10

84 10 0
                                    

(Guru BK)

Air mata Sanna perlahan menetes,
1, 2,... Tetesan air mata ke tiga tidak jatuh. Seseorang telah mengusap air mata Sanna dengan tangannya.

Kelas yang awalnya berisik penuh dengan tawa, kini diam seribu bahasa. Terutama Sinta, wajahnya berubah drastis yang awalnya tertawa puas kini menjadi sangat cemberut dan marah.

Ya, Rey! Sangat jelas itu pasti Rey!

Tampak jelas amarah Rey terpampang di wajahnya. Mukanya memerah dengan kening dikerutkan.

"SIAPA YANG BIKIN SANNA JATUH?! JAWAB!" Teriak Rey.

Rey melirik seluruh mata yang memandang dirinya. Tak sengaja pandangan Rey terfokus pada darah disiku kanan Sanna.

"San? Darah?!" Rey terkejut melihatnya.

Sanna tak membalas, hanya suara tangisan yang keluar.

Seisi kelas diam tak bersuara. Melihat tidak ada jawaban dari teman-temannya, Rey kembali membuka suara.

"JAWAB!!!! Kalau gk ada yang jawab, gw langsung cek cctv!" Amarah Rey memuncak.

Masih tak ada jawaban, dari teman-teman nya.

"Oke, oke. Gak ada yang mau ngaku kan?! Tunggu aja!"

Rey segera menggandeng Sanna dan membawanya ke UKS. Rey meletakkan tubuh Sanna diatas kasur, kemudian memanggil perawat untuk membersihkan luka Sanna.

"Bi, titip Sanna ya. Tolong lukanya dibersihkan, dan jagain ya bi." Pinta Rey.

"Iya, tenang aja."

Rey segera bergegas keluar dari UKS
menuju keruang pak Daru berencana melihat cctv kelas.

----

"Gimana pak?" Tanya Rey dengan nada cemas.

"Hmmm, sebentar. Yappp dapat, coba dek liat" ujar pak Daru seraya memberikan mouse monitor CCTV pada Rey.

Rey segera mengambil mouse untuk mengendalikan monitor CCTV melihat rekaman tadi pagi. Tatapan Rey sangat fokus pada monitor, dia memantau gerak gerik Sanna dari kelas yang berjalan ke kantin. Kemudian Rey memindahkan lokasi rekaman CCTV ke ruang rapat, Sanna sedang mengintip di jendela. Rey terus mengikuti jejak Sanna di dalam monitor, hingga rekaman sampai di kelas mereka...

Terlihat Sanna mulai melangkah masuk ke pintu kelas, cepat cepat Rey memanggil nama pak Daru.

"Pak, pak, pak. Ini pak, tolong disimpan rekaman yang ini!" Perintah Rey seraya menepuk pelan bahu pak Daru yang sedang duduk disampingnya.

"Iya, iya. Nah sudah, dek gak mau liat dulu rekamannya?" Tanya pak Daru.

"Mau pak, tolong putarkan rekaman tadi pak." Balas Rey.

"Baik,"

Setelah melihat semuanya, mata Rey mulai memerah. Terlebih ketika dia melihat tangan Sanna yang terbentur sehingga mengakibatkan tangannya berdarah.

"Makasih pak, tolong rekamannya disimpan di file yang akan pak." Ujar Rey sambil berlalu dengan cepat meninggalkan ruangan pak Daru.

---

BRUKKK!!!

Suara pintu kelas yang terbuka dengan sangat kasar dan menghasilkan suara yang keras, membuat Sinta yang terlelap dalam tidurnya kaget seada-adanya.

"Apaan sih berisik-" Kesal Sinta. Belum sempat membuka lebar-lebar matanya, sepotong kalimat itu keluar dari mulutnya. Ia mengucak-ucak matanya dan mulai menyadari siapa yang datang sehingga membuat kata kata nya tak dapat ia lanjutkan.

KHAYALAN KITA (Bersama Hingga Akhir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang