B R O T H E R ?

257 32 3
                                    

"Irama, aku minta maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Irama, aku minta maaf. Tolong, maafkan aku. Seharusnya, aku percaya padamu. Aku benar-benar menyesal telah berlaku tidak adil padamu dulu."

Irama menatap Daniel, tatapannya masih sama lembutnya seperti dahulu. Laki-laki itu yang masih menyandang status sebagai suaminya walaupun sudah lama tidak bertemu dan terlepas dari kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya.

Jevano dan Naraka kompak tersenyum smirk. Usaha mereka membongkar seluruh niat busuk dari Tiffany tidak sia-sia.

Daniel-Papanya sangat merasa bersalah atas apa yang dilakukannya dahulu. Secara tidak langsung, Jevano berhasil menjatuhkan harga diri laki-laki itu yang selalu merasa dirinya benar.

"A-aku terlalu mencintaimu. Mengetahui kabar kamu selingkuh, aku langsung gelap mata dan tidak bisa menerimanya sedikitpun." ucap Daniel dengan kepala yang tertunduk di atas kedua paha Irama.

"Irama, bukannya aku membela diri sendiri. Tapi, kamu tahu kondisiku saat itu seperti apa. Aku baru saja kehilangan Mommy aku. Itu masa-masa terberat aku dan mendengar kamu selingkuh aku tidak bisa berpikir jernih sedikitpun. Aku benar-benar minta maaf. Tolong, maafkan aku." lanjutnya.

Jevano termangu mendengar pengakuan Daniel. Bahkan melihat Papa-nya itu bersujud di kaki sang Mama sudah membuatnya merasa terpanah. Ini benar-benar diluar dugaannya. Jevano pikir, Papa-nya tidak akan sampai semenyesal ini.

"Kamu baru saja kehilangan Mommy dulu. Kamu tahu rasanya hidup tanpa sosok Ibu. Lalu, kenapa kamu berpikir mau pisahkan aku dengan Jevan?" Irama mulai buka suara. Tatapannya begitu sendu.

Daniel menatap balik mata Irama, hanya saja dengan berbeda. Ia menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Jujur saja, itu hanya ancaman biar kamu gak melanjutkan perselingkuhan kamu dengan Gama. Tapi, ternyata kamu-"

"Aku gak pernah selingkuh, dari awal."

Daniel kembali menundukkan kepalanya, rasa penyesalan menggerogoti hatinya. Senyuman ceria Irama dulu terbayang dalam pikirannya. Wanita pertama yang ia cintai setelah Mommy-nya, bahkan juga wanita terakhir yang ia cintai. Dari awal, Daniel tidak pernah mencintai Tiffany. Ia menikahi wanita itu hanya agar Jevan tidak kehilangan sosok Ibu. Namun, nyatanya sampai saat ini Jevan memang tumbuh tanpa sosok Ibu sedikitpun disampingnya.

"Kalau saja kamu tidak mengancam akan memisahkanku dengan Jevan. Aku bisa pulang lebih cepat. Daniel, depresi aku semakin parah karena aku sudah pernah merasakan kehilangan putra sebelumnya. Tidak seharusnya kamu mengancam aku seperti itu."

Naraka sontak saja langsung melemparkan tatapan ke Jevano. Terlihat betapa terkejutnya Jevano mendengar fakta bahwa dirinya sempat memiliki saudara. Jevano tidak pernah tahu itu. Tapi, Naraka tahu. Hanya saja saat ini Naraka masih memilih untuk bungkam. Itu karena Naraka merasa tidak berhak ikut campur dalam urusan keluarga Jevano lebih jauh lagi.

About Us ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang