Happy Reading!
Perlahan-lahan pemilik mata cantik itu mulai membuka kedua matanya. Hal yang pertama kali ia lihat ada sosok laki-laki yang terlihat sedang menunggu dirinya.
Gadis itu menyentuh tengkuk belakangnya, terasa sakit.
"Lo gapapa kan Vi?"
Karena melihat pergerakan dari sang teman, sosok laki-laki tersebut langsung menghampirinya.
Gadis itu terlihat menggelengkan kepalanya sambil bertanya. "Gue kenapa Ner?"
"Eeee itu." jeda Neroa.
Kalau gue bilang, dia tadi hampir dibawa Bang Andreas gimana sambung Neroa dalam hati.
Gadis itu berusaha untuk duduk. "Itu kenapa Ner?"
"It-"
"Lo tadi pingsan. Nih minum dulu."
Ucapan Neroa terpotong kala Fauzan yang datang sambil membawakan segelas teh angat dan memberikannya kepada Viandra.
Viandra mengambil gelas itu lalu meneguknya hingga habis.
"Gue tadi kenapa? Maag gue kambuh ya? Perasaan tadi gue udah makan."
"Kita udah nungguin lo lama banget, eh taunya lo malah udah tiduran di lantai toilet."
"Masa iya? kalo gue pingsan karena telat makan kenapa leher belakang gue bisa sakit ya?" Viandra terheran, pasalnya ia betul-betul mengingat jika tadi sebelum datang untuk kerja kelompok ia sudah makan, ya meskipun sedikit karena terburu-buru takut jika Neroa dan Fauzan akan menunggu lama. Dan anehnya lagi sekarang, jika ia pingsan karena belum makan kenapa leher belakangnya terasa sakit?
"Mungkin nih yaa, pas lo jatoh tuh leher lo kena lantai makanya jadi sakit." ucap Neroa asal.
For god sake! Semoga alasan bodoh ini bisa dipercaya buat ucap Neroa dalam hati.
"Tapi lo udah gapapa kan?" Tanya Fauzan.
Viandra mengangguk dengan pelan.
"Gue tadi udah hubungin Syifa sama Alma buat jemput lo ke sini. Gak mungkin kan kalau lo jalan pulang sendiri sedangkan keadaan lo kaya gini?"
"Thanks ya Zan, Ner."
Tin...Tin...
"Tuh mereka udah sampe. Kalau gitu ayo lo kita anterin ke depan."
"Bisa jalan kan Vi?" gurau Neroa.
Viandra menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil. "Lo pikir kaki gue lumpuh?"
Viandra berjalan mendahuli keduanya. Sedangkan Neroa dan Fauzan berdiam sebentar sambil berpandangan.
Keduanya terdiam ketika melihat sosok Andreas yang berada di dekat tangga sambil bersedekap dada. Untuk sekarang, Fauzan tidak mau berdebat dengan Abangnya, ia lebih baik menyusul Viandra yang mungkin sudah menunggu di luar.
"Vi, lo baik-baik aja kan? tadi Fauzan bilang kalo lo pingsan." Syifa dan Alma yang baru saja selesai dari jadwal kuliah mereka, memutuskan untuk segera pergi menyusul Viandra di kediaman sang kekasih.
"Lo telat makan ya? kebiasaan lo mah." Alma yang sudah tau akan tabiat temannya yang satu ini sudah tak heran lagi.
"Ck, gue tuh udah makan Ma. Tapi gatau kenapa tiba-tiba pingsan. Mana leher belakang gue sakit." keluh Viandra.
"Lah, aneh banget. Em yaudah dari pada lama-lama di sini, mending sekarang lo gue sama Alma anter pulang ke rumah gue dulu biar kita obatin leher lo."
Viandra hanya mengangguk sebagai jawaban, ia sudah tidak mood untuk berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUEL SENIOR (ON GOING)
Teen Fiction⚠️ MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN, KATA-KATA YANG KASAR DAN SEDIKIT 18+ ⚠️ Seorang duda yang terobsesi dengan gadis penyuka novel bergenre darkromance. Bahkan, ia rela menyamar menjadi seorang senior di kampus gadisnya. ----------------------------- ‼️...