16. Perisai Ratu Geng Savage

352 52 0
                                    

Hay kamu!

Sudah siap untuk membaca kisah Ayla yang penuh luka? 

Jangan sampai ketinggalan ya!

Sebelum baca, bayar parkir dulu! Dilarang sider, hargai penulis.

Tutor bayar parkir = pencet bintang dipojok kiri bawah!

Makasih!

Ready? 

Selamat membaca...

Salam sayang dari Alya♡
_____________________________________

❛❛Beragam belum tentu beda, berwarna bukan tidak sama.❜❜

"Apa-apaan sih lo?!" Ayla menghempaskan tangannya dari cowok aneh itu.

"WOY! JAUH-JAUH LO DARI AYLA!" teriak Satria dengan inti Geng Savage yang lain.

Keempat cogas terkece se-SMA Cakrawala itu kompak mendatangi lapangan untuk menjadi tameng yang sedia 24 jam menjaga Ratu mereka—lebih tepatnya Ratunya Geng Savage, yaitu Ayla.

Cowo dengan dasi yang terikat dikepalanya menempati posisi paling depan untuk memberi jarak antara Ayla dan Tegar. Seketika Tegar meneguk saliva dengan susah payah kala melihat body mereka yang lebih cocok disebut sebagai Bodyguard itu. Ia tak menyangka Ayla yang dulunya susah bergaul dengan orang lain dan hanya memiliki satu teman yaitu dirinya. Sekarang memiliki banyak koneksi bahkan pengawal pribadi.

"Dia ngapain lo, Ay?" tanya Rey dengan raut wajah khawatir.

"Dia gangguin lo, ya?" tebak Abim.

"Lo disentuh sama dia?" tambah Abay.

"Jawab, Ay. Biar gue gorok sekalian lehernya kalo iya!" ujar Satria dengan menggebu-gebu.

"Anak sekolah mana lo?" tanya Satria ketus.

"Lo bukannya anak baru itu, ya?" tanya Abim saat tiba-tiba teringat kejadian kemarin.

"Owh iya...gue inget! Bang Sat, dia tuh yang dari kemarin gangguin Ayla. Ngaku-ngaku sahabat masa kecilnya lagi, halu banget kan tuh orang!" kata Abay mengadu.

"Eh, gue emang sahabat masa kecilnya ya! Catet. Lo pada kalo gak tau apa-apa mending diem gausah ikut campur!" bela Tegar.

"Berani lo sama kita?" tantang Rey sambil memandang sengit lawannya.

"Selagi lo gangguin Ratunya Geng Savage, lo..." tunjuk Satria tepat didepan muka Tegar.

"—berurusan sama gue." ujar cowok itu penuh penekanan.

"Sama gue juga." kata Abay ikut-ikutan.

"Gue juga!" sambung Abim.

"Gue jangan lupa." tambah Rey.

"Halah...gajelas lo pada!" sarkas Tegar pada keempat orang didepannya.

"Lo yang gak jelas sialan!" geram Satria menarik kerah baju Tegar hingga kusut tak berbentuk.

"Lepas anjing!"

Bugh

Sebuah bogeman mentah mendarat mulus mengenai wajah paripurna Satria. Satria yang belum sempat berjaga-jaga terpaksa harus kecolongan, sampai tersungkur ketanah dengan mengenaskan.

DIARY LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang