9

94 12 2
                                    

(JATUH DAN BERANTAKAN!!!)

Sanna : murid baru yang tadi?
tapi Rey gak pernah cerita...

Sinta : y, tanya aja sama Rey [arrogant emoji]

Sanna tek membalas pesan terakhir itu.

Dia berpikir sejenak, jika memang itu benar mengapa Rey tidak memberitahukannya? Sanna mengerutkan keningnya.

Kemudian dia menggelengkan kepalanya berusaha menghapus imajinasi barusan.

Sanna berusaha untuk tidak percaya pesan tersebut, takutnya ini adalah sebuah adu domba.

Sanna kembali meletakkan hpnya di meja, kemudian tidur.

***
Hari ini sedikit berbeda, kali ini Sanna datang ke sekolah lebih awal. Tidak tahu alasannya mengapa.

Setibanya di sekolah, terlihat kelas masih sepi.

Sanna langsung meletakkan tasnya di kursi lalu duduk. Dia terlihat sedang melamun sambil memainkan jari-jarinya di meja. Entah apa yang dia pikirkan.

Selang beberapa menit kemudian, kelas mulai ramai, Rey memasuki kelas. Dia menatap Sanna, dengan penuh tanda tanya.

Sanna menatap sedikit tajam pada Rey, seakan menandakan dia sedang marah... Atau bingung? Tetapi Rey tidak paham yang terjadi.

Cepat-cepat Rey menaruh tasnya di kursi, kemudian menghampiri Sanna.
"San, kenapa? Ada masalah?"

Tanpa bertele-tele Sanna langsung merespon pertanyaan Rey dengan pertanyaan yang ingin ia tanyakan tentang kejadian semalam.

"Aku mau kamu jelasin, siapa Sinta sebenarnya?" Tanya Sanna dengan penuh penasaran dan juga penuh tanda tangan diiringi debaran jantungnya.

"Sinta? Sinta yang... Mana?"

Sanna melirikkan matanya ke arah belakang kursinya yang ia maksud adalah Sinta, disusul oleh lirikkan mata Rey.

Melihat hal tersebut Sinta membalas tatapan Sanna dengan senyuman sinis.

"Sinta... Dia memang teman lama ku, tapi dia melakukan hal yang sangat-sangat fatal sehingga membuat nama nya tercemar. Dan, membuat yang lain termasuk aku gak nyaman lagi temenan sama dia. Aku tahu kok perasaan kamu, tapi tenang aja. Percaya sama aku okeyy?" Jelas Rey meyakinkan Sanna.

"Aku tahu kamu gak bohong tolong jaga kepercayaan ku Rey," Ujar Sanna.

"Pasti."

"Satu lagi, kalau boleh tau... Si Sinta buat kesalahan apa sampai dia dijauhin?" Tambah Sanna.

"Jadi...-" baru saja akan menjelaskan tiba-tiba...

Terdengar ketukan dari luar pintu kelas, dan puntu tersebut terbuka.

"Panggilan untuk ketua kelas, Rey. Sebentar lagi ada rapat bersama ketua kelas lainnya dengan wali kelas, juga kepsek. Sambil menunggu kedatangan kepala sekolah, mohon segera ke ruang rapat ya!" Perintah pak Daru keamanan Sekolah.

"San, aku ke ruang rapat dulu ya." Pinta Rey

"Iya,"

Rey melangkah ke luar dari kelas menuju ruang rapat diantarkan pak Daru.

Tak lama setelah itu, Sinta langsung mengambil waktu dimana dia menganggapnya waktu emas miliknya untuk mengampiri Sanna.

"Hahha, gw tau kok gimana kondisi hati lu sekarang. Rey udah kenal lebih lama sama gw, jadi pastilah kita berdua lebih dekat dari pada lo sama Rey. Uupps, btw... Pasti berdebar-debar kan, palingan motek juga tu hati. Hahahahaha," ejek Sinta dengan tatapan sinis.

KHAYALAN KITA (Bersama Hingga Akhir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang