22. Berbeda

372 58 2
                                    

Hay kamu!

Sudah siap untuk membaca kisah Ayla yang penuh luka?

Akhir tahun up double sabi kali ya? Wkwk 

Yang udah napakin jejak mata dilapak ini, follow dulu Authornya. Yakali kamu baca cerita ini tapi gak follow aku xixixi

Wajib banget ya! Karna aku akan umumin info up tiap part di wall^^

Jangan sampai ketinggalan!

Sebelum baca, bayar parkir dulu! Dilarang sider, hargai penulis.

Tutor bayar parkir = pencet bintang dipojok kiri bawah!

Makasih!

Ready? 

Selamat membaca...

Salam sayang dari Alya♡

____________________________________

❛❛ Berbeda keyakinan bukan menjadi alasan untuk tidak saling jatuh cinta, karna Tuhan-lah yang buat rasa itu ada.❜❜

"Ay, are you okay?" tanya Tegar khawatir.

Cowok itu sudah menunggunya dari tadi diluar UKS. Tadinya dia ingin masuk menemani Ayla tapi ia teringat dengan ucapan cewek itu beberapa jam lalu untuk jangan terlalu bersikap berlebihan agar Alan tidak curiga.

Untung saja Tegar orangnya penyabar, jika bukan karna permintaan Ayla pasti ia sudah memukuli Alan hingga babak belur. Tapi, Tegar juga sadar dia tidak punya banyak hak untuk terlalu mencampuri urusan mereka berdua. Seperti kata Ayla, dirinya 'cuma' tetangga. Tidak lebih.

"Kenapa lo begitu khawatir sama Ayla?" tanya Alan heran.

"Karna gue tetangganya." jawab Tegar cepat.

"Gak usah terlalu berlebihan, Ayla cewek gue." tekan Alan tegas.

Tegar tertawa, tapi bukan tertawa biasa. Mungkin meledek lebih tepatnya, "Hh, cewek lo?"

"Kok tadi gak jemput?"

"Bukan urusan lo." ucap Alan dingin.

"Gar, jangan mulai." kata Ayla mendelik tajam. Filingnya selalu tidak enak jika Tegar dan Alan bertemu, meski masalah sepele pun pertemuan mereka selalu berujung dengan pertengkaran. Ayla tidak mau ada salah satu dari keduanya yang terluka nanti. Maka dari itu ia harus jadi penengah.

Tegar maju selangkah ia menepuk bahu Alan pelan, "Lain kali kalo gak becus jadi pacar, biar gue yang jagain Ayla." bisiknya tepat ditelinga Alan.

"Gar!" sentak Ayla mengingatkan. Ayla makin panik kala mendapati kedua tangan Alan mengepal. Tegar ini memang susah dibilangin. Benar-benar tidak bisa diajak kompromi!

Cowok itu tersenyum lebar saat berhasil memancing emosi Alan. Ia berniat memberi sedikit gertakan agar Alan sadar betapa tidak pantasnya dia untuk Ayla. Namun, saat akan pergi Alan justru menarik kerah bajunya membuat Tegar berbalik. Cowok itu menatap Tegar dengan tajam sambil memperlihatkan urat-urat tangan dan rahangnya yang menonjol tanda menahan amarah.

DIARY LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang