15

59 12 0
                                    

(Ketua)

"Kelompok terakhir, Rey, Sanna, dan Fazel!"

"HUUUUU!!!"

"GE PENGEN SAMA FAZEL CUUIII!"

"Omagah"

Terdengar sorakan dari para siswa di kelas.

Sedari awal Rey sudah merasa jengah dengan kehadiran Fazel dalam kehidupannya, apalagi sekarang malah satu kelompok. Bercanda kali? Batin Rey.

"Sudah! Sekarang ibu minta kalian tentukan ketua dari masing-masing kelompok kalian." Perintah Bu Leni.

"PAHAM?!"

PAHAM BU

Tanpa aba-aba, tiba-tiba Fazel segera berdiri lalu menyeret kursinya ke barisan meja Rey dan Sanna.

"Gila pede amat si Fazel berbehel," gumam Rey dengan wajah kesal.

"San, dia ngapain sih? Pede banget yak?" Bisik Rey masih dengan wajah yang tidak suka dan menatap Fazel.

"Enggak sih, palingan dia kemari buat tentuin ketua kelompok kita." Jawab Sanna dengan ekspresi santai.

"Hai?" Tanpa disadari kini Fazel sudah memposisikan dirinya di-space kosong di barisan meja mereka, tepatnya di samping Rey. Buset gede banget nyali nya Fazel.

Fazel mengangkat tangannya ke arah Rey mengisyaratkan bahwa ingin bersalaman sebagai tanda berkenalan.

Plak!

Fazel hanya tersenyum miring melihat gelagat Rey sekarang ini. Karena tak ada jawaban, Fazel beralih memposisikan tangannya di depan Sanna.

"Fazel," lirih Fazel bermaksud ingin berkenalan.

Berbeda dari ekspetasi, ternyata Sanna hanya membalas dengan senyuman. Hal itu menimbulkan rasa puas dalam benak Rey.

Tetapi, tidak dengan Fazel. Rupanya dia malah merasa senang mendapatkan senyuman dari Sanna. Tidak memperdulikan rasa malu bahkan tak peduli jika ada orang yang berpikir bahwa dirinya tengah menahan malu sebab tidak mendapat balasan dari Sanna. Fazel tersenyum senang...

"Jadi, siapa yang bakal jadi ketua?" Merasa mulai canggung, Sanna segera mencairkan suasana.

"Terserah," jawab Fazel.

"Menurut kamu?" Tanya Rey dengan senyum nakalnya disertai alis yang dinaik turunkan membuat kesan lucu pada dirinya menurut Sanna.

"Ih, Rey! Eum, Fazel. Kamu ga keberatan kalau Rey yang jadi ketua? Kamu juga masih baru dan pasti belum mengerti terlalu banyak aturan-aturan disini,"

"Gak, gak keberatan kok San."

BRAK!

"Heh, lo kalau mau jawab tinggal bilang gak keberatan! Gak usah pake embel-embel nama Sanna!" Rey mulai terpancing mendengar jawaban Fazel disertai panggilan Sanna.

"Santai aja sih Rey!" Timpal Sanna.

"Ya, gue gak keberatan! Puas lo?" Kesal Fazel.

"Gak," Rey sudah mulai bosan bicara dengan manusia yang satu ini.

"Okey! Fix ya Rey ketuanya." Ujar Sanna sembari bertepuk tangan.

***

"Time to play the story" lirih seseorang dengan nada berbisik.

Hai maaf, singkat dulu ya. In Sha Allah crita ini bakal end sekitar part 20an hehehe

Vote & komen =

Makasih💗

KHAYALAN KITA (Bersama Hingga Akhir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang