19

56 10 2
                                    

(Tak ingin ini terjadi)

Hari ini adalah hari terakhir mamih di rawat di Rumah Sakit. Besok dokter sudah memperbolehkan mamih untuk pulang dan tak lupa pesannya untuk mamih agar tak lupa beristirahat.

Dan pada hari ini, Fazel datang ke Rumah Sakit. Yang tak tahu tujuan sebenarnya untuk menemui mamih atau Sanna.

Karena menurut mamih sendiri, Fazel tak pernah mengajaknya ngobrol ketika tidak ada Sanna. Tetapi, saat Sanna berada dengannya, barulah ia mengajak ngobrol mamih meskipun basa-basi.

Kriet...

Pintu 217 terbuka, terlihat Fazel datang dengan membawa buah-buahan di tangan kanan dan kirinya.

Begitu Fazel melangkah masuk, tiba-tiba mamih yang sedang memakan bubur sembari duduk diatas kasur menatap Fazel sekilas.

"Salam dulu."

"Eh, oh iya."

"Assalamu'alaikum..."

Fazel pun melangkah masuk ke dalam ruangan. Ia meletakkan bawaannya di atas nakas bertepatan dengan mamih yang baru saja menyelesaikan sarapannya.

"Mi, Sanna mana?" Tanya Fazel sambil menulusuri ruangan mencari sosok yang dicarinya.

Oh ya, satu lagi. Itupun jika Fazel ngobrol dengan mamih, pastinya tak jauh berhubungan dengan 'Sanna'.

"Mamih, gatau."

"Mamih, kok gatau. Kan mamih ibunya Sanna!"

...

***

Seusai kejadian 4 hari lalu, Rey akhirnya memutuskan dan memberanikan diri pergi ke rumah sakit untuk membesuk mamih hari ini.

Meskipun ia dapat menebak apa yang akan mereka katakan dan lakukan padanya. Ya, yang penting sudah mencoba dan dengan niat yang baik. Batin Rey.

Rey menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Memasuki pusat kota, terlihat jalanan sangat padat.

Hal ini memakan waktu hampir 20 menitan untuk Rey sampai di rumah sakit. Karena Rey juga menyempatkan diri untuk membeli buah-buahan walau hanya sedikit karena mengingat waktu.

Sesampainya di rumah sakit, Rey bertanya pada resepsionis lalu menyebutkan nama mamih.

Setelah mengetahui Ruang Rawat Inap tempat mamih berada, ia bergegas pergi ke lantai 2.

***

"Kamu!..." Lirih Mamih.

Mamih menunjuk wajah Fazel dengan tatapan tajam.

"Sangat tidak sopan!" Lanjutnya.

Fazel terdiam dan memaksa untuk senyum, tak lupa menjaga tingkah laku.

Namun, perlu kalian ketahui. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia sangat, bahkan 'sangat' merasa kesal dan jengkel.

"Maaf." Hanya itu yang dapat ia katakan.

Tok! Tok! Tok!

Krieett...

Pintu terbuka memperlihatkan sosok yang 4 hari lalu sempat diusir oleh kekasihnya sendiri.

"As... Assalamu'alaikum..." Lirih Rey tak lupa dengan senyumannya.

Rey melangkah masuk, namun tak hampir lima langkah... Fazel langsung mencegatnya.

"Eits, ngapain lagi lo kesini!" Fazel melipat tangannya di dada layaknya seorang bos besar.

"Maaf, gw kesini bukan buat ketemu lo. Gw mau jenguk mamih." Rey menatap Fazel tajam lalu beralih melirik mamih sekilas dengan ramah. Mamih membalas dengan senyum tipis.

KHAYALAN KITA (Bersama Hingga Akhir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang