CRUEL SENIOR - 2

2K 87 0
                                    

Happy Reading!

Sepasang suami istri yang tadinya sedang berpelukan di ruang keluarga, terpaksa harus menghentikan kegiatan mereka berdua saat melihat salah satu putranya berjalan ke arahnya.

"Mau kemana kamu?" tanya seorang laki-laki tua yang melihat anak keduanya turun dari tangga sambil menenteng jaket miliknya.

"Keluar Pah, mau cari angin bosen di sini. Mata aku bilang dia sumpek liat kalian mesra-mesraan terus." jawab sang anak kedua mereka yang tak lain Fauzan Adelard Pramoedya.

"Heleh, mata mana bisa ngomong! bilang aja kamu iri karena kita bisa romantis tapi kamu gak bisa." ejek Papah Fauzan- Isar Gafieer Pramoedya.

"Enak aja, siapa bilang gak bisa. Aku bisa cuman waktu itu belum ketemu yang pas aja. Lagian sekarang aku udah ada pacar, wlek." jawab Fauzan dsembari menjulurkan lidahnya.

"Emang ada yang mau sama lo?"

Semua mata sontak melihat ke sumber suara, Andreas Adelard Pramoedya. Laki-laki berusia 26 tahun yang saat ini sibuk dengan urusan di dunia bisnis milik dirinya sendiri.

Andreas turun dengan menenteng jas miliknya, berjalan menuju single sofa yang ada di ruang keluarga.

"Pedes amat tuh mulut." ucap Fauzan pelan.

"Kamu mau kemana? kok udah rapi aja?" tanya Mamah Tarinasya Pramoedya.

Andreas menyandarkan badannya pada sofa. "Aku ada meeting penting di luar kota hari ini."

"Meeting atau meeting nih Bang?" Fauzan menaik turunkan kedua alisnya.

Andreas mengernyitkan dahinya, "Maksud lo?"

"Alah, gak usah sok-sok amnesia dah lo."

Andreas melemparkan bantal sofa yang ada di dekatnya ke arah muka Fauzan. "Ya emang gue gak ngerti."

"Kelamaan lo. Jadi, Abang ini bukan mau meeting Pah Mah. Abang itu mau ketem-"

Dering ponsel milik Fauzan berbunyi, Fauzan menekan ikon tombol berwarna hijau.

"Lo dimana? lama amat!"

Fauzan melihat jam tangannya dan meringis. "Duh sorry ya Ner, gue tadi lagi ngobrol sama keluarga gue. Ini gue mau otw."

"Yaudah gece ya! gue udah tungguin dari tadi."

"Iya-iya bawel lo, gue tutup nih teleponnya."

tut...

Fauzan memasukkan handphonenya ke saku celana dan segera menyalami kedua orang tuanya.

"Aku pergi ya Pah Mah, bye." Fauzan segera pergi berlari ke garasi untuk mengeluarkan motor sport kesayangannya.

"Eh tadi kamu bilang Ketem? ketem apaan Zan?" teriak papah Isar.

"Aku udah telat Pah, udah ditungguin sama Neroa. Papah tanyain aja sama Abang ya." Teriak Fauzan.

Papah Isar dan Mamah Tarina menatap putra pertamanya itu, meminta penjelasan dari maksud perkataan adiknya yang sempat terputus tadi.

Andreas menaikkan kedua alisnya, bingung ditatap oleh kedua orangtuanya. Karena tau akan ditanya-tanya Andreas pun ikut bergegas pergi dari mulainya sesi tanya jawab yang pasti sangat melelahkan itu.

"Aku berangkat."

"Gitu aja teross!!! Gak Abangnya gak adeknya sama. Yang satu kalo cerita sepotong doang bikin penasaran, yang satunya lagi kaga mau ngejelasin. Heran banget, aneh." kesal Mamah Tarina.

"Sabar sayang, sabar. Jangan marah-marah terus nanti kamu cepet tu-"

"Apa?! cepet tua? iya? nanti malem kamu tidur di luar!" Mamah Tarina segera bangkit dan berjalan ke kamarnya lalu mengunci pintu kamar dari dalam.

CRUEL SENIOR (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang