Hay kamu!
Sudah siap untuk membaca kisah Ayla yang penuh luka?
Jangan sampai ketinggalan ya!
Sebelum baca, bayar parkir dulu! Dilarang sider, hargai penulis.
Tutor bayar parkir = pencet bintang dipojok kiri bawah!
Makasih!
Ready?
Selamat membaca...
Salam sayang dari Alya♡
_____________________________________
❛❛Aku mencintai kamu apa adanya, meski kamu mencintai aku seadanya.❜❜
Ayla merasa silau kala sesuatu itu terasa menyorot dari balik kelopak matanya yang masih terpejam.
"Bangun, Pemalas. Dasar anak gak guna."
Perempuan itu perlahan bangkit saat menyadari pemilik suara tadi adalah Aleta—ibunya. Ia terduduk dipinggiran ranjang dengan lemas untuk mengumpulkan sebagian nyawanya.
Tanpa aba-aba Aleta melempar sebuah handuk tepat kedepan muka Ayla. Untung saja, ia dengan sigap menangkapnya.
"Cepetan mandi, habis itu sarapannya buat sendiri. Ibu mau anterin Ariel sama Alana kesekolah. Uang saku kamu udah ditaruh diatas meja." ujar Aleta to the point. Jujur, ia hanya berniat untuk membangunkan putri sulungnya yang tadi masih tertidur. Tak ada alasan lain yang membawanya kesini. Toh, ia juga tidak peduli dengan anaknya.
"S-sarapan buat Ayla...gak ada?" tanya Ayla hati-hati.
Aleta berbalik dan menatap anaknya miris, "Ah, iya. Lupa." ujarnya singkat.
Apa? Ayla tidak salah dengar? Semudah itukah Aleta melupakannya? Muncul berbagai pertanyaan dalam benak Ayla, kenapa Ibunya benar-benar terlihat seperti tidak memperdulikannya? Bahkan, ia hanya ingat membuat sarapan untuk Ariel dan Alana saja."Ibu mau anterin Ariel sama Alana kesekolah?" tanya Ayla sekali lagi.
Aleta menatapnya jengah, "Iya."
"Tungguin, Ayla ikut. Sarapannya nanti aja dikantin. Ayla mandi dul—"
"Kamu kan bisa berangkat sendiri, biasanya juga naik angkot kan? Ayah kamu lagi diluar kota jadi gak usah manja-manjaan!" potong Aleta dengan begitu tegas.
"Tapi kan—"
"Gak ada tapi-tapian. Mandiri, Ayla! Kamu itu anak pertama." sela Aleta tak mau dibantah.
Ayla menatap kepergian Aleta dari kamarnya, apa tadi katanya? Mandiri? Kapan Ayla tidak mandiri? Bahkan ia sudah belajar mandiri dari sejak kecil berkat tuntutan Aleta. Ia sudah terbiasa ditinggal sendiri dirumah, ia sudah biasa hidup mandiri karna Aleta sibuk mengurus Ariel dan Alana sampai lupa padanya,ia sudah terbiasa merasakan sakit sendiri dan sembuh sendiri, bahkan sekarang Ayla sudah sembuh dari phobia gelapnya. Tapi kenapa usahanya tidak pernah puas dimata Aleta?
Sekilas tentang phobia gelap yang diderita Ayla, saat umurnya sekitar kelas 3 SD Ayla terkenal sangat penakut, apalagi saat mendengar suara petir! Saat itu pulang sekolah Ayla mengamati para orang tua murid yang menjemput anak-anak mereka ada yang membawa payung, ada yang memakaikan jas hujan, dan ada yang dijemput pakai mobil agar tidak kehujanan. Tapi sial, senyumnya pudar saat menyadari tidak ada Aleta disana. Mungkinkah dia sedang menjemput adiknya? Dengan berat hati ia melepas sepatu dan menentengnya sambil berlari diatara genangan air hujan, langit sudah mulai gelap gulita, takut dimarahi Ibunya karna basah kuyup, maka Ayla memutuskan untuk pulang sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY LUKA
Novela Juvenil╭──────────• ☽ ~ ' : ☆゚. •───────────╮ ▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭ ───• ﹀ ❛ ࣪ ͎DIARY ࣪LUKA˖ ៍ོ⃨̇❛ 🈀۪۪̥•─── Ini bukan cerita anak brokenhome yang jadi korban dari keegoisan kedua orang tuanya yang bercerai, ini adalah cerita te...