ANJAII AUTHOR DI TEROR😱😳
HAHAHA, Aku kaget. Kenapa pas cek notif kok banyak banget, eh pas buka bikin melotot.
Kalau kalian kaya gitu terus, rajin up deh diriku meski ada tugas pun demi kalian aku gass hehehe😜. Btw, di sini ada yang juga lagi buat cerita ga? Nulis cerita pas malem emang ngantuk ya ternyata, mana aku bukan tipe yang suka begadang:') tapi it's okeii lumayan lah latihan begadang untuk tugas kuliah nanti sksksk.
Maaf juga untuk kelambatan update part selanjutnya. Kalian pasti tau lah apa yang membuat cerita ini baru up sekarang. Iya betul, Niat bestie.
Author ingetin lagi nih ya, yang nyuruh Author update tapi kalian gak vote c'mon gais. Timbal baliknya mana nih:') Aku cuman minta kalian klik bintang yang ada di pojok kiri bawah, simpel kan? Coba dong pembaca setia CS, suruh temen-temennya yang belum vote suruh vote.
Segitu aja tsayy,
Happy Reading All!***
Napas Viandra kini terengah-engah.
Bagaimana tidak? Suatu keberuntungan bagi Viandra karena sudah berhasil keluar dari mansion itu. Kemampuannya sudah tidak diragukan lagi, dimulai berlari dari kejaran Andreas hingga pintu gerbang mansion, berkelahi dengan para bodyguard, kemudian berlari lagi hingga keluar dari hutan ini. Viandra sudah benar-benar lelah. Tapi, jika ia berhenti sia-sia sudah perjuangannya tadi. Bisa-bisa laki-laki itu akan melakukan hal gila seperti apa yang dia ucapkannya.
Viandra menajamkan penglihatannya, dari kejauhan Viandra melihat ada sebuah mobil yang sepertinya akan melewati dirinya.
Dan ternyata benar, lampu itu seketika tersorot ke arahnya. Viandra langsung melompat-lompat sambil melambai-lambaikan tangannya di udara. "Tolong! Tolong Saya! Tolong." teriak Viandra secara terus menerus.
Mobil itu semakin lama semakin mendekat ke arah Viandra, Viandra benar-benar memperhatikan pengendara itu. Takut jika pengendara itu adalah salah satu suruhan dari laki-laki tadi yang ia tau Andreas lah namanya.
Alis Viandra menyerngit heran. "Loh? Devan? Kok lo masih ada di sini?" heran Viandra.
Jika kalian heran dengan panggilan Viandra kepada Devan yang terkesan tidak sopan. Devan sendirilah yang memang meminta Viandra untuk tidak memanggilnya dengan sebutan Bang/Kak karena Devan rasa, umur mereka hanya terpaut 5 tahun dan juga Devan pikir akan membuat keduanya semakin akrab. Jadi tak perlu memanggilnya dengan embel-embel Bang/Kak.
Saat tadi Viandra kepergok menggunakan ponsel milik Bi Ila, Andreas memang langsung menariknya untuk mengikutinya. Ketika Viandra ditarik paksa oleh Andreas, Devan memperhatikan keduanya. Devan seperti orang yang sudah tidak heran lagi melihat perilaku Andreas kepadanya.
"Sstt, jangan berisik. Kita masih dalam daerah kekuasaan Andreas. Kalau lo mau selamet, cepet ikut gue." ajak Devan.
Viandra mengangguk dengan cepat. "Gue mau. Ayo cepet Van." Viandra dengan cepat langsung memasuki mobil tersebut, disusul dengan Devan yang langsung mengemudikan mobilnya.
"Sekarang gue mau tanya sama lo. Kenapa lo bisa ada di mansion Andreas? Mansion itu jarang bakan hampir gak pernah sembarang orang yang bisa masuk ke sana Vi, tapi lo? Kenapa bisa ada di sana?" tanya Devan dengan cepat.
Viandra memijat pelipisnya. "Sebagai sahabat deketnya, gue mau tanya sama lo? Menurut lo gimana?" tanya Viandra ambigu.
"Maksudnya?" heran Devan.
Viandra menoleh kearah Devan. "Come on, Now I need a drink. Can you give it to me first?"
Devan terkekeh. "Upss, i'm sorry." Devan memberhentikan mobil miliknya di pinggir jalan. Ia mengambil 2 botol minuman dari kursi kemudi belakang. "For you." ucap Devan sambil memberikan botol minuman kepada Viandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUEL SENIOR (ON GOING)
Teen Fiction⚠️ MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN, KATA-KATA YANG KASAR DAN SEDIKIT 18+ ⚠️ Seorang duda yang terobsesi dengan gadis penyuka novel bergenre darkromance. Bahkan, ia rela menyamar menjadi seorang senior di kampus gadisnya. ----------------------------- ‼️...