(Fazel)
"Hahahh... Rasain lo San!"
---------
"San, San, San, aku gak ngerti ini kenapa si?" Rey mencoba menghentikan langkah Sanna yang sedang berjalan menuju kelas seusai upacara.
"Aku udah bilang sama kamu, topinya buat kamu aja! Aku gpp kalau harus dijemur dari awal daripada diliatin seisi lapangan Rey!"
"Pak Farhat tau kalau topi yang aku pakai bukan punyaku tapi punya kamu,"
Rey terdiam sejenak, lalu lanjut mengikuti langkah Sanna.
***
"San, aku anterin ya?"
Sanna mengangguk pelan dan mulai berjalan keluar kelas bersama Rey. Oh ya, Sanna bukanlah tipe cewek yang gampang ngambek karena hal sepele.
Rey sangat senang dengan jawaban Sanna, dia membukakan pintu mobil untuk Sanna dengan riang gembira.
"Silahkan masuk cantik!"
"Iiiih, apasih tapi makasih heheh."
Mereka berdua sudah berada di dalam mobil, dengan keheningan menyertai.
Tetapi tanpa mereka sadari, seseorang sedang memperhatikan mereka berdua dari kejauhan.
"Isshh.. Awas aja lo San!"Saat mobil mulai melewati gerbang, Sanna memutuskan keheningan diantara mereka,
"Rey, sebelum pulang boleh ke pasar dekat sini gak? Aku mau beli topi." Ucap Sanna.
"Boleh dong,"
"Makasih ya Rey."
Rey mengangguk senang.
---
"Ini aja ko!"
"Oke neng," balas Ko penjual topi yang berjualan di pasar yang Sanna maksud.
"25 ribu neng,"
"Oke ko! In- eh... Uangku mana? Yah!"
Baru saja Sanna ingin memberikan uang jajan miliknya yang disimpan di saku kemeja putih nya, tetapi ia tak dapat meraba keberadaan uang nya di saku tersebut."Kenapa neng?" Tanya Ko.
"Eh, gak apa-apa Ko. Sebentar ya ko, tunggu disini! Tolong simpenin buat saya Ko," Sanna berjalan meninggalkan kasir dan memutari toko milik Ko mencari keberadaan uangnya, 'barangkali jatoh'.
Sudah 10 menit lamanya Sanna mencari uangnya tapi tak dapat menemukannya.
Hingga tiba-tiba...
"Nih,"Sanna dibuat kaget oleh kehadirannya. Dia bahkan tak mengenal siapa laki-laki yang memberikan uang untuknya. Jika dia tak kenal, apakah aman untuk diterima? Tidak.
"Maaf? Anda siapa ya?" Tanya Sanna.
Cowok itu melepaskan tali masker yang terkait di telinganya, dan memberikan tangannya sebagai isyarat untuk berkenalan.
"Fazel," ucap orang itu.
Sanna bingung, apakah dia harus berkenalan bahkan dengan orang yang tak ia kenali. Ditambah Sanna teringat pesan mami nya,
"Mami gak mau lagi kamu kayak gini! Kamu gak kenal siapa itu, asal kamu terima uang itu! San sayang, kita gak tau orang itu siapa dan uang itu halal atau haram!"
"Maafin Sanna mi, lain kali gak gini lagi. Sanna tadi terima cuma karena ngeli-"
"Sayang, mami gak mau dulu dengar alasan kamu ya. Apapun alasannya, menerima barang ataupun berkenalan dengan orang yang sama sekali tak kita kenali. Jangan pernah! Jangan pernah mau! Ya sayang ya,"
"Iya mi."
"Halo?" Sanna kaget dari lamunannya, ia kembali menatap lekat-lekat wajah lelaki yang bernama Fazel itu. Ganteng sih...
"Siapa namamu?" Tanya Fazel lagi mencoba menyadarkan Sanna yang sedang melamun menatapnya.
Tapi gantengan Rey deh...
"Oh ya, ya, ya. Sebelumnya maaf, kamu Fazel ya? Maaf sekali saya sibuk ada urusan dan saya gak bisa Nerima uang ini, maaf sekali lagi." Ucap Sanna sebelum berlalu meninggalkan Fazel yang mematung menatap Sanna yang bergegas menuju kasir.
Tetapi, siapa laki-laki itu? Tanya Fazel dalam hatinya.
"Rey! Eh? Ko, topi titipan Sanna disini mana ya?" Sanna baru saja menyapa Rey tiba-tiba tertuju pada meja kasir yang tak ada lagi topi titipannya.
"Sama si nyong itu neng! Udah dibayarin," ucap Ko sembari menunjuk ke arah Rey yang sedang tersenyum.
"AAA, Rey makasih banyak. Maaf nyusahin kamu lagi," teriak Sanna gembira.
"Iya ayang,"
"Yok pulang!"
"Oooh, Sanna namanya."
.......
Hai maaf banget part kali ini lebih pendek dari biasanya, In Sha Allah udah mau masuk MID dan harus fokus belajar maaf banget ya🙏🏻🙏🏻🙏🏻
In Sha Allah next part dikasih lebih panjang... hehehe
Kasih semangat ya dengan cara vote dan spam komen "next"
^^
KAMU SEDANG MEMBACA
KHAYALAN KITA (Bersama Hingga Akhir)
Teen FictionKu tahu semua akan berakhir.. Bisakah kita mengulang semua kembali? Apakah kita akan berakhir menyedihkan? Aku tidak mau itu terjadi... Aku tidak mau melihat kita berakhir menyedihkan dan saling berpaling wajah satu sama lain Duhai waktu, bisakah ka...