Happy Reading
Jangan lupa untuk vote dan komen!MAKIN KALIAN BANYAK VOTE, MAKIN CEPET AKU UPDATE....
***
"Ck! Lepasin!"
Seruan tersebut tidak digubris sedikit pun oleh laki-laki itu. Justru laki-laki itu terus menarik tangan gadisnya untuk terus mengikuti dirinya.
"Diam! Jangan terus memberontak!"
Viandra terkekeh sinis. "You such a jerk!"
Laki-laki itu menghentikan langkahnya, membalikkan badan menghadap Viandra. Dengan tangan yang masih menggenggam tangan Viandra, ia menarik tangan itu sehingga badan mereka bertubrukan.
Viandra sangat bisa merasakan hembusan angin yang menerpa lehernya. Viandra menutup matanya.
"Kamu bisa tidak jangan takut sama saya? Saya tidak akan jahatin kamu kalau kamu nurut apa yang saya bilang."
Viandra tidak menggubris apa yang dikatakan oleh Andreas. Dengan cepat ia mendorong badan Andreas dan langsung pergi dari Andreas tanpa sepatah kata apapun.
Namun, bukan Andreas namanya jika tidak bergerak dengan cepat. Andreas meraih tangan Viandra, ditariknya Viandra sehingga kembali berada di posisi yang sama seperti tadi.
"Lari sejauh apapun kamu mau, tapi kamu harus ingat sayang. Saya akan menemukanmu." tekan Andreas pada Viandra.
Dengan keberanian yang dimiliki oleh gadis itu, Viandra menatap dalam kedua mata tajam itu yang mana si pemilik mata tajam itu justru malah mengangkat sebelah alisnya tak lupa senyum yang seakan-akan meremehkan Viandra.
"Jangan menatap seperti itu, Viandra." ucap Andreas.
"Ck! Lepas! Gue ada jam kuliah dan ini udah mau telat gara-gara lo!" tekan Viandra.
"Jangan berteriak sep-"
Viandra bersedekap dada. "Jangan halangin gue."
"Saya tidak memiliki kesabaran yang tinggi Viandra, kamu harus tau itu."
"Dan gue juga gak punya banyak waktu." Viandra pergi begitu saja meninggalkan Andreas, seakan-akan melupakan percakapan singkat mereka tadi.
Sedangkan Andreas, ia menatap lurus punggung belakang Viandra. Jika sudah terlihat nyata, mungkin punggung belakang Viandra sudah berlubang karena tatapan tajam yang menusuk milik Andreas.
***
"Viandra! Tunggu." panggil Fauzan.
Viandra yang sudah siap untuk beranjak keluar dari kelasnya seketika berhenti dan mengalihkan pandangannya ke sumber suara.
"Kenapa?" tanya Viandra.
"Kemarin di tempat pemakaman kita kan belum sempet ketemu, gue sama Neroa turut berduka cita atas meninggalnya Om Barka." ucap Fauzan.
"Iya Vi, gue turut berduka cita ya. Kalau lo butuh sesuatu, hubungin gue atau Fauzan aja. Pasti kita bantu." timpal Neroa.
Viandra tersenyum. "Thanks."
Viandra melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. "Kalo gitu gue pergi dulu, ada urusan." lanjut Viandra.
Belum sempat Viandra pergi, teriakan Neroa menggema di ruang kelas yang membuat seisi kelas sontak menatap orang yang dipanggil.
"Eh Vi, tunggu!" teriak Neroa. "Mau ngelanjutin tugas kapan? Kemarin kan sempet ketunda, waktu lo pingsan itu."
Viandra terdiam tak menjawab, Viandra hanya memperhatikan Fauzan dan Neroa bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUEL SENIOR (ON GOING)
Teen Fiction⚠️ MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN, KATA-KATA YANG KASAR DAN SEDIKIT 18+ ⚠️ Seorang duda yang terobsesi dengan gadis penyuka novel bergenre darkromance. Bahkan, ia rela menyamar menjadi seorang senior di kampus gadisnya. ----------------------------- ‼️...