18

52 8 3
                                    

(Usaha)

"Gak usah ngelak kamu, Fazel udah ceritain semuanya!" Jelas Sanna dengan isakan pelannya.

"San- San maksud kamu apa?" Tanya Rey terbata-bata, walaupun sebenarnya Rey sudah tau ini adalah rencana busuk Fazel.

"Sinta... Sinta mantan kamu? Dan kalian balikan, kan. BENER KAN?!" Sanna tak mampu menahan tangisnya.

"Gak San, kamu percaya gitu aja sama dia? Ini rencana dia San!" Rey mencoba menjelaskan.

"Rey... Udah! Aku.. aku, gak masalah kalau dia memang mantan kamu, tapi kalau kalian udah balikan... trus selama ini kamu anggap aku apa?" Lirih Sanna. Sanna mencoba untuk tidak tenggelam dalam emosinya.

"Aku gak balikan sama dia San!" Bantah Rey dengan suara yang tertahan. Ingin rasanya ia berteriak tanpa menahan emosi. Tapi, tidak. Tidak untuk sekarang... Bukan waktu yang tepat.

"Tapi Fazel cerit-"

"Dan kamu percaya gitu aja sama dia?!"

"Gak, gak San! Aku ngobrol basa basi aja sama dia gapernah... Gapernah san..."

"Jangan kan basa basi, sekedar nyapa dia aja aku gak pernah dan gk akan pernah mau!"

Sanna terdiam sejenak...

"Kamu bisa keluar?" Lirih Sanna. Ia menatap Rey dalam dan tajam, terlihat matanya sangat lembab karena menangis.

"San?..."

"Rey, kamu bisa keluar?" Ucap Sanna sekali lagi.

Rey terdiam di tempat, belum menunjukkan tanda-tanda akan pergi dari ruang itu. Melihat Rey yang masih menetap di tempatnya, membuat Sanna semakin geram. Sanna kembali menatap Rey.

"Keluar!"

Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, Rey berlari keluar dari ruangan menuju parkiran tempat di mana mobilnya berada.

BRAK!

Rey menutup kasar pintu mobil, ia sangat frustasi sekarang. Baik, dia sudah tau ini adalah rencana Fazel. Tapi bagaimana agar bisa membuat Sanna percaya?

"AAAAAAARRRRGHHH!"

BUGH!

Kali ini Rey memukul setir mobil, mencoba meluapkan emosinya untuk saat ini.

Setelah dirasa mulai perlahan tenang, Rey segera menjalankan mobilnya ke rumah.

Keluar dari parkiran, ternyata jalanan masih basah karena saat ini masih hujan.

***

"Tenang ya San, gua juga gak nyangka Rey bisa begitu. Gw berharap gak bakal melihat semua yang udah terjadi itu, tapi yaaa... Gw liat dengan mata kepala gua sendiri, gk mungkin gw boong sampe jelasin panjang lebar kayak gini ke lo san." Jelas Fazel sembari menenangkan Sanna.

"Iya Zel, gw paham kok. Makasih banyak ya," ucap Sanna masih disertai dengan isakannya.

"San, mami minta kamu gak usah ceritain masalah ini sama siapapun, terutama sama daddy kamu." Pinta mamih yang masih merebahkan tubuhnya di kasur.

"Iya mih."

"Yaudah Sanna mau ke toilet dulu. Zel, gw minta tolong jagain mamih ya." Ucap Sanna sebelum berlalu dari hadapan mereka berdua.

"Iya San. Yaudah mamih, istirahat aja dulu." Ujar Fazel.

"Iya nak."

Mamih segera merebahkan tubuhnya, tak berselang lama mamih sudah tertidur dengan lelap. Tetapi tiba-tiba...

***

"AAAAAARGGHH!"

Rey memukul keras tangannya di meja belajar miliknya. Sungguh, kini Rey sedang merasa sangat frustasi.

Meski ia tahu ini adalah rencana busuk Fazel. Namun ia masih belum memikirkan jalan keluarnya.

Ia butuh ketenangan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

"San, aku bakal buktiin kalau aku gak pernah melakukan apa yang dituduh, dan aku bakal buktiin rencana busuk Fazel itu!" Ucap Rey, bertekad dan menguatkan juga meyakinkan dirinya sendiri.

"Semangat Rey!" Gumamnya.

***

Kriek...

Pintu ruang IGD terbuka memperlihatkan Sanna yang baru kembali setelah sekitar dua puluh menit-an lamanya.

"Aku balik, maaf ya lama. Ngantri di toilet. Zel, eh mamih- udah tidur ya?" Tanya Sanna begitu melihat mami yang kelihatannya sudah tertidur pulas.

"Eh iya, mamih udah tidur. Lagi istirahat." Jelas Fazel.

Tak ada topik lagi setelah itu, merasa keadaan mulai canggung, akhirnya Fazel membuka suara.

"Eum San, aku mau balik rumah ya. Gpp kan?" Tanya Fazel pada Sanna.

"Loh? Udah mau pulang ya. Yaudah, hati-hati." Jawab Sanna sembari melambaikan tangan.

Sungguh Fazel hampir saja melompat-lompat dalam ruangan. Tapi, tidak. Itu adalah hal yang memalukan. Sekuat tenaga Fazel menahan senyumnya.

"Oke," Fazel pun berlalu dari hadapan Sanna.

***

Hai giamana? Dapet gasi emosinya? Kurang ya?

Tolong vote dan komen ya makasih.

Mungkin ada kritikan? Silahkan^^

KHAYALAN KITA (Bersama Hingga Akhir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang