21. Kecewa

375 53 3
                                    

Hay kamu!

Sudah siap untuk membaca kisah Ayla yang penuh luka? 

Yang udah napakin jejak mata dilapak ini, follow dulu Authornya. Yakali kamu baca cerita ini tapi gak follow aku xixixi

Wajib banget ya! Karna aku akan umumin info up tiap part di wall^^

Jangan sampai ketinggalan!

Sebelum baca, bayar parkir dulu! Dilarang sider, hargai penulis.

Tutor bayar parkir = pencet bintang dipojok kiri bawah!

Makasih!

Ready? 

Selamat membaca...

Salam sayang dari Alya♡

_____________________________________

❛❛ Bisakah kita beri kesempatan untuk orang yang sering ingkar?❜❜

"WOY GUYS, ADA YANG KECELAKAAN DI DEPAN SMA!!!" pekik seseorang menggemparkan seisi kelas XI Mipa 4.

Baik Abay, Abim, Rey, maupun Alan dan juga Tegar mereka sontak saling pandang.

"AYLA!" seru mereka berbarengan.

Tak bisa dipungkiri kenapa mereka punya pemikiran yang sama. Dari semenjak sadar bahwa Ayla belum juga datang di sekolah kekhawatiran tak luput mereka rasakan.

Tak butuh waktu lama untuk Tegar bisa sadar dari keterkejutannya, cowok itu langsung berlari keluar kelas untuk mencari keberadaan Ayla. Entah kenapa, firasatnya tidak enak.

Selang beberapa menit, para inti anggota Geng Savage yang lain juga ikut menyusul Tegar. Mereka tentu tidak bisa tenang jika belum melihat keadaan Ayla secara langsung.

"Bay, tungguin napa!" racau Abim disela-sela larinya.

"Ck, lama lo!" decak Abay acuh.

"Akh..." Alan mengusap jidatnya yang tak sengaja bertabrakan dengan kepala Rey. Bukan tanpa alasan, cowok didepannya itu berhenti tiba-tiba membuat langkah Alan juga ikut terhenti seketika.

"Kenapa lo berhenti?" tanya Alan tak habis pikir.

Rey berbalik dan menatap Alan dengan tatapan tajam, "Kalo sampe Ayla kenapa-napa, lo adalah orang pertama yang bakal gue ajak duel, Lan."

Alan tak mengubris, cowok itu melanjutkan larinya meninggalkan Rey dibelakang sana.

"WOY, MAU KEMANA LO PADA?" tanya Satria setengah berteriak. Pandangan cowok itu tak luput memperhatikan beberapa orang berlarian disepanjang koridor kelas 11. Melihat siswa siswi lain mulai berhamburan keluar kelas mau tak mau Satria juga ikut-ikutan.

"1, 2, 3, 4 ..." dahi Satria berkerut saat menyadari jumlah inti kurang satu. Bukahkan harusnya ada 5 orang?

"Jangan-jangan—"

Jika kalian bertanya siapakah yang lebih dulu sampai di tempat kejadian, maka jawabannya adalah Tegar. Kaki cowok itu melemas seiring ia semakin dekat dengan kumpulan para siswa yang entah sedang mengerumuni apa.
"Maaf, permisi..." ucapnya membelah kerumuman.

Matanya membulat dengan sempurna saat melihat seseorang yang tak asing baginya.

"A-Ayla..." suara Tegar bergetar, dengan sisa tenaga yang ada ia menghampiri seorang perempuan yang kini tak sadarkan diri tergeletak diatas aspal.

DIARY LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang