mengatakan itu, ia kembali berlari mengikuti instruksi dari suster tadi.
Setelah menemukan ruangan yang dicari dengan tak sabaran Viandra membuka pintu Ruang IGD dengan kasar.
Brak
Sontak orang-orang yang berada di dalam ruangan itu mendadak mengalihkan perhatian mereka kepada gadis itu.
Sedangkan Viandra tidak menggubris tatapan itu. Ia tetap berjalan mendekati brankar rumah sakit. Seketika bahunya mendadak bergetar.
Isakan demi isakan ia dengar ditelinganya. Ia menggelengkan kepalanya, mencoba tidak percaya dengan apa yang sekarang ia lihat.
Cinta pertamanya pergi?
Laki-laki yang mengajarkan dirinya menjadi Wanita yang kuat, mengajarkannya untuk tidak bergantung kepada siapa pun, dan menjadi pelindung dirinya serta Bunda kini telah pergi?"I-ini gak mungkin kan?" bahu Viandra mulai bergetar, ia mendongakkan kepalanya ke atas sambil mengedipkan matanya untuk menghalau air matanya yang akan keluar.
"Vi.." usapan di bahunya membuat Viandra mengalihkan pandangannya ke samping.
"Kita yakin lo kuat." ucap Syifa untuk Viandra.
"Bunda dibawa ke ruangan sebelah karena tadi pingsan nangis terus. Lo mending susul Bunda, tenangin Bunda. Dia pasti butuh lo, lo gak usah khawatir soal pemakaman. Fauzan, Neroa sama anak-anak udah ngurus semuanya." sambung Syifa.
"Nih lo minum dulu, gue tau ini berat buat lo sama Bunda. Tapi yang namanya kematian gak ada yang bisa ngehindar, kirta semua pasti akan ngalamin itu juga." ucap Alma sambil memberikan botol minum kepada Viandra yang diterima oleh Viandra.
Syifa mengangguk. "Bener kata Alma. Udah tenang?"
Viandra tidak menjawab, dunianya seperti berhenti. Ia tidak tahu apa yang bisa ia lakukan tanpa ayahnya. Karena beliau lah yang membuatnya bisa menjadi kuat dan tangguh seperti sekarang. Lidahnya terasa kelu hanya untuk sekedar mengatakan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUEL SENIOR (ON GOING)
Teen Fiction⚠️ MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN, KATA-KATA YANG KASAR DAN SEDIKIT 18+ ⚠️ Seorang duda yang terobsesi dengan gadis penyuka novel bergenre darkromance. Bahkan, ia rela menyamar menjadi seorang senior di kampus gadisnya. ----------------------------- ‼️...