22

73 11 2
                                    

(Culik)

Rey pamit dan menghampiri pak Samsul, Mbak Tami dan Mbak Nita.

"Ayyoo ayo cepet jangan kelamaan niih kita!"

"Okeee okee!!" Tanggap mba Nita dengan gelagat panik.

Hingga hampir 5 menit lamanya mereka berdiri di trotoar jalan raya rumah sakit.

Tanpa kepastian~

"Mba? Kita dari tadi nunggu disini ngapain? Mobilnya masi lama banget ya?" Tanya Rey akhirnya.

"Hah? Mobil? Siapa yang mesen mobil?"

"Lah? Trus kita disini buat ngapain mbaa??"

"Ya aku ora tau mas!"

"Ya Allah, astaghfirullah..."

"Loh aku pikir mas ini nungguin angkot."

"Terserah mba terserah,"

"Yaela, bagemana si. Cuma bagitu ribut skali. Sini kita pesan akang jo!" Pekik Mbak Nita.

7 menit berlalu, mobil yang akan membawa mereka pergi ke kantor polisi akhirnya berada di depan mata. Segera mereka masuk ke dalam mobil. Mas Samsul duduk di samping supir, sedangkan Mba Nita, Rey, dan Mba Tami duduk di bangku tengah.

Selama perjalanan, Rey merasa sangat gelisah. Benar-benar seperti orang yang sedang frustasi. Mba Nita dan Mba Tami menjadi cemas dibuatnya. Mereka merasa kasihan dengan Rey.

***

"Eh hai Zel, udah dari tadi?" Sapa Sanna ketika menyadari Fazel yang tiba tiba berada di belakangnya sambil terus berjalan.

"Iya, sini gw bantu." Ucap Fazel sembari mencoba meraih beberapa tas yang di tenteng Sanna.

"Oh iya ini.. bentar-" menyadari ada yang aneh dari Fazel, membuat langkah Sanna terhenti.

"Kamu kok pake item item segala sih, kayak cowo jalanan aja." Pekik Sanna kemudian melanjutkan langkahnya.

Iya, cowok ini memang cowok nakal..
Batin Fazel, sambil tersenyum smirk.

"Oiya, mending kamu ke mamih aja. Aku gapapa kok," ucap Sanna sambil terus melangkah ke depan hingga setibanya di tempat parkir...

"Hm, dari pada mamih lo.. mending lo aja..." Kata-kata itu memang sangat pelan namun terdengar sangat tajam di telinga Sanna. Hingga membuat aktivitas nya terhenti...

Sanna perlahan membalikkan badannya dan...

"AAAAAA!"

Brak!

Mereka memukul dan memasukkan Sanna ke dalam mobil yang memang sengaja di jalankan pada saat yang di tentukan.

Semua barang yang Sanna bawa jatuh berserakan seperti apa yang telah dilihat oleh Rey setelah kejadian itu.

"EEUMMPP!!!" Sanna memekik sangat kencang, mencoba melepaskan tangan seseorang yang menahan mulutnya.

Baik, tidak bisa bersuara. Bersyukur tangannya tidak diikat, Sanna mencoba memukul-mukul jendela  mobil sambil menangis berharap ada orang yang melihatnya.

Namun, mobil dengan cepat melaju keluar dari rumah sakit. Dan tiba-tiba...

Salah satu dari mereka menempelkan kain yang sepertinya disemprotkan obat bius, membuat Sanna tidak sadar seketika.

"Jangan senang. Ini belum selesai,"

KHAYALAN KITA (Bersama Hingga Akhir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang