(Dimulai)
Langit mulai terlihat mendung. Namun beberapa siswa masih sibuk dengan aktivitas dan kegiatan mereka di sekolah. Rey dan Sanna diantaranya.
Mereka berdua mengikuti ekskul menyanyi. Untuk kemampuan, jangan diragukan lagi. Rey dan Sanna sangat pandai dalam hal ini.
Kini sudah waktunya mereka pulang, dan mereka masih belum menyadari langit akan mengeluarkan butiran air yang akan menahan mereka di sekolah jika mereka tidak langsung pulang.
BRAK
Pintu didobrak kasar oleh seseorang, ternyata itu adalah pak Satpam.
"Hey! Kalian kenapa masih lama-lama disini? Sudah mau hujan lebat lho ini. Cepat! Cepat!" Perintah pak Satpam yang masih menetap di tempatnya untuk memastikan seluruh siswa sudah keluar.
Rey dan Sanna yang awalnya kaget, kini bergegas merapikan tas-tas mereka lalu keluar ruangan menuju gerbang sekolah.
"Yah, San. Beneran udah gelap banget, gimana kita pulangnya?" Tanya Rey cemas.
"Motor kamu kan ada?" Pinta Sanna.
"Aku lupa kasih tau, tadi siang waktu istirahat ada beberapa siswa makan diatas motor, terus minumannya ada yang tumpah di jok belakang. Bisa aja di bersihin sekarang tapi, nanti keburu hujan masalahnya." Jelas Rey.
"Eum, Rey. Kamu pulang aja duluan. Aku naik angkot aja gapapaa." ujar Sanna.
"Ih, apaan. Enggak-gak, yakali aku pulang duluan trus kamu naik angkot. Sendiri pula." Bantah Rey, tidak terima.
"Tapi, Rey. Ini udah mau hujan!"
"Yaudah gini, motornya aku tinggalin disini. Jadi kita naik angkot bareng ya, daripada kamu sendir---"
"Dia gak sendirian. Sanna, pulang sma gw, gimana San? Udah mau hujan lho, masih mau berdebat?" Fazel tersenyum smirk.
"Heh Lo-"
"Udah Rey, aku sama Fazel aja ya."
"San, aduh-aduh saaan kamu ini... Kamu gimana sih? Dia orang baru lho?"
"Em, ya juga si. Yaudah, kita semua pulang bareng aja?" Usul Sanna
"Hm, boleh-boleh tuh!" Ucap Fazel, mengiyakan sembari menjentikkan jarinya.
"Sok iye lo! Yaudah, yaudah. Ayo!" Gerutu Rey.
Rey segera menarik pergelangan tangan kanan Sanna. Tanpa disadari, Fazel juga sedang memegang tangan Sanna bagian kiri. Seketika itu, Rey menatap tajam Fazel.
"UDAH! UDAH! LOOO GAK USAH IKUT! Ada maunya kan Lo!" Rey mendorong kasar Fazel tanpa melepaskan tautan genggaman dengan Sanna.
"Apaansih, gw juga mau barengan sama Sanna kali."
"SADAR DIRI DONG! Lo itu orang baru, gak kenal Sanna! Gw nih cowonya, udah hampir 2 tahun kita." Bantah Rey, tak terima dengan ucapan Fazel.
"Gw? Gak kenal Sanna? Sorry, gw sama Sanna udah pernah ketemu sebelumnya. Ya gak San?" Pinta Fazel, sambil menyenggol Sanna memberikan kode.
"Hah? Apa-apaan? Kapan kita ketemu? Kamu aja baru masuk tadi pagi." Sanna kebingungan dibuatnya.
"Ish, masa kamu lupa sih? Itu loh di toko topi nya Ko', bener gak? Trus kamu malah senyum-senyum sendiri pas ketemu aku." Titah Fazel.
"Ooh, itu. Aku ga tau kalau itu kamu yang di toko, dan senyum-senyum sendiri? Maksudnya? Aku gak senyum-senyum sendiri."
Rey yang sedari tadi memperhatikan mereka, hanya diam saja. Tetapi... Diam yang mempunyai arti. Kini tatapan Rey, sangat tajam kepada Fazel. Lalu beralih menatap Sanna.
"Ck, Sanna, Sanna. Kamu itu senyum-senyum sendiri waktu lihat aku."
"Eh? Masa sih? hahaha." Anehnya, Sanna malah tertawa. Tanpa menyadari tatapan Rey sedari tadi.
Seketika itu juga, Rey melepas kasar tautan genggaman mereka.
"Rey? Rey! Mau kemana?" Sanna berteriak, memanggil Rey dan mengejarnya.
"Sebentar lagi..." Lirih seseorang.
Alhamdulillah, bisa update.
Vote dan komen, biar tambah semangat. Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
KHAYALAN KITA (Bersama Hingga Akhir)
Roman pour AdolescentsKu tahu semua akan berakhir.. Bisakah kita mengulang semua kembali? Apakah kita akan berakhir menyedihkan? Aku tidak mau itu terjadi... Aku tidak mau melihat kita berakhir menyedihkan dan saling berpaling wajah satu sama lain Duhai waktu, bisakah ka...